RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017

http://smkindonesia1.blogspot.com
RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dasar Desain Grafis Kelas 10 SMK kurikulum 2013 Revisi 2017 Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi Program Keahlian Teknik Komputer dan Informatika Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (C2) Jam Pelajaran : 144 JP (@ 45 Menit)

Kendala dalam menyusun RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 adalah masalah yang seringkali dihadapi dalam kehidupan pembelajaran para guru khususnya guru mata pelajaran bahasa arab. Banyaknya kendala dalam penyusunan ini menyebabkan guru menjadi malas. Malas dalam arti kata malas menyusun RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017. Padahal sebagaimana yang kita ketahui, seorang guru itu diharuskan dan diwajibkan untuk menyusun RPP dan perangkat pembelajaran lainnya.

RPP kepanjangan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebuah kata-kata singkat yang sederhana, Pada RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 inilah rencana pembelajaran guru tertuang. Guru dalam pembelajarannya yang sudah pasti memiliki tujuan-tujuan yang disebut tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan bersenjatakan RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017, jika RPP bisa dianalogikan sebagai senjata, apa jadinya guru berperang tanpa menggunakan senjata?

Mengingat pentingnya peran RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 bagi para guru, maka akan sangat fatal apabila guru tidak menyusunnya. Sekarang mari memikirkan jawaban dari pertanyaan berikut: Apa sih yang membuat guru malas dalam menyusun RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 ?
Jawaban dari pertanyaan di atas sudah barang tentu mengarah pada penyebab dari sulitnya guru dalam menyusun RPP.

Baca Juga:

👉 RPP Fisika Pertanian Kelas 10 SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017
👉 RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017
👉 RPP Seni Budaya Kelas X SMK Kurikulum 2013 Revisi 2017
👉 RPP Konstruksi Jalan dan Jembatan Kelas 11 SMK Kurikulum 2013 Revisi 2017
👉 RPP Ekonomi Bisnis Kelas 10 SMK Revisi 2017
👉 RPP Administrasi Transaksi Kelas 11 SMK Revisi 2017


Secara umum kesulitan dalam penyusunan RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 dirincikan sebagai berikut.

Kesulitan pertama, guru belum memahami benar seluk-beluk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Jika guru belum memahami benar seluk-beluk penyusunannya, maka secara otomatis rasa malas akan muncul ketika hendak menyusunnya. Sebenarnya ini adalah alasan klasik, karena pada tahun-tahun ini pemerintah sudah menggalakkan berbagai program sosialisasi yang menyangkut penyusunan RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017.

Kesulitan kedua, perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum akan berimbas kepada perubahan susunan komponen dalam RPP. RRPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 disusun mengikuti kaidah-kaidah dalam kurikulum. Kurikulum yang berlaku sekarang adalah Kurikulum 2013 Revisi 2017. Ini artinya RPP Kurikulum 2013 yang disusun sekarang akan berbeda susunannya dengan RPP pada kurikulum sebelumnya (KTSP). Perubahan ini seringkali menyulitkan guru dalam menyusun perangkat Pembelajaran.

Kesulitan ketiga, minimnya penguasaan teknologi komputerisasi para guru. Guru pada generasi-generasi terdahulu (atau yang disebut sebagai guru-guru yang berusia tua) rata-rata gagap akan teknologi komputerisasi. Segala pekerjaan yang menyangkut penyusunan kata-kata dalam suatu teks, termasuk dalam menyusun RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017, akan sangat mudah jika dikerjakan dengan bantuan komputer maupun laptop. Bayangkan saja jika RPP Bahasa Arab Kelas IX MTs Kurikulum 2013 Revisi 2017 yang kini bisa dicopy-paste dari file buku guru harus ditulis manual dengan tangan. Pasti akan memakan waktu yang cukup lama, dan pastinya akan menjadi permasalahan yang menyulitkan guru.

Untuk membantu meringkankan kesulitan dan tugas para rekan guru dalam menyusun RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 berikut ini saya berikan RPP Dasar Desain Grafis Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 sebagai bahan rekomendasi dan acuan bagi para rekan guru dalam menyusun RPP dan perangkat pembelajaran lainnya.

Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 8 Proses Kerja Dan Pengujian Prototype

ttps://smkindonesia1.blogspot.com
Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 8 Proses Kerja Dan Pengujian Prototype

BAB 8 PROSES KERJA DAN PENGUJIAN PROTOTYPE

KOMPETENSI INTI
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan factual, konseptual, operasioanl lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas sepsifik secara mandiri.

KOMPETENSI DASAR
3.8 Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
4.8 Membuat prototype produk barang/jasa
3.9 menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa
4.9 Menguji prototype produk barang/jasa

A. Pembuatan Prototype Produk Kreatif Gypsum dan Pilar Bangunan
Baiklah sekarang kita akan membahas mengenai langkah-langkah pembuatan prototype produk bangunan berupa gypsum dan pilar bangunan, simak dengan saksama supaya anda bisa membuatnya.
1. Pembuatan Prototype Gypsum
Cara-cara membuat Prototype Gypsum dijabarkan sebagai berikut ini.
a. Alat Pembuatan Gypsum
Supaya bisa membuat Prototype Gypsum maka tentu harus menggunakan beberapa alat, di antaranya sebagai berikut.
1) Ember atau alat sejenisnya.
Saat pembuatan Prototype Gypsum ember dipakai sebagai tempat untuk mengaduk casting dengan air. Jika ember tidak ada maka bisa menggunakan alat lain yang sejenis, yang penting bisa dipakai sebagai tempat mengaduk.
2) Kuas
Kuas juga dibutuhkan dalam membuat gypsum, kuas ini digunakan untul meratakan minyak pada sebuah cetakan. Perlu anda pahami bahwa jenis kuas yang baik, yaitu yang ujung bulunya bercabang dua atau bercabang tida. Pada dasarnya kuas yang memiliki bulu bercabang memiliki kemampuan daya serap yang tinggi pada minyak sehingga pemakaiannya bisa lebih lama dan tidak harus sering mencelupkan pada minyak.
3) Timbangan
Timbangan dipakai sebagai alat mengukur jumlah casting yang akan di gunakan untuk mencetak gypsum.
4) Gelas ukur
Kegunaannya yaitu sebagai alat untuk menakar air yang akan dipakai untuk mencetak gypsum.
5) Sarung tangan karet
Supaya saat membuat gypsum amat tidak terkena efek zat kimia dalam campuran gypsum maka hendaknya memakai sarung tangan karet. Sarung tangan karet ini fungsinya untuk melindungi tangan pada saat mengaduk bahan pembuatan gypsum.
6) Sekop
Saat membuat gypsum sekop di pakai sebagai alat pengaduk pada saat pencampuran antara casting dengan air, supaya hasilnya merata.
7) Rakel
Rakel berfungsi untuk meratakan larutan casting pada sebuah sisi cetakan.
8) Cetakan
Untuk membuat Prototype gypsum, dan perbuatan secara massal nantinya memerlukan sebuah cetakan. Cetakan gypsum bermacam-macam yang ada bentuknya oval dengan berbagai macam ornament, bulat/lingkungan, dan “profil”.

b. Bahan Pembuatan Gypsum
Dalam pembuatan Prototype gypsum ini ada beberapa bahan yang harus dipersiapkan, sebagai berikut.
1) Casting
Casting yaitu salah satu bahan pembuat gypsum yang memiliki bentuk seperti bubuk lembut dengan warna putih. Casting yang baik adalah casting dengan bentuk bubuk yang makin lembut dan dengan warna yang makin putih.
2) Roving
Roving yaitu salah satu bahan pembuatan gypsum yang dipakai sebagai bahan penguat pada waktu pencetakan. Roving
Bentuknya seperti serabut yang sudah tertata rapi sehingga nantinya jika ingin digunakan tinggal memotongnya sesuai ukuran dengan yang diinginkan.
3) Air
Air juga merupakan salah satu bahan dalam pembuatan gypsum, yaitu digunakan sebagai bahan untuk mencampur casting. Air yang digunakan harus air tawar tidak boleh air asin/air laut. Karena air yang mengandung kadar garam yang tinggi menyebabkan gypsum tidak tahan lama atau mudah pecah.
4) Minyak
Minyak yang digunakan dalam pembuatan gypsum bisa dibuat dengan menggunakan bahan lemak dari binatang lembu atau kerbau yang dipanaskan atau dimasak sekitar 5 menit sampai lemak itu mencair kemudian campurkan dengan solar dengan perbandingan 2 : 1, kemudian dimasak lagi sekitar 5 menit sambil di aduk agar kedua cairan itu menyatu sehingga menjadi sebuah minyak yang sudah siap digunakan. Dengan penggunaan minyak yang dibuat dari bahan lemak sapi akan menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan, yaitu tetap akan berwana putih dan bersih tidak bercampur dengan warna minyak.
5) Tali
Saat pembuatan gypsum tali dipakai sebagai pengait gypsum untuk digantungkan setelah dilepas dari cetakan untuk itu tali yang dipilih harus kuat, bisa tali raffia atau sejenisnya.

c. Proses Pembuatan
Pembuatan Prototype gypsum harus dibuat secara bertahap secara runtut dan benar supaya dapat menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan serta kualitas baik dan bagus. Tahap-tahap proses pembuatan gypsum sebagai berikut.
1) Pengadukan bahan gypsum
Dalam pembuatan Prototype gypsum, untuk langkah pertama diawali dengan pengadukan bahan gypsum. Adapun bahan yang digunakan untuk proses pengadukan, yaitu casting dan air tawar.
Sementara itu, alat yang dipersiapkan sebagai berikut.
a. Timbangan
b. Gelas ukur
c. Ember
d. Sekop

Proses tahap pengadukan bahan gypsum ini dilaksanakan sebagai berikut.
a. Persipakan sebuah cetakan gypsum yang akan dipakai membuat gypsum dalam kedaan bersih dan kering.
b. Lalu cetakan diolesi minyal yang telah dibuat agar gypsum tidak melekat dan mudah dilepaskan dari cetakan.
c. Persiapan bahan dengan cara menimbang casting dan menakar air yang akan dipergunakan sesuai dengan bentuk ukuran gypsum, dengan perbandingan 1 : 2, artinya jika kita menggunakan casting 2 kg maka untuk airnya 1 liter.
d. Selanjutnya masukkan casting yang sudah ditakar ke dalam ember, setelah itu baru diberikan air. Tunggu 5 menit, supaya kekentalan air merata.
e. Lalu setelah 5 menit baru kita aduk dengan menggunakan sekop sampai benar-benar rata.
2) Penuangan bahan Gypsum ke dalam cetakan
Proses penuangan bahan gypsum ke dalam cetakan ini dilaksanakan dengan cara berikut ini:
a. Langkah awal persiapkan dulu cetakan pada tempat yang datar supaya nantinya adonan yang dituangkan betul-betul merata.
b. Kemudian lakukan penuangan adonan ke dalam cetakan gypsum secara pelan-pelan hingga merata dengan ketinggian kurang lebih 1 cm dari tepi cetakan, jadi tidak semua adonan tadi kita tuangkan ke dalam cetakan.
3) Pemasangan Roving
Proses pemasangan Roving ini dilaksanakan dengan cara berikut ini.
a. Lakukan pemotongan Roving kira-kira 25 cm yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran cetakan dua tali.
b. Selanjutnya ambil roving yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran kemudian kita letakkan roving tersebut ke dalam cetakan.
c. Tebarkan roving ke dalam cetakan yang sudah diisi adonan secara merata.
d. Rapikan tepi cetakan dari roving yang mungkin menjuntai keluar dengan memakai rakel
e. Khusus untuk salah satu ujung sisi, kita sisakan roving yang tadi untuk mengaitkan tali penggantungnya. Jadi, tidak semua tepi cetakan kita rapikan dari roving
f. Selanjutnya sisa roving kita gulung sekali kea rah dalam cetakan sehingga membuat tali tadi menjadi melingkar
g. Kemudian tuangkan sisa adonan tadi ke dalam cetakan gypsum sampai penuh.
h. Keringkan sampai kurang lebih 30 menit.
4) Pelepasana Gypsum dari Cetakan
Langkah melepas gypsum dari cetakan dengan langkah sebagai berikut.
a. Setelah kurang lebih 30 menit, maka gypsum pastinya kering dan siap untuk dilepas dari cetakan. Sedangkan cara pelepasan gypsum sendiri di bagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Cetakan model lurus (lis profil)
Untuk cetakan model lurus pelepasan dimulai dari salah satu ujung dengan membukanya secara perlahan-lahan, kemudian kita gerakan telapak tangan kita hingga ujung yang satunya lagi, sampai semua gypsum terlepas.
2) Cetakan oval/melingkar (Panel gypsum)
Yaitu dengan cara diketukkan pelan-pelan dan hati-hati secara menyeluruh ke semua bagian cetakan sampai gypsum terlepas. Setelah gypsum terlepas, gantungkan untuk menambah kekeringannya.

2. Pembuatan Prototype Pilar
Banyak cara membuat prototype pilar bangunan semua tergantung ide dan inspirasi masing-masing wirausaha dan desainernya. Berikut ini disajikan salah satu cara membuat cetakan pilar bangunan, khususnya untuk rumah.
a. Alat dan Bahan
Pertama-tama bahan yang disiapkan sebagai berikut.
1) Semen
2) Pasir yang sudah diayak halus
3) Besi ukuran 5 mili untuk rangka samping
4) Air
Sementara itu, alat tukang bangunan yang dibutuhkan utnuk membuat pilar bangunan, sebagai berikut.
1) Cetok
2) Benang
3) Meteran
4) Sampel/ contoh tiang yang ingin dibuat cetakannya
b. Prosedur Pembuatan cetakan
Adapun proses pembuatan cetakan pilar bangunan sebagai berikut.
1) Sampel atau contoh tiang dibagi menjadi dua sama persis
2) Kemudian kubur dalam tanah yang rata setengah bagiannya
3) Lalu lumuri dengan oli bagian yang di atas tanah
4) Kemudian lumurilah memakai semen acian hingga rata ke seluruh bagian yang di atas tanah.
5) Selanjutnya, lakukan memplaster dengan campuran semen dan pasir dan ditambahkan kawat di bagian samping (disarankan adonannya lebih banyak semen agar lebih keras)
6) Tunggu hingga kering lalu angkat dari tanah atau minimal dua minggu
7) Cetakan sudah siap dipakai

c. Prosedur membuat pilar
Setelah cetakan selesai maka langkah selanjutnya mebuat pilar bangunan tersebut.
1) Buatlah adukan semen dan pasir halus
2) Siapkan cetakan pilar bangunan tersebut, lalu lumurilah cetakan dengan minyak bisa memakai oli agar adukan tidak melekat dengan cetakan.
3) Tuang adukan pada cetakan pilar bangunan tersebut
4) Selanjutnya, hasil cetakan di jadikan satu sehingga pilar bangunan menjadi satu bagian utuh, yang direkatkan memakai semen.
5) Lalu ampaslah pilar yang sudah jadi agar halus.
6) Selanjutnya, pilar sudah jadi protype sebagai sampel produk

Baca Juga :

B. Pembuatan Prototype Produk Kreatif Loster dan Bata Ringan
Baiklah sekarang kita lanjutkan membahas mengenai langkah-langkah pembuatan prototype produk bangunan berupa loster dan bata ringan, simak dengan saksama supaya anda bisa membuatnya.
1. Pembuatan Prototype Loster (Angin-angin)
Loster bisa dibuat dari beton (campuran semen dan pasir halus) namun juga bisa di buat dari kayu. Namun saat ini masyarakat lebih suka memakai loster cetakan terbuat dari beton. Loster sendiri mempunyai berbagai bentuk dan desain, yang dikenal masyarakat saat ini adalah Loster padat dengan Loster berlubang. Namun letak perbedaannya hanya di cetakan saja.

a. Bahan Pembuatan Loster Cetakan
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memberi loster cetakan, sebagai berikut.
1) Pasir (ukuran halus sampai 5 mm)
2) Semen
3) Air
4) Kerikil kasar

b. Alat Pembantu Loster Cetakan
Berikut ini alat yang diperlukan untuk kegiatan membuat loster cetakan.
1) Ayakan pasir
2) Kotak adukan
3) Sendok semen
4) Sekop
5) Cangkul
6) Ember dan ember penyiraman
7) Plastik (untuk menjaga kelembapan)
8) Cetakan loster
c. Prosedur Pembuatan Loster
Langkah-langkah membuat loster cetakan sebagai berikut.
1) Ayak pasir pertama dengan ayakan pasir 1 cm2 untuk mendapatkan pasir halus.
2) Lakukan mengaduk beton, dengan memakai perbandingan adukannya yaitu 1 bagian semen bermutu baik + 2 bagian pasir sungai yang bersih + 3 bagian kerikil + air secukupnya.
3) Selanjutnya siapkan alat cetakan.
4) Masukan adonan beton ke dalam ember
5) Kemudian tempatkan bagian bawah cetakan ke tempat yang benar yaitu di tempat berlantai halus dan teduh.
6) Beri oli di bawah dan pada cetakan
7) Selanjutnya tuang adukan beton kedalam cetakan
8) Keringkan adukan cetakan loster, setelah selesai lepaskan loster dari cetakannya.
9) Maka jadilah loster tersebut.

2. Pembuatan Prototype Bata Ringan (Hebel)
Hebel atau bata memilki kekuatan yang berlipat ganda disbanding bata biasa. Secara umum, bata ringan bernama hebel ini memiliki berat jenis kering, yaitu 520 kg/m dan berat jenis normal sekitar 650 kg/m. sementara itu, daya kekuatan tekanan yang dimilikinya melebihi 4,0N/mm dengan kounduktifitas termis 0,14/mK- membuktikan bahan bangunan bernama hebel ini sangatlah kuat dinding sebuah bangunan. Berikut ini disajikan mengenai cara membuat prototype bata ringan.
a. Persiapan alat
Alat yang diperlukan untuk membuat bata ringan sebagai berikut.
1) Cetakan khusus bata ringan
2) Ember
3) Cetok
4) Cangkul
5) Sekop
6) Gerobak sorong angkong
b. Persiapan bahan
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bata ringan sebagai berikut.
1) Semen sebagai bahan pengikat
2) Pasir sebagai bahan pengisi
3) Fly Ash sebagai bahan pengisi
4) Kapur sebagai bahan pengisi
5) Air sebagai bahan pengecer
6) Pasta alumunium sebagai bahan pengembang
7) Prosedur pembuatan
Prosedur membuat prototype bata ringan diuraikan sebagai berikut.
1) Langkah pertama buatlah adukan hebel terlebih dahulu yang terdiri atas binder dan filter berupa campuran pasir, fly ash atau kapur. Jika anda menggunakan fly ash atau kapur atau campuran keduanya tanpa pasir, maka komposisi filter yang diijinkan yaitu 17% dari total adukan hebel.
2) Kemudian tuangkan air secukupnya ke dalam adukan hebel tadi untuk mengencerkannya. Mengenai jumlah air yang ditambahkan ke adukan hebel sebanyak 0,4-0,6 dari total semen yang digunakan.
3) Lakukan pengadukan bahan penyusunan sampai tercampur rata.
4) Lalu setelah adukan bata ringan selesai dibuat, selanjutnya adalah membentuknya dengan menggunakan cetakan khusus.
5) Lalu tuangkanlah pasta adukan hebel tersebut ke dalam cetakan, lalu ratakan seluruh permukaannya.
6) Supaya bisa mongering dan tercetak sempurna, biarkan cetakan ini selama kurang lebih sekitar 12 jam.
7) Lalu di keesokan harinya, bukalah cetakan bata ringan tersebut dengan hati-hati
8) Selanjutnya, pindahkan bata ringan yang masih mentah ini ke tempat pengeringan (curing area) yang terbuka.
9) Lalu pada hari ke-15, bata ringan ini bisa diletakkan di gudang penyimpanan.

C. Menguji Prototype Produk Kreatif Bangunan
Pengujian terhadap produk kreatif bangunan yang telah selesai dibuat merupakan sebuah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk kreatif bangunan yang dibuat sebelum meluncurkan ke pasar yang akan sedang membuat bangunan. Proses menguji prototype produk kreatif bangunan serta logo usaha ini biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.
Proses pengujian produk kreatif bangunan yang baru dan selesai dibuat adalah dengan cara berikut ini.
1. Pengujian Teknis
Pengujian teknis atau tehnical testing berupa sebuah cara menguji dari pembuatan prototype yang berupa logo dan produk berwujud pilar bangunan, loster, gypsum potongan, batu alam cetak cetak dan lain-lainnya sangat penting dilakukan. Cara pengujiannya khusus produk kreatif bangunan berupa barang bisa dilakukan dengan cara melihat produknya tersebut setelah dibuat apakah ada yang retak, dilihat seberapa kuat produk buatan tersebut. Dari pengujian ini dapat menghasilkan sejumlah informasi penting perkiraan usia produk, tingkat keusangan produk. Apabila diperiksa dan diuji terdapat potensi kerusakan yang memerlukan penggantian, dibuat jadwal penggantian yang tepat.
Berikut ini disajikan pengujian teknis produk kreatif bangunan yang dibuat tujuannya untuk mengetahui baik buruk dan mutu produk kreatif bangunan berupa barang seperti bata ringan, pilar, loster, gypsum, batu alam cetak. Di mana cara mengujinya sebagai berikut.

a. Uji Kekerasan
Uji Kekerasan produk kreatif bangunan dilakukan dengan menggoreskan kuku pada permukaan produk kreatif bangunan, yaitu bisa pada pilar, gypsum, bata ringan dan loster. Apabila goresan dengan kuku itu menimbulkan bekas goresan maka kekerasan produk kreatif bangunan yang anda buat berarti kurang baik.
b. Uji Serap Air
Pengujian ini dilakukan dengan cara produk kreatif bangunan diambil dalam keadaan kering mutlak. Selanjutnya, direndam dalam air sampai semua porinya terisi dengan air. produk kreatif bangunan dianggap baik jika penerapan airnya kurang 20%.
c. Uji Bentuk dan Ukuran
Cara menguji bentuk dan ukuran ini yang dilihat adalah hal berikut ini.
1. Kerataan
2. Keretakan
3. Kesikuan
4. Ketajaman
d. Uji Bunyi
Uji bunyi dilakukan dengan memegang produk kreatif bangunan, selanjutnya memukulnya dengan pukulan tidak terlalu keras. Produk kreatif yang baik akan mengeluarkan bunyi yang nyaring. Uji bunyi ini merupakan salah satu parameter kekeringan dari produk kreatif bangunan yang dibuat.
e. Uji Kandungan Garam
Uji Kandungan Garam dilakukan dengan cara merendam sebagian dari produk kreatif bangunan kedalam air, air akan terserap produk sampai ke bagian yang tidak direndam. Selama proses penyerapan air inilah garam-garam pada produk kreatif bangunan ini berupa bercak-bercak putih. produk kreatif bangunan dikatakan baik jika bercak-bercak putih yang menutup permukaan dari 50%.
2. Pengujian Preferensi dan Kepuasan
 
Pengujian jenis ini digunakan untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran produk kreatif bangunan. Pengujian ini juga dipakai untuk membuat tafsiran penjualan awal produk baru kreatif bangunan tersebut.
Cara dari pengujian ini adalah dengan cara surveid an wawancara terhada[ para pelanggan produk kreatif bangunan. Dari hasil survey ini akan diketahui kepuasaan pelanggan dari produk kreatif bangunan yang dibuat. Selain itu, juga mengetahui kelemahan produk yang dibuat. Nantinya dijadikan suatu cara untuk melakukan perbaikan ke depannya.

3. Pengujian Pasar
Pengujian pasar ini juga diperlu dilakukan untuk wirausaha produk kreatif dengan produksi agak besar. Caranya pihak wirausaha produk kreatif bangunan menawarkan sebuah produk kreatif bangunan untuk di jual di wilayah pasar tebatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar di mana produk itu nantinya akan di jual.
Dalam pengujian produk kreatif bangunan ini, wirausahawan akan berusaha mengestimasi empat variable, yakni product trial (percobaan produk), first repeat (pengulangan pembelian pertama), adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Tentunya seorang wirausaha produk kreatif bangunan menginginkan bahwa semua variabel-variabel tersebut menunjukkan tingkat yang tinggi.


Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan BAB 7 Menganalisis Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa

https://smkindonesia1.blogspot.com
Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan BAB 7 Menganalisis Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa

BAB 7 MENGANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

KOMPETENSI INTI
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan factual, konseptual, operasioanl lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas sepsifik secara mandiri.

KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis biaya produksi prototype produk barang/jasa
4.7 menghitung biaya produksi prototype produk barang/jasa
 
A. Pengetahuan Umum Biaya Produksi
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang, maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh wirausahawan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang produk kreatif bangunan tersebut.

1. Unsur-Unsur Biaya Produksi
Menurut objek pengeluarannya, biaya produksi dapat dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut.
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk jadi dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung yang merupakan bagian integral dari produk tertentu. Selain itu, biaya bahan baku adalah harga yang terdiri atas semua bahan yang dikerjakan di dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.
Melihat pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa biaya bahan baku adalah semua biaya yang terjadi untuk bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah di mana biaya bahan baku ini tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja, tetapi di tambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam kedaan siap untuk diolah.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung oleh seorang wirausaha, biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh pengusaha kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan oleh produk tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung dapa diidentifikasikan dengan produktif unit tertentu dari barang jadi. Anggaran tenaga kerja langsung ini harus menunjukkan jam tenaga kerja langsung yang direncanakan.
c. Biaya Overhead
Biaya Overhead merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi seluruh kegiatan usaha dalam proses pencapaian tujuan. Biaya Overhead terdiri atas biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan semua jenis biaya tidak langsung, dan semua jenis biaya pabrik seperti pajak, asuransi, penyusutan, barang persediaan, perbaikan dan pemeliharaan. Biaya Overhead adalah biaya produksi total yang tidak dapat langsung diidentifikasikan pada produk atau pekerjaan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Biaya Overhead merupakan seluruh biaya yang terjadi, kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, baik berupa biaya variable maupun tetap.
Dalam penyusunan anggaran biaya produksi, perlu diperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam anggaran biaya produksi agar dalam realisasinya dapat berjalan dengan mudah kea rah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam jangka waktu yang dianggarkan.
d. Biaya Eksplisit
Biaya Eksplisit adalah sejumlah pengeluaran untuk mendapatkan factor-faktor produksi dan input lainnya yang dibayarkan menggunakan uang.
e. Biaya Inplisit
Biaya Inplisit merupakan biaya yang tidak secara langsung terlihat contohnya biaya penyusutan barang modal.

2. Jenis-Jenis Biaya Berdasarkan Jangka Waktunya
Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.

a. Jangka Waktu Pendek
Biaya jangka pendek adalah jangka waktu di mana sebagian factor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.

1) Biaya Total (Total Cost/ TC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu usaha yang terdiri atas biaya variable dan biaya tetap.
Rumus: TC= TVC + TFC

2) Biaya Variable Total (Total Variabel Cost/ TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan usaha dalam factor produksi dan bersifat variable atau dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan.
Makin banyak produk yang dihasilkan, makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.
Contoh : Biaya bahan baku, upah tenaga kerja, bahan bakar, dan lain sebagainya.
Rumus: TVC= TC-TFC

3) Biaya Tetap (Total Fixed Cost/ TFC)
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.
Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan, biaya penyusutan, dan lain-lain.
Rumus: TFC= TC-TVC

4) Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost/ ATC)
Biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).
Rumus: ATC=TC/Q
Q = jumlah Output yang dihasilkan
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ATC = AVC+AFC

5) Biaya Variabel rata-rata (Average Variable Cost/ AVC)
Biaya variable total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).
Rumus : AVC = TVC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: AVC=ATC-AFC

6) Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya tetap (TFC ) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu bagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).
Rumus : AFC= TFC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: AFC=ATC-AVC

7) Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.

b. Jangka Waktu Panjang
Biaya jangkau waktu panjang merupakan segala factor produksi yang masih dapat berubah-ubah.
Berikut ini dijabarkan jenis-jenis biaya waktu panjang.

1. Biaya Marginal jangka panjang
Biaya marginal jangka panjang ambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit. Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable.
Rumus : LMC = ∆LTC/∆Q dengan LMC = Biaya marginal jangka panjang (Long Run Marginal Cost)
∆LTC= Perubahan Biaya Total Jangka Panjang
∆Q= Perubahan Output

2. Biaya Rata-rata
Biaya total dibagi Jumlah Output. Jadi, rumusnya adalah : LRAC=LTC/Q dengan LRAC = Biaya Rata-rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost) dan Q = Jumlah output.

3. Jenis-Jenis Biaya Produksi jika Dilihat dari Volume Kegiatannya
Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh mengenai hubungan antara terjadinya biaya dan kegiatan bisnis. Telaah dan analisis yang cermat, yang memengaruhi kegiatan bisnis terhadap biaya umumnya akan menghasilkan penggolongan setiap jenis pengeluaran ke dalam biaya tetap, variable, atau semi variable.
Berikut ini dijabarkan jenis-jenis biaya produksi bila dilihat dari volume kegiatannya.

a. Biaya Tetap
Dalam kaitannya dengan ranah ekonomi, biaya tetap adalah beban biaya yang tidak tergantung atas volume produksi yang dihasilkan oleh suatu usaha. Biaya tetap biasanya dipengaruhi oleh waktu, seperti gaji karyawan atau sewa gedung. Biaya tetap juga bisa disebut dengan biaya tambahan. Biaya tetap berbeda dengan biaya variable, karena biaya variable lebih tergantung pada volume produksi suatu perusahaan.
Biaya tetap sendiri didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Biaya tetap bukanlah biaya yang bersifat permanen biaya tersebut bisa berubah-ubah seiring waktu. Namun, mereka tidak bisa di ubah oleh volume produksi yang dihasilkan oleh suatu produk kreatif bangunan.
Jika manajemen mengharapkan permintaan atas produk kreatif bangunan meningkat akan meningkat sampai melebihi kapasitas dari fasilitas produksi saat ini, maka manajemen harus mengupayakan tambahan bahan dan peralatan, dan mungkin tenaga kerja. Akibatnya, wirausaha produk kreatif bangunan akan mengalami peningkatan biaya tetap untuk jenis pengeluaran tertentu harus digolongkan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang kegiatan yang terbatas. Rentang kegiatan yang terbatas ini disebut rentang uang relevan. Total biaya tetap akan berubah di luar rentang kegiatan yang relevan.

b. Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan volume barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu usaha produk kreatif bangunan. Biaya variable adalah sejumlah seluruh biaya marginal. Biaya variable juga bisa disebut dengan biaya normal. Bersama dengan biaya tetap, biaya varibel adalah komponen dalam membentuk biaya keseluruhan. Tidak semua biaya variable termasuk ke dalam biaya langsung. Biaya variable juga bisa disebut dengan biaya unit karena setiap unit produksi memiliki biaya yang berbeda-beda.
Jumlah biaya variable dapat mempengaruhi banyak factor, di antaranya, biaya tetap, lamanya suatu proyek yang dilakukan usaha produk kreatif bangunan, ketidakpastian, dan rentang potongan harga atas suatu produk. Agar bisa menghitung pengaruh atas biaya variable.

1) Jenis-jenis Biaya Variable
Jenis biaya variable dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Biaya variable total atau Total Variable Cost (TVC)
Biaya variable total merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkan selama masa produksi output dalam jumlah tertentu untuk memperoleh factor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Dimisalkan bahwa factor produksi yang dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakan memperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000. bahan-bahan mentah merupakan variable yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi. Makin tinggi produksi, makin banyak bahan mentah yang diperlukan. Oleh sebab itu, biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.

b. Biaya Varible Rata-Rata/ Average Variable Cost (AVC)
Biaya variabel rata-rata merupakan nilai biaya yang diperoleh dari perhitungan biaya variable dibagi dengan jumlah produksi. Dalam praktiknya, hubungan antara kegiatan produksi dan biaya variable yang ditimbulkannya biasanya dianggap seakan-akan bersifat linear. Total biaya variable dianggap meningkat dalam jumlah yang konstan untuk peningkatan setiap unit kegiatan.
Namun, hubungan yang sebenarnya sangat jarang bersifat, linear secara sempurna pada seluruh tentang relevan yang memungkinkan. Misalnya, pada saat volume kegiatan meningkat sampai ke tingkat tertentu, barangkali manajemen akan menambah mesin produksi yang baru. Akibatnya, biaya kegiatan per unit akan berbeda-beda pada berbagai tingkat kegiatan. Per unit akan berbeda-beda pada berbagai tingkat kegiatan. Meskipun demikian, dalam rentang relevan tertentu, hubungan antara kegiatan dan biaya variabelnya kurang lebih bersifat linear.

2) Karakteristik Biaya Variable.
Biaya variable memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut:
a) Jumlahnya bisa berbeda-beda, tergantung dari volume produksi di dalam suatu usaha produk kreatif bangunan.
b) Biaya variable biasanya bersifat konstan jika dibandingkan dengan volume produksi suatu usaha produk kreatif bangunan.
c) Biaya variable adalah biaya yang mudah dilacak
d) Setiap manajer bisa membuat siasat dalam mengontrol besar kecilnya Biaya variable.

c. Biaya Semi Variable
Biaya semi variable, atau biaya campuran adalah biaya yang merupakan campuran dari biaya tetap dan biaya variable. Biaya semi variable bersifat tetap dalam tingkatan produksi atau konsumen tertentu, namun berubah menjadi biaya variable ketika tingkat konsumsi atau produksi melebihi standard yang ditentukan.
Dalam analisis biaya semi variable, biaya semi variable yang memiliki biaya tetap rendah akan lebih diminati oleh pengusaha produk kreatif bangunan, karena biaya semi variable yang memiliki biaya tetap rendah akan memiliki titik impas yang rendah pula.
Contoh dari biaya semi variable adalah lembur produksi. Mengapa demikian, karena gaji karyawan adalah biaya tetap yang digabung dengan biaya variable, jika penggunaan internet melebihi standar yang ditentukan, karena akan terdapat biaya tambahan atas penggunaan yang melampaui batas yang ditentukan.
Kendaraan juga dapat termasuk ke dalam biaya semi variable . kendaraan memiliki biaya tetap seperti asuransi dan penyusutan. Namun, beban seperti bahan bakar dan perawatan kendaraan bisa termasuk ke dalam biaya variable.
Agar lebih mudah dalam menganalisis biaya semi variable, kita harus memisahkan antara biaya tetap dan biaya variable. Berikut adalah metode-metode dalam pemisahan antara biaya tetap dengan biaya campuran.

1) Metode Engineer (Engineering method)
Metode Engineer adalah suatu metode pemisahan biaya campuran, yang digunakan bila analisis biaya tidak mempunyai pengalaman di masa lalu. Metode ini diterapkan untuk pemisahan biaya pertama kali, misalnya untuk usaha produk kreatif baru atau untuk jenis biaya baru. Metode ini dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.

a) Metode Penghentian Kegiatan (Stand By Method)
Metode pemisahan biaya dengan menghentikan kegiatan operasi secara total dan penghentian ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dengan metode penghentian kegiatan, maka seluruh kegiatan operasi akan dihentikan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, dan pada saat operasi dihentikan akan bisa diketahui berapa biaya masih harus dikeluarkan walaupun kegiatan tidak ada. Secara umum, metode ini bisa dipisahkan dengan prosedur sebagai berikut.
1) Seorang wirausaha menghentikan kegiatannya dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan.
2) Pada waktu tidak ada kegiatan dihitung biaya-biaya yang masih tetap dibayar dan jumlah ini diketahui sebagai biaya tetap.
3) Saat berjalan kembali kegiatan usaha produk kreatif bangunan akan dihitung jumlah totalnya.’
4) Biaya total dalam butir tiga dikurangi biaya tetap merupakan biaya varibel.

b) Metode Gerak dan Waktu (time and motion study method)
Metode ini merupakan metode yang bisa digunakan ahli teknik, analisis biaya akan mengadakan beberapa percobaan setiap unsur kegiatan dan dilakukan dalam beberapa waktu tertentu.

2) Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)
Metode ini mempunyai cara dalam pemisahan biaya variable dan biaya tetap sebagai berikut.
a) Seorang wirausaha memilih kapasitas tertinggi dan kapasitas terendah dari kegiatan operasinya.
b) Menghubungkan biaya pada saat kapasitasnya tertinggi biaya kapasitas rendah.
c) Menghitung biaya variable per unit kapasitas dengan rumus:

Notasi:
BT = Biaya pada kapasitas tertinggi
BR = Biaya pada kapasitas terendah
KT = Kapasitas Tertinggi
KR = Kapasitas Terendah
BVU = Biaya Variabel per unit.
Menghitung biaya tetap total dengan rumus :

Notasi:
BTT = Biaya Tetap Total
BT = Biaya pada kapasitas tinggi
KT = Kapasitas Tertinggi
BVU = Biaya Variabel per unit
 
B. Menggambar Biaya Produksi
Baiklah sekarang kita akan membahas mengenai kurva biaya produksi simak dengan saksama supaya memahaminya.
1. Memahami Gambar Kurva Biaya Produksi

Pada gambar di atas menunjukan cara menggambar biaya produksi dilakukan dengan Metode Statistik.
Dalam Metode Statistik, Biaya semi variable dipecah menjadi biaya variable dan biaya tetap dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yaitu:
Trend garis variable diperoleh dengan menarik garis trend yang melalui Biaya semi variable pada berbagai tingkat aktivitas.

Rumus kurva biaya produksi:

Baca Juga:
Pergeseran pada kurva biaya produksi ditentukan oleh dua factor, yakni sebagai berikut.
1) Teknologi itu sendiri
Esensinya, perubahan teknologi akan berpengaruh terhadap produktivitas dan sekaligus biaya. Perubahan teknologi yang menyebabkan meningkatkan produktivitas; menyebabkan turunnya average dan marginal product atau pergeseran ke atas kurva MP dan AP dan sekaligus pergeseran ke bawah MC dan AC. Jika perubahan teknologi menyebabkan pergesaran input kepada modal, maka FC meningkat dan VC menurun. Pada kasus ini ATC meningkat pada awalnya dan makin menurun pada tingkat output yang lebih tinggi.
2) Harga input/ biaya produksi
Peningkatan biaya input akan menggeser ke atas kurva- kurva
Biaya. Meningkatnya Fixed Cost menggeser ke atas kurva total cost (TC). Dan average total cost (ATC) tetapi tidak untuk kurva marginal cost (MC). Bila peningkatan terjadi pada variable cost semua kurva termasuk marginal cost (MC) akan bergeser ke atas.

2. Skala Ekonomis dan Tidak Ekonomis
Dalam periode produksi jangka panjang ada kecendrungan bahwa pada tingkat permulaan dengan makin diperluasnya skala usaha akan meningkatkan efisiensi usaha, tetapi mulai titik tertentu perluasan usaha yang lebih lanjut akan berakibat makin menurunnya efisiensi usaha secara keseluruhan . skala usaha di mana tingkat efisiensi usaha produk kreatif bangunan mencapai nilai tertinggi disebut dengan skala usaha yang optimal (optimum scale of plant). Skala usaha yang optimal secara grafis terlihat pada saat kurva biaya total per satu unit output jangka panjang (LRAC) mencapai nilai minimum. Jumlah output dimana LRAC mencapai nilai minimum disebut tingkat output optimal (optimum rate of output).

a) Skala Ekonomis
Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomis apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi makin rendah. Produksi yang makin tinggi menyebabkan usaha produk kreatif bangunan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan produksi bertambah efisien. Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva yang makin menurun apabila produksi bertambah.
Beberapa factor penting yang menimbulkan skala ekonomi sebagai berikut.
1) Spesialisasi factor-faktor Produksi
2) Penghargaan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain
3) Memungkinkan produk sampingan (by-products) diproduksi
4) Mendorong perkembangan usaha lain
5) Penggunaan intensif personil dengan keahlian yang lebih banyak dan penggunaan modal yang lebih banyak.

b) Skala Tidak Ekonomis
Skala tidak ekonomis terjadi ketika ukuran usaha berlebihan. Wirausahawan memang bisa mengingatkan ukurannya untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomis, tetapi keuntungan menghilang ketika usahanya mencapai ukuran tertentu. Skala tidak ekonomi termasuk jangka panjang dan secara jelas harus dibedakan dari pendapatan yang makin berkurang yang timbul dalam jangka pendek.
Beberapa kemungkinan penyebab skala tidak ekonomis sebagai berikut.
1) Kesukaran pengendalian dan pengawasan
2) Pembuatan keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran administrasi
3) Kekurangan motivasi karyawan.
Perubahan dalam permintaan memiliki dampak yang berbeda jik memiliki dampak yang berbeda pula. Pada jangka pendek, peningkatan permintaan meningkatkan harga dan membawa keuntungan, sementara turunnya permintaan akan menurunkan harga dan membawa kerugian. Namun jika usaha produk kreatif bangunan dapat masuk atau keluar pasar dengan mudah, maka dalam jangka panjang jumlah usaha akan selalu berubah hingga tercapai keseimbangan utama ada keuntungan di pasar tersebut.

C. Analisis Biaya Produksi dalam Dunia Produk Kreatif Bangunan.
Dalam bagian ini, kita akan membahas analisi biaya produksi dalam pembuatan produk kreatif bangunan. Biaya pembuatan tersebut nantinya akan menjadi biaya produksi. Biaya yang harus dihitung dalam produksi produk fungsional adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Berikut ini beberapa biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan produk fungsional.

1) Alat Kerja
Pada bidang usaha produk kreatif bangunan, dibutuhkan alat kerja untuk membuat berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat dalam rancang bangun bersetetika tinggi.

2) Tenaga Kerja
Biaya produksi juga termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai keterampilan yang dimiliki pekerja. Biaya produksi ini akan menentukan harga jual produk. Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi.
Untuk lebih memahami kasus tersebut, maka kita bisa melihat salah satu contoh analisis biaya produksi kreatif, yaitu analisis produksi gypsum baik pembuatan produk sampai jasa pemasangannya, ditunjukkan berikut ini.

a. Memahami Konsumen
Peminat gypsum rata-rata adalah masyarakat menengah ke atas yang senang dengan desain interior rumah yang unik. Biasanya untuk mempermanis dinding rumah mereka,bagian sudut antara plafond an dinding ditutup dengan lis profil yang berbahan gypsum. Begitu juga di sisi yang lain, dimana profil dimanfaatkan sebagai garis pemisah di dinding.

b. Proses Produksi
Bisnis gypsum sendiri merupakan sector industri tangga yang masih berskala kecil, dilihat dari jumlah hasil dan bahan yang dipergunakan. Pengelolaan usaha ini tidaklah serumit di perusahaan besar, tetapi menggunakan cara-cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh pemiliknya.
Pada proses pembuatan gypsum, bahan utama yang digunakan adalah bubuk gypsum. Sebagai campurannya adalah serat fiber.

Dalam pembuatan produk desain interior rumah berbahan gypsum ini, sebelum memasuki proses cetak terlebih dahulu dibuat cetakan dengan berbagai model yang sesuai dengan permintaan pasar. Dilanjutkan dengan pembuatan adonan untuk pembuatan 1 buah profil, 1 gayung air dicampur dengan ½ kg bubuk gypsum dan diaduk. Sebelum adonan dimasukkan serat-serat fiber untuk memperkuat adonan. Selain itu, ditutup lagi dengan adonan yang tersisa, kemudian cetakan ditutup hingga kondisinya sedikit mengeras. Bahan tercetak dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan selama 2-3 hari. Begitu pula dengan cetakan plafon.

3) Pemasaran
Pemasaran gypsum dapat dilakukan kerjasama dengan beberapa kontraktor yang bisa membuatkan pesanan rumah maupun bangunan. Anda dapa juga menyediakan jasa pembuatan gypsum untuk para kontraktor. Selain itu untuk memperluas usaha Anda bisa juga memasarkan melalui iklan di media cetak, media elektronik maupun media online yang menyediakan kolom iklan usaha.

Untuk lebih jelasnya lagi silahkan unduh Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan BAB 7 Menganalisis Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa 👉 disini

Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 6 Analisis Lembar Kerja Pembuatan Prototype Produk Kreatif

smkindonesia1.blogspot.com
Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 6 Analisis Lembar Kerja Pembuatan Prototype Produk Kreatif

BAB 6 ANALISIS LEMBAR KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK KREATIF BANGUNAN

KOMPETENSI INTI
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan factual, konseptual, operasioanl lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas sepsifik secara mandiri.

KOMPETENSI DASAR
3.6 Menganalisis lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan prototype produk barang/jasa
4.6 Membuat lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan prototype produk barang/jasa


A. Logo Usaha Produk Kreatif Bangunan
Logo atau tanda gambar (picture mark) merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau usaha maupun organisasi. Logo type atau tanda kata (word mark) merupakan nama lembaga, usaha atau produk, yang tampil dalam bentuk tulisan yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial.
Pada prinsipnya, logo merupakan symbol yang mewakili sosok, wajah, atau ekstitensi syuatu usaha atau produk dari sebuah perusahaan. Selain itu, logo membangun citra usaha dan sering kali dipergunakan untuk membangun spirit scara internal di antara komponen yang ada dalam usaha produk kreatif bangunan tersebut. Sebuah logo yang baik dan berhasil dapat menciptakan sugesti yang kuat, membangun kepercayaan, rasa memiliki, dan menjaga image seorang wirausaha pemilik logo itu. Selanjutnya, logo bahkan dapat menjalin kesatuan dan solidaritas di antara anggota keluarga besar wirausaha itu yang akhirnya mampu meningkatkan prestasi dan meraih sukses demi kemajuan usaha.
Secara visualisasi, logo adalah suatu gambar. Gambar itu bisa berupa berbagai unsur bentuk dan warna. Oleh karena itu, sifat dari apa yang diwakili oleh logo berbeda satu sama lain, maka seyogyanya logo itu memiliki bentuk yang berbeda pula. Penggunaan logo yang dikenal saat ini awalnya hanyalah sekedar berupa lambing, simbol atau maskot yang menggambarkan identitas suatu kelompok, suku, bangsa, atau Negara. Suku-suku bangsa dimasa lalu sering menggunakan mascot bintang seperti beruang, burung, rajawali, dan kuda sebagai simbolik mereka. Maskot-maskot tadi diambil dari apa saja yang dikagumi di sekeliling mereka.
Pengertian logo secara bahasa adalah satu huruf atau lambing (gambar) yang mengandung makna, terdiri atas satu kata atau lebih sebagai lambing atau nama badan usaha dan lain sebagainy. Suatu usaha sebuah organisasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintahan pasti membutuhkan sebuah symbol sebagai pengenal yang dapat dengan mudah dikenal masyarakat.
Logo merupakan elemen yang sangat penting untuk sebuah usaha produk kreatif bangunan atau badan-badan lainnya. Di dalam logo pun terdapat arti dan tujuan dari yang memakainya, baik dari warnanya, gambarnya, tulisannya maupun pembuatannya. Logo bisa diibaratkan dengan wajah. Setiap orang bisa dengan mudah dikenali antara satu dengan yang lain hanya dengan melihat wajah. Begitu juga halnya dengan logo. Logo merupakan sebuah visi penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam bentuk symbol. Berikut ini penjelasannya.

1. Fungsi Desain Logo Bagi Usaha Produk Kreatif Bangunan
Desain logo memiliki fungsi yang cukup penting bagi sebuah usaha terutama produk kreatif bangunan. Di mana logo termasuk dalam program marketing yang dapat menyampaikan pesan kepada klien atau konsumen. Ada banyak logo usaha yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Desain sebuah logo dibuat cukup sederhana, tidak berlebihan supaya tidak terkesan buruk bagi konsumen. Desain logo cukup sederhana tetapi unik dan dapat diterima baik di masyarakat/konsumen. Tujuan pembuatan sebuah logo adalah untuk menyampaikan pesan sebuah produk kepada konsumen.

2. Tujuan Desain Logo
Logo memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut.
a. Bentuk/Marking
Bentuk yang dapat dilakukan penggambaran, seorang desainer logo melakukan penggambaran marking ini dengan teori analog. Bentuk marking dari logo ini biasanya diambil dari sebuah objek yang terkait dengan usaha atau produk yang nantinya akan dibuatkan desain logonya.

b. Menarik Mata/ Eye Cathing
Desain logo harus memiliki nilai tambah dan harus lebih dari Cuma sekedar menarik untuk dlihat. Logo usaha produk kreatif bangunan secara alami harus mampu bersaing dengan banyak gambar logo yang terpampang pada tempat pesaing usaha lainnya.

c. Trend
Perkembangan desain logo akan sangat dipengaruhi oleh Trend dan perkembangan jaman. Seperti trend dalam dunia seni, teknologi atau bisnis usaha maka trend dalam logo ini sering kali mewakili sisi dinamis dari bentuk atau lambang yang diambil oleh seorang wirausaha.
Ada banyak desain logo murah yang mungkin ditawarkan untuk membuat logo usaha produk kreatf bangunan anda. Namun dalam membuat logo usaha, anda haruslah memilih desain yang tepat. Di mana logo haruslah sederhana, tetapi tetap mencolok. Dengan begitu, konsumen akan mudah tertarik. Saat ini makin banyak competitor maka pembuatan logo yang bagus dan menarik sangat penting dilakukan. Logo haruslah praktis, unik, menarik, dan efisien. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat logo yaitu target pasar, media dan juga branding. Pembuatan logo yang bagus dan menarik dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan keahlian. Bagi anda yang ingin membuat desain logo usaha anda, pastikan memilih tenaga andal dan professional untuk membuatnya.
 
Baca Juga:
B. Evolusi dan Merancang Logo Usaha Produk Kreatif Bangunan
Baiklah sekarang kita akan membahas mengenai evolusi dan perkembangan logo usaha produk kreatif bangunan.
1. Evolusi Perkembangan Logo Usaha
Saat ini hampir setiap entitas memiliki logo. Logo bahkan menjadi keharusan untuk dimiliki setiap entitas. Ia menjadi identitas wajib yang bahkan keberadaanya akan diperhitungkan dengan cermat karena juga bagian dari kesukesan entitas tersebut. Tahukah kamu dari mana logo bermula? Pasti ada yang pertama kali menyimbolkan identitasnya.
Awalnya logo disebut dengan logotype. Logotype hanya berupa tulisan tanpa gambar. Selanjutnya, logo berkembang menjadi makin inovatif dibuat dengan menarik. Salah satu cara membuatnya lebih menarik adalah dengan menambahkan gambar. Penambahan gambar ini yang membuatnya menjadi logo. Saat ini, logo dengan letter mark pun tetap disebut logo.
Logo pertama kali digunakan oleh S.P.Q.R atau Senatus Populusque Romanus. S.P.Q.R merupakan senat atau rakyat Roma. Ia merupakan instansi nasioanal pertama yang menggunakan logo sebagai symbol identitasnya. Logo S.P.Q.R ini diterapkan pada beberapa benda milik Roma. Sepertinya halnya koin atau monumen-monumen yang dibangun pada saat itu.
Setelah digunakan oleh Roma, kemudian kerajaan Inggris pun turut menambahkan lambing kerajaan pada benda serta bangunan milik mereka. Posisi logo pada saat itu bukan hanya sebagai symbol identitas, melainkan juga sebagai eksistensi kerajaan dan untuk menunjukkan kepemilikan benda-benda milik mereka. Apalagi posisi sebuah kerajaan pada masa itu.
Adanya computer dan printer juga menjaga keaslian bentuk dari logo. Berbeda dengan saat itu. Karena di aplikasikan secara manual, pembuatan pertama dengan kedua bisa saja berbeda meskipun diaplikasikan dengan orang yang sama. Sebaliknya, dengan menggunakan computer bentuknya akan sama meskipun dibuat diaplikasikan oleh orang yang berbeda. Pengaplikasian juga menjadi lebih cepat dan mudah.

2. Merancang Konsep Desain Logo
Konsep atau tema besar adalah hal yang harus diperhatikan dalam mendesain logo. Konsep merupakan poin paling utama yang pertama kali harus desainer tentukan sebelum memulai pekerjaannya dengan pensil dan kertas untuk membuat sketsa. Konseplah yang akan menentukan logo akan dibuat. Konsep pula yang akan menentukan hasil dari logo tersebut.
Konsep logo dibuat setelah desainer mengenali klien yang memesan logo padanya. Hal paling mendasar untuk dijadikan sebagai konsep logo adalah pesan apa yang ingin disampaikan oleh kliennya tersebut kepada public. Singkatnya, image seperti apa yang ingin klien bentuk di pasar melalui logo tersebut. Logo tersebut akan berhasil apabila ia memiliki konsep visual yang kuat.
Brand image yang dibentuk oleh logo sangat berkaitan dengan warna dan bentuk dari logo. Bentuk dan warna inilah yang akan membantu logo untuk menciptakan brand imagenya. Dan bentuk serta warna inilah yang akan ditentukan saat membuat konsep logo. Pada usaha yang bergerak di bidang kreatif bangunan, maka konsep yang dibuat termasuk di dalamnya warna dan bentuk akan dibuat harus sesuai dengan persepsi masyarakat umum dengan dunia kontruksi bangunan. Pertanyaannya, mengapa konsep ini begitu penting? Mengapa desainer sampai harus menghabiskan waktu desain hanya untuk menentukan bentuk serta warna yang cocok dan menyampaikan pesan dari pemilik wirausaha, instansi atau organisasi yang kepada publik?
Konsep logo menjadi sangat penting karena setiap logo harus mampu masuk kepikiran calon konsumen dengan cepat. Setiap logo harus mampu menggambarkan usaha produk kreatif bangunan, instansi atau organisasi yang menggunkannya. Logo yang mampu masuk ke dalam pikiran contoh konsumen dengan cepat akan menjadi daya tarik bagi pemilik toko tersebut.

C. Membuat Logo sebagai Bentuk Gambar Kerja Prototype
Logo masuk ke dalam bagian dari prototype karena semua logo harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba tersebut dilakukan guna menilai manakah logo yang mampu masuk ke dalam pikiran konsumen dengan cepat.
1. Syarat pembuatan logo usaha produk kreatif bangunan
Dalam kaitannya dengan merancang gambar kerja prototype, logo harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut.
a. Cepat
Gambar kerja prototype harus dibuat dengan cepat.
b. Murah
Gambar kerja prototype harus dibuat dari biaya semurah mungkin. Biaya yang besar harus dikonsentrasikan pada aspek eksplorasi konsep.
c. Dapat dibuang
Sebuah gambar kerja harus bisa dibuang. Jadi, jangan membuat karena gambar kerja merupakan rancangan sederhana suatu prototype.
d. Resolusi Rendah
Gambar kerja prototype harus disajikan dalam resolusi rendah karena gambar kerja merupakan rancangan sederhana suatu prototype.
e. Ambigu
Gambar kerja prototype memang sengaja dibuta ambigu sehingga dapat dinterprestasikan pada segala sisi. Hal ini ditunjukkan agar peluang penyemurnaan bisa tetap terbuka.
f. Bersifat menyarankan, bukan menetapkan
Karena sifatnya yang ambigu, gambar kerja prototype harus bersifat menyarankan supaya interprestasi atau prototype tetap terbuka.

2. Tahapan Membuat Logo Usaha Produk Kreatif Bangunan
Sedikit yang dipakai oleh usaha produk kreatif bangunan tidak begitu saja digambar karena logo memiliki tahap pembuatannya sendiri. Tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Riset dan Analisis
Dalam membuat logo bisa dibuat sendiri, atau juga bisa dengan memesan pada ahli desainer logo. Untuk membuat logo tahap pertama adalah melakukan riset dan analisis. Hal yang diriset serta dianalisis adalah visi, misi, struktur, analisis, pasar, target group, keunggulan atau kelemahan dari entitas tersebut. Hasil riset dan analisis dapat dirangkum dalam creative brief yang sangat dibutuhkan dalam pengerjaan pada tahap berikutnya. 
b. Thumbnails
Thumbnails berupa cara pengembangan ide melalui visual yang berupa sketsa-sketsa kasar dengan memakai pensil atau bolpoin yang dibuat secara manual tanpa bantuan computer. Sering kali desainer pemula langsung menggunakan computer dan melewatkan tahapan ini. Mereka tidak menyadari bahwa saat memvisualkan konsep, kita harus juga memikirkan cocok tidaknya gambar dengan pesan yang ingin disampaikan, bagaimana supaya logo mampu menarik perhatian dan mudah diingat.
Konsenterasi kita akan terbagi dalam banyak hal ketika langsung membuatnya dengan computer. Selain harus fokus pada hal-hal di atas, kita juga harus membagi fokus dengan mengoperasikan mouse, prosesor, memori, hardisk, operating system, software, VGA, monitor dan hal lainnya. Sementara jika menggambar secara manual, fokus kita hanya terbagi dengan pensil dan kertas.
c. Komputer
Tahap berikutnya dalam membuat logo usaha produk kreatif bangunan adalah membuat desain menggunakan computer. Thumbnails- Thumbnails yang telah anda gambar, dapat anda pilih mana yang lebih bagusdan desain dengan menggunakan computer. Dengan demikian, anda tidak akan membuang banyak waktu. Pada tahap ini anda bisa saja menambahkan efek-efek lain untuk memperindah logo anda namun tetap tidak keluar dari jalur creative brief dan juga tidak membuat logo yang sangat berbeda dengan apa yang telah ada pada Thumbnails karena itu berarti anda merancang semuanya dari awal.
d. Pendaftaran Merk
Setelah logo yang anda buat selesai dibuat, logo tersebut dapat didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan Depertemen Hukum dan HAM untuk melindungi karya yang telah anda buat supaya tidak disalahgunakan oleh pihak lain.
e. Sistem Identitas
Pada tahap ini desainer menentukan atribut lain seperti logo turunan, sistem warna, sistem tipografi, sistem penerapan logo pada berbagai media dan hal-hal lainnya. Semua hal tersebut dapat anda rangkum dalam sistem identitas.
f. Produksi
Berdasarkan pedoman sistem identitas, berbagai media internal dan eksternal dapat mulai diproduksi dengan identitas yang telah di daftarkan.
Semua tahapan dalam pembuatan logo usaha produk kreatif bangunan di atas harus dilakukan secara berurutan. Tidak mungkin dapat dilewatkan atau di dahulukan karena setiap tahapannya akan berpengaruh pada pelaksanakan tahapan berikutnya.

Selengkapnya Mengenai Materi BAB 6  Analisis Lembar Kerja Pembuatan Prototype Produk Kreatif Bangunan silahkan unduh filenya 👉 disni

Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 5 Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa

http://smkindonesia1.blogspot.com
Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 5 Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa

BAB 5 PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

KOMPETENSI INTI
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan factual, konseptual, operasioanl lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas sepsifik secara mandiri.

KOMPETENSI DASAR
3.5 Menganalisis proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
4.5 Membuat alur dan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa

A. Proses Kerja Pembuatan Prototype
Pembuatan prototype disebut dengan prototyping. Tujuan dari prototyping adalah sebagai penguji daya tahan bentuk produk dan usaha yang ingin kita buat. Inovasi bertahap adalah keadaan di mana suatu badan usaha tidak bisa dibuat dalam bentuk prototype. Inovasi bertahap biasanya menyesuaikan keadaan dunia nyata. Dengan adanya kegiatan prototyping, para wirausaha, khususnya bidang produk kreatif bangunan akan mengetahui keunggulan dan kelemahan produk dan usaha yang dibuat.

1. Kegiatan Prototyping sebagai Artefak dalam Pembuatan Desain
Prototype dapat dianggap sebagai bentuk artefak, baik dalam tingkatan berdiri sendiri atau menjadi bagian dalam sebuah desain. Bila dilihat sebagai artefak, prototype mengandung karakteristik : mendukung kreativitas, membantu pengembang untuk menangkap dan menghasilkan ide, memfasilitasi pengembang dan memberikan informasi yang relevan tentang penggunaan prototype. Prototype dapat mendorong terjadinya komunikasi dan membantu para wirausaha dengan konsumen dalam berinteraksi untuk menyempurnakan produk yang dibuat.

Kita bisa menganalisis kegiatan prototyping berdasarkan empat dimensi sebagai berikut.

a. Dimensi Representasi
Dimensi Representasi berarti menggambarkan bentuk prototype, misalnya potongan lis dan panel gypsum, potongan dempul, dan lainnya.

b. Dimensi Presisi
Dimensi Presisi menggambarkan tingkat ketelitian prototype yang akan dievaluasi; Dalam dimensi tersebut, bentuknya kasar atau halus.

c. Dimensi Interaktif
Dimensi Interaktif menggambarkan sejauh mana hubungan antara konsumen dengan prototype yang dibuat oleh seorang wirausaha. Misalnya, apakah pihak pembeli menyukai layanan dan produk kreatif yang ditawarkan.

d. Dimensi Evolusi
Dimensi Evolusi menggambarkan prediksi siklus hidup dari suatu prototype, misalnya prototype tersebut bersifat sekali pakai atau permanen.

2. Tahapan-tahapan dalam Prototyping
Tahap-tahap dalam prototyping boleh dikatakan merupakan tahap-tahap yang dipercepat. Strategi utama dalam Prototyping adalah kerjakan yang mudah terlebih dahulu dan sampikan hasil kepada pengguna sesegera mungkin.
Prototyping dibagi ke dalam enam tahapan sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi model prototype. Dalam bagian ini, pihak wirausahawan menjadi mengerti apa saja yang ada di dalam badan usaha yang mereka buat.
b. Rancang bangun prototype. Dalam rancang bangun bisa dibantu oleh seperangkat computer serta software CASE (Computer-Aided System Engineering) supaya bisa mendesain produk yang baru dan kompeten.
c. Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk tujuan demonstrasi.
d. Siapkan prototype USD (User’s System Diagram) untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari produk yang di- prototype-kan.
e. Evaluasi dengan pengguna untuk mengevaluasi prototype dan melakukan perubahan jika diperlukan.
f. Tranformasikan prototype menjadi produk nyata dan dibutuhan konsumen sebagai sebuah sampel atau contoh.

B. Faktor-faktor Penentu dalam Proses Strategi Pembuatan Prototype
Berikut ini disajikan berbagai faktor-faktor yang ada di dalam strategi prototyping.
1. Prototyping bisa berupa subsistem, serangkaian dari beberapa subsistem, atau keseluruhan sistem
Kita akan membuat sistem yang besar, mungkin hal terbaik yang bisa dilakukan adalah memecahnya menjadi subsistem-subsistem yang lebih kecil yang masing-masing subsistem dapat dianalisis berdasarkan strategi yang paling optimal.
2. Melakukan Prototyping atas bermacam-macam konsep dengan melakukan Prototyping atas satu konsep
Ketika hanya ada satu atau dua konsep produk saja yang memungkinkan besar akan dipilih untuk dikembangkan, perkembangan prototype dalam jumlah banyak pada masa awal akan memberikan umpan balik penting bagi perancang.
3. Pembuatan prototype bisa dilakukan oleh pihak luar atau dilakukan oleh seorang wirausaha itu sendiri
Melakukan penyerahan urusan pembuatan produk hanya kepada pihak luar dapat membengkakkan biaya dan waktu sehingga lebih baik dibuat sendiri.
4. Fisik pada suatu prototype dapat dibuat ukuran skala
Ketika kita sedang berurusan dengan produk yang berukuran besar, seperti pilar untuk bangunan rumah bertingkat, kita tidak akan mungkin membuat prototype yang sama ukurannya dengan produk akhirnya (kecuali untuk keperluan uji akhir). Oleh karena itu, kita bisa membuat skala fisiknya untuk mengetes aspek-aspek tertentu dalam desain produk tersebut atau bisa dibuat prototype potongan yang bisa disambung saat pembangunannya.
5. Hasil akhir suatu bentuk usaha dapat dibuat skala lewat prototype
Mungkin merupakan suatu hal yang bagus apabila perancang dapat merancang prototype yang mampu mencakup beberapa persyaratan desain dalam satu waktu. Hal ini bertujuan agar perancang dapat membuat evaluasi atas fitur yang diharapkan ada pada produk tersebut. Dengan adanya skala fungsi, perancang akan merasa lebih mudah dalam menguji prototype dan produk final yang memiliki sifat lebih kuat.


C. Alur Kerja dan Pembutan Usaha Kreatif Bangunan
Ada beberapa alur proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk kreatif bangunan sebagai berikut.
1. Langkah persiapan alat dan bahan
Pada tahun persiapan ini dalam pembuatan produk kreatif bangunan adalah menyiapkan segala alat dan bahannya. Di mana peralatan dan alat keselamatan yang dipakai untuk pembuatan produk kreatif bangunan sebagai berikut.
Alat untuk pekerjaan konstruksi bangunan dibagi menjadi dua sebagai berikut.
a. Alat utama
Alat utama merupakan peralatan utama yang digunakan untuk membuat produk kreatif bangunan sesuai prosedur dan ketentuan yang disyaratkan.
b. Alat pendukung
Alat pendukung adalah peralatan yang membantu pekerjaan pembuatan produk kreatif bangunan agar mencapai mutu yang baik dengan standar kerapian yang tinggi.
Selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan kebutuhan dan untuk menjaga peralatan tetap awet serta baik, perlu dilakukan tetap bisa dipergunakan sesuai kebutuhan.
Perlu juga Anda pahami bahwa kualitas pengerjaan akhir produksi produk kreatif bangunan tergantung berikut ini.
a. Kualitas bahan materi yang digunakan
b. Kemampuan individual pembuat produk kreatif bangunan
c. Alat bantu pembuatan produk kreatif

Beberapa nama peralatan pertukangan yang dipakai dalam pembuatan produk kreatif bangunan, sebagai berikut.
a. Cetok
b. Cangkul
c. Tang
d. Catut
e. Bor
f. Palu
g. Tatah
h. Gergaji
i. Watrepass
j. Skrap
k. Obeng
l. Palu kayu
m. Ember
n. Sepatu boot
o. Helm
p. Kaos tangan
q. Meteran
r. Penggaris siku-siku
s. Kuas
t. Gelas ukur
u. Sekop, dan lain sebagainya

Peralatan di atas dipakai untuk membuat produk kreatif seperti pilar, dumpal, gypsum, loster, dan lain sebagainya.

2. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan untuk pembuatan produk kreatif bangunan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material untuk menjadi prototype produk kreatif bangunan yang siap dilihat konsumen sebagai sampel atau contoh. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun mesin. Di dalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogeny/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan mesin.. pencampuran bahan khususnya dipakai untuk produk kreatif bangunan yang memakai bahan seperti pasir, semen, batu kerikil, dan lain sebagainya.

3. Pembentukan

Tahap pembentukan adalah tahap mengubah material dan bahan untuk dijadikan benda-benda produk kreatif bangunan yang dikehendaki. Dalam membentuk benda produk kreatif bangunan, yaitu dengan cara memakai alat cetakan, seperti gypsum, cetakan pilar, cetakan dumpal, cetakan loster, dan lain sebagainya.

4. Pengeringan
Pengeringan ini dipakai untuk produktif kreatif yang terbuat dari bahan campuran seperti pasir, semen dan batu, atau juga untuk campuran gypsum. Berbeda dengan produk kreatif bangunan terbuat dari kayu seperti pilar dan loster kayu maka tidak membutuhkan pengeringan.
Sementara itu, untuk produk kreatif bangunan yang memakai campuran pasir dan semen juga kerikil kecil seperti bata ringan, pilar, loster maka setelah dibuat harus dikeringkan di terik matahari supaya produknya kuat dan mengeras.
 
Untuk Lebih jelasnya mengenai Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 5 Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa silahkan download filenya di bawah ini.👇
 
 
Baca Juga:

RPP Fisika Pertanian Kelas 10 SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017

http://smkindonesia1.blogspot.com
RPP Fisika Pertanian Kelas 10 SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017

RPP Fisika Kelas 10 SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi Program Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (C1) Jam Pelajaran 72 JP (@ 45 menit)

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Baca Juga:
👉 Silabus Fisika Pertanian Kelas 10 SMK Revisi 2017
👉 RPP Otomatisasi Tata Kelola Sarana Prasarana Kelas 11 SMK Revisi 2017
👉 RPP Pembuatan Busana Custom Made Kelas 11 SMK  Revisi 2017
👉 RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Revisi 2017


Berikut adalah kompetensi Dasar dari mata pelajaran Fisika Kelas 10 SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi Program Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (C1) Jam Pelajaran 72 JP (@ 45 menit).

3.1 Menerapkan prinsip pengukuran
4.1 Mengukur besaran-besaran fisis dan menghitung konversi satuan
3.2 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dan melingkar dengan kecepatan dan laju konstan dan gerak lurus dan gerak melingkar dengan percepatan konstan
4.2 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan gerak lurus untuk menyelidiki sifat gerak benda pada gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
3.3 Memahami hubungan antara gaya, massa, dan gerak benda pada gerak lurus.
4.3 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan Hukum Newton dalam menyelidiki hubungan antara gaya, massa, dan percepatan pada gerak lurus.
3.4 Memahami hubungan antara usaha, energi, dan daya.
4.4 Melakukan percobaan percobaan usaha, energi, dan daya.
3.5 Menerapkan konsep sifat mekanik bahan.
4.5 Melakukan percobaan sifat mekanik bahan.
3.6 Memahami konsep keseimbangan benda tegar
4.6 Melakukan percobaan keseimbangan benda tegar
3.7 Menerapkan konsep impuls dan momentum.
4.7 Melakukan percobaan impuls dan momentum.
3.8 Menerapkan konsep, hukum, dan azas fluida statis dan fluida dinamis.
4.8 Melakukan percobaan fluida statis dan fluida dinamis.
3.9 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor.
4.9 Melakukan percobaan suhu dan kalor dalam menyelidiki karakteristik termal suatu bahan.
3.10 Menganalisis persamaan umum gas ideal.
4.10 Menyajikan persamaan umum gas ideal.
3.11 Menganalisis hukum-hukum termodinamika.
4.11 Menyajikan grafik siklus carnot.
3.12 Mengevaluasi besaranbesaran fisis getaran dan gelombang.
4.12 Menyajikan data hasil percobaan getaran dan gelombang.
3.13 Memahami besaran-besaran fisis gelombang bunyi
4.13 Mengidentifikasi besaran fisis gelombang bunyi
3.14 Menerapkan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya pada cara kerja alat optik
4.14 Menggambarkan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya pada alat optik
3.15 Menerapkan medan magnet dan induksi elektromagnetik.
4.15 Menyajikan prinsip kerja proses generator dan dinamo.
3.16 Menerapkan rangkaian dan prinsip kerja listrik arus searah (DC) dan Bolak-balik (AC)
4.16 Melakukan percobaan Hukum Ohm
3.17 Mendeskripsikan secara kualitatif pemanfaatan dan dampak radioaktifitas dalam kehidupan sehari-hari.
4.17 Menyajikan informasi secara kualitatif tentang pemanfaatan radioaktifitas dan dampaknya bagi kehidupan sehari-hari.

sedangkan di bawah ini adalah RPP Fisika Pertanian atau RPP Fisika Kelas 10 SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi Program Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (C1) Jam Pelajaran 72 JP (@ 45 menit).

RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017

http://smkindonesia1.blogspot.com
RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017
Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP) Gambar Teknik Kelas 10 SMK kurikulum 2013 Revisi 2017 Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian Teknik Konstruksi dan Properti Kompetensi Keahlian Bisnis Konstruksi dan Properti (C2) Jam Pelajaran 108 (@ 45 menit)

Kendala dalam menyusun RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 adalah masalah yang seringkali dihadapi dalam kehidupan pembelajaran para guru khususnya guru mata pelajaran bahasa arab. Banyaknya kendala dalam penyusunan ini menyebabkan guru menjadi malas. Malas dalam arti kata malas menyusun RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017. Padahal sebagaimana yang kita ketahui, seorang guru itu diharuskan dan diwajibkan untuk menyusun RPP dan perangkat pembelajaran lainnya.

RPP kepanjangan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebuah kata-kata singkat yang sederhana, Pada RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 inilah rencana pembelajaran guru tertuang. Guru dalam pembelajarannya yang sudah pasti memiliki tujuan-tujuan yang disebut tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan bersenjatakan RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017, jika RPP bisa dianalogikan sebagai senjata, apa jadinya guru berperang tanpa menggunakan senjata?

Mengingat pentingnya peran RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 bagi para guru, maka akan sangat fatal apabila guru tidak menyusunnya. Sekarang mari memikirkan jawaban dari pertanyaan berikut: Apa sih yang membuat guru malas dalam menyusun RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 ?
Jawaban dari pertanyaan di atas sudah barang tentu mengarah pada penyebab dari sulitnya guru dalam menyusun RPP.

Baca Juga:
👉 RPP Seni Budaya Kelas X SMK Revisi 2017
👉 RPP Konstruksi Jalan dan Jembatan Kelas 11 SMK Revisi 2017
👉 RPP Ekonomi Bisnis Kelas 10 SMK Revisi 2017
👉 RPP Administrasi Transaksi Kelas 11 SMK Revisi 2017



Secara umum kesulitan dalam penyusunan RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 dirincikan sebagai berikut.

Kesulitan pertama, guru belum memahami benar seluk-beluk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Jika guru belum memahami benar seluk-beluk penyusunannya, maka secara otomatis rasa malas akan muncul ketika hendak menyusunnya. Sebenarnya ini adalah alasan klasik, karena pada tahun-tahun ini pemerintah sudah menggalakkan berbagai program sosialisasi yang menyangkut penyusunan RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017.

Kesulitan kedua, perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum akan berimbas kepada perubahan susunan komponen dalam RPP. RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 disusun mengikuti kaidah-kaidah dalam kurikulum. Kurikulum yang berlaku sekarang adalah Kurikulum 2013 Revisi 2017. Ini artinya RPP Kurikulum 2013 yang disusun sekarang akan berbeda susunannya dengan RPP pada kurikulum sebelumnya (KTSP). Perubahan ini seringkali menyulitkan guru dalam menyusun perangkat Pembelajaran.

Kesulitan ketiga, minimnya penguasaan teknologi komputerisasi para guru. Guru pada generasi-generasi terdahulu (atau yang disebut sebagai guru-guru yang berusia tua) rata-rata gagap akan teknologi komputerisasi. Segala pekerjaan yang menyangkut penyusunan kata-kata dalam suatu teks, termasuk dalam menyusun RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017, akan sangat mudah jika dikerjakan dengan bantuan komputer maupun laptop. Bayangkan saja jika RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 yang kini bisa dicopy-paste dari file buku guru harus ditulis manual dengan tangan. Pasti akan memakan waktu yang cukup lama, dan pastinya akan menjadi permasalahan yang menyulitkan guru.

Untuk membantu meringkankan kesulitan dan tugas para rekan guru dalam menyusun RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 berikut ini saya berikan RPP Gambar Teknik Kelas X SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 sebagai bahan rekomendasi dan acuan bagi para rekan guru dalam menyusun RPP dan perangkat pembelajaran lainnya.