Materi Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Perencanaan Produksi Massal

https://smkindonesia1.blogspot.com/
Materi Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Perencanaan Produksi Massal
Kompetensi dasar
3.10 Menganalisis perencanaan produsi massal
4.10 Membuat perencanaan produksi massal

Semakin banyak jumlah manusia, tentu semakin anyak pula tuntutan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Hal ini yang menyebabkan proses produksi harus berjalan seara terus menerus dan dalam proses yang banyak atau massal. Produksi massal merupakan proses produksi pada bidang yang beragam dan didistribusikan secara manufaktur. Knsep produksi massal dapat diterapkan pada berbagai jenis produk, dari cairan dan partikel partikel ditangani dalam jumlah besar (seperti makanan, bahan bakar, bahan kimia dan mineral) sampai bagian bagian padat yang kecil kecil (seperti pengencang) ke perakitan bagian bagian kecil tersebut (seperti peralatan rumah tangga dan mobil)

Produksi massal merupakan suatu metode yang paling umum diterapkan di dalam produksi produk perangkat keras. Dengan adanya produksi massal produk - produk perangkat keras, perangkat lunak, multimedia, dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan dalam waktu relatif cepat. Namun, produksi massal harus direncanakan dengan matang. Hal ini dikarenakan proses produksi massal merupakan produksi yang berkesinambungan. Jika terdapat kesalahan dalam satu tahap produksi massal, maka tahap lain akan ikut terkena imbasnya. Untuk lebih jelasnya , simaklah materi berikut ini!
Baca juga: Materi Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Membuat Standar Laporan Keuangan
A. Aspek Produksi
Aspek produksi massal merupakan aspe yang dapat menjangkau berbagai macam area ilmu. Namun, anda dapat membedakan produksi massal dengan produksi kerajinan atau industri rumahan. Aspek aspek dalam produksi massal, seperti ini produksi dan standardisasi ukuran, telah lama ada bahkan sebelum era revolusi industri. Namun, adanya era revolusi industri, menandai terciptanya mesin mesin yang dapat membantu pekerjaan manusia. Selain itu, telah membuka jalan bagi manusia dalam melangsungkan produksi massal dalam waktu singkat.

1. Proses Produksi
Produksi merupakan sebuah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan dari suatu barang dan jasa. Adapun, proes produksi merupakan suatu metode atau cara dan teknik yang diubah untuk mendapatkan atau menghasilkan suatu hasil atau produk.

2. Tujuan Proses Produksi
Ada beberapa tujuan dari proses produksi, yaitu sebagai berikut.
a. Memenuhi Kebutuhan Manusia
Kebutuhan yang beragam dari setiap manusia mengharuskan tersedianya beranekaragam jenis barang serta jasa yang harus dipenuhi dalam kegiatan produksi.
b. Memperoleh Keuntungan atau Laba
Dengan proses produksi, produsen akan menghasilkan barang dan jasa. Produsen juga akan memperoleh keuntungan dengan jalan menjual barang atau jasa tersebut. Kuntungan atau laba yang diperoleh, diharapkan sebanyak banyaknya sehingga dapat digunakan kembali untuk proses prduksi selanjutnya.
c. Menjaga Kelangsungan Hidup Bersama
Dengan adanya produksi barang atau jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dari setiap penjualan yang akan dilakukan. Hal ini akan digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan mereka termasuk kesejahteraan karyawan.
d. Meningkatkan Mutu dan Jumlah Produksi
Terjaganya mutu atau kualitas produk yang baik akan membuat konsumen untuk menggemari produk tersebut. Sehingga, jumlah konsumen akan meningkat dan berdampak pada pemesanan dan produksi yang makin banyak pula.
e. Mengganti Barang yang Rusak
Apabila terdapat beberapa barang yang rusak, baik rusak yang disebabkan oleh aus, rusak karena dipakai, atau rusak karena bencana alam. Semua akan diganti dengan cara memproduksi barang yang baru.
Baca juga: Materi Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa
3. Jenis Jenis Proses Produksi
Proses produksi berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut.
a. Proses Produksi Secara Terus Menerus
Pada pola produksi secara terus - menerus, proses akan selalu sama setiap hari, tanpa adanya perubahan. Terdapat urutan yang pasti dari bahan baku sampai menjadi produk akhir.
Berikut contoh dari proses produksi secara terus - menerus.
1) Usaha Tekstil
2) Usaha Kertas
3) Garmen
Ada beberapa ciri ciri pada proses produksi yang dilakukan secara terus menerus, diantaranya sebagai berikut.
1) Produksi dengan jumlah yang besar dengan variasi yang kecil.
2) Penyusunan peralatan atas dasar urutan pekerjaan dari bahan mentah menjadi produk akhir.
3) Adanya mesin mesin bersifat khusus untuk menghasilkan produk produk tertentu.
4) Pengaruh operator kecil
5) Tidak membutuhkan banyak karyawan
6) Adanya kemacetan pada suatu bagian akan mengakibatkan kemacetan pada bagian lainnya.
7) Memerlukan ahli perawatan yang cukup baik
8) Variai produk akhir kecil

b. Proses Produksi Secara Terputus
Berikut beberap ciri ciri pross produksi secara terputus putus
1) Menghasilkan produk yang lebih kecil dengan variasi yang banyak
2) Produksi berdasarkan pesanan
3) Penyusunan fasilitas produksi berdasarkan fungsinya
4) Mesin bersifat general purpose machine (mesin bersifat umum/serbaguna)
5) Adanya pngaruh karyawan yang benar
6) Apabila terjadi kemacetan pada suatu bagian, hal ini tidak akan berimbas pada bagian lainnya.
7) Diperlukan pengendalian proses yang baik
8) Diperlukan bahan mentah yang cukup tinggi
9) Peralatan bersifat fleksibel dengan tenaga manusia
10) Diperlukan ruangan yang cukup besar
Baca juga: Materi Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Promosi dan Media Promosi
B. Perencanaan Produksi Massal
Dalam sebuah produksi, perencanaan merupakan suatu hal yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Perencanaan sebuah produk merupakan sebuah prose menciptakan ide produk dan menidaklanjuti produk tersebut sampai kepasaran untuk diperkenalkan. Pada tahap ini, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga, dan promosi.
Kesuksesan ekonomi produk massal suatu perusahaan tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Kemudian, secara tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufakktur, atau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan setiap elemen perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh pelanggan maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh pelanggan menjadi lebih kecil. Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorintasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun, laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

1. Dimensi Spesifik Usaha Pengembangan Produk
Ada lima dimensi spesifik yang berhubungn dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk. Lima dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kualitas Produk
Kualitas produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan produk dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Hal ini akan berdampak terhadap pangsa pasar dalam menentukan harga yang harus dibayar oleh pelanggan.

b. Biaya Produk
Biaya produk merupakan modal yang digunakan untuk produksi setiap unit, seperti peralatan atau alat bantu. Biaya produk menentukan besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan tertentu.

c. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pegembangan produk akan menentukan perusahaan dalam berkompetisi. Hal ini akan menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi, sehingga akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

d. Biaya Pengembangan Produk
Dalam proses produksi, biaya pengembangan produk merupakan produk suatu hal yang sangat penting untuk mencapai investasi yang dibutuhkan dalam mencapai profit.

e. Kapabilitas Pengembangan Produk
Kapabilitas pengembangan produk merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk, baik produk, baik produk yang baru ataupun produ yang sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini dapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudiaan disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk. Kegiatan tersebut diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Baca juga: Materi Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Langkah – Langkah dalam Membuat Perencanaan Pemasaran
2. Hubungan Antara Perencanaan dengan Kondisi Produksi
Ada beberapa permasalahan dalam perencanaan produksi, diantaranya sebagai berikut:
a. Fasilitas produksi apa saja yang diperlukan
b. Cara membagi alat alat produksi tersebut agar dapat digunakan dalam proses produksi
c. Cara agar alat alat produksi tersebut dapat digunakan untuk membuat produk yang diinginkan dan dalam jumlah yang diinginkan.

Secara umum, perencanaan produksi berkaitan dengan dua aspek, yaitu aspek penjadwalan dan perencanaan tugas, serta tata letak atau hubungan antarsumber daya. Perencanaan produksi bersifat dinamis. Artinya, perencanaan produksi selalu berubah ubah, sesuai dengan adanya perubahan rencana yang mungkin terjadi. Adapun kontrol produksi merupakan mekanisme untuk mengawasi agar produksi bisa berjalan sesuai dengan rencana.
Kontrol produksi memiliki fungsi fungsi penting, diantaranya sebagai berikut.
a. Menjaga agar proses produksi bisa berjalan sesuai dengan rencana
b. Mengamati kemajuan produksi dan mencatat kekurangan kekeurangannya
c. Menganalisis data yang dicatat dan menghitung kesalahan kesalahannya
d. Mengambil langkah langsung untuk mengoreksi kesalahan kesalahan yang ada pada proses produksi
e. Meneruskan laporan kontrol produksi kepada bagian perencanaan untuk ditindaklanjuti.

3. Fase dalam perencanaan produk
Fase dalam perencanaan produk merupakan suatu kegiatan dalam proses perancangan. Fase fase dalam proses perancangan produk berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap fase terdiri dari beberapa kegiatan yang dinamakan langkah langkah dalam fase. Berikut beberapa fase dalam proses perancangan produk.

a. Mengidetifikasi Peluang
Peluang produk dapat diperoleh melalui empat cara, dintaranya sebagai berikut.
1) Produk baru
2) Turunan dari produk yang sudah ada
3) Perbaikan produk yang sudah ada
4) Produk yang pada dasarnya baru
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Keluhan pelanggan terhadap produk sejenisnya yang sudah ada
2) Analisis keunggulan dan kelemahan produk pesaing
3) Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis
4) Adanya kecendrungan dalam gaya hidup, demgrafi, dan teknologi
Download juga: Silabus Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XI SMK Kurikulum 2013 Revisi Terbaru
b. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Ada empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang peluang bagi produk baru, yaitu sebagai berikut.
1) Strategi bersaing
Strategi bersaing merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk dengan memperhatikan para pesaing usaha. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang.
Pada umumnya, perusahaan melakukan diskusi tingkat manajemen untuk membahas strategi dalam menghadapi persaingan usaha. Berikut beberapa strategi yang mungkin untuk diterapkan.
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya
c) Fokus pelanggan
d) Produk tiriuan
2) Segmentasi pasar
Pembagian pasar kedalam segmen membuat perusahaan dapat memetakan selera pelanggan terhadap suatu produk pesaingnya. Pemetaan produk produk pesaing dan milik sendiri kedalam segmen segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan kelemahan produk pesaingnya.
3) Perkembangan teknologi
Pada perusahaan dengan produk berupa teknlogi , keputusan perencanaan yang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi baru dalam kegiatan produksi massal.
4) Perencanaan platform produk
Platform produk yang baik dapat menjadi dasar dalam pembuatan sebuah produk turunan yang mampu memenuhi selera pasar. Keputusan mengenai platfrom produk berkaitan erat dengan usaha pengembangan produk serta implementasi teknologi dalam membuat suatu produk. Guna pengembangan produk, maka perusahaan dapat menggunakan peta jalur teknologi. Peta jaluur teknlogi merupakan cara untuk menunjukkan perkiraan penggunaan teknologi dimasa depan dan teknologi yang tepat digunakan untuk pasar.
5) Evaluasi peluang produk baru
Evaluasi peluang produk dilakukan berdasarkan beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut.
a) Ukuran pasar (unit pertahun x harga rata rata).
b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun)
c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya)
d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar
e) Pengetahuan perusahaan mengenai tekonologi
f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain
g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan
6) Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan dimensi dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan dampak atas keputusan perencanaan produk. Pendekataan pemetaan yang dikemukakan oleh cooper et al (1998) melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan sebagainya.
Download juga: RPP Bahasa Inggris Kelas XII SMK Revisi 2018
Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
Aspek pengalokasian sumber daya dan perencanaan waktu terbagi menjadi aspek aspek berikut.
1) Pengelolaan sumber daya
Perencanaan produk secara mendalam dan menyeluruh akan membantu perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang sudah dianggarkan.
2) Penentuan waktu proyek
Ada beberapa faktor dalam mempertimbangkan penentuan waktu proyek, yaitu seagai berikut.
a) Penentuan waktu pengenalan produk
b) Kesiapan teknolog
c) Kesiapan pasar
d) Persaingan dalam penawaran produk
e) Penyelesaian perencanaan proyek pendahuluan
Tahap penyelesaian perencanaan dilakukan setelah suatu proyek disetujui . kegiatan ini melibatkan tim yang disebut tim yang disebut sebagai tim inti. Pada fase ini, perusahaan harus mampu membuat menjelaskan visi produk.
Penulisan visi produk harus memakai bahasa yang memiliki makna umum. Untuk memberikan detail jelas suatu visi, maka tim inti harus mampu membuat sebuah pertanyaan misi, asumsi, serta batasannya.

1) Pernyataan misi
berikut beberapa hal dalam pernyaan misi.
a) Uraian ringkas pada produk. Produk ringkas yang mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsp produk secara spesifik.
b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas
c) Pangsa pasar merupakan identifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.

2) Asumsi dan batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis prduk menjadi lebih terarah. Berikut beberapa permasalahan yang perlu diperimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan
a) Manufaktur
Mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional manufaktur
b) Pelayanan
Pelayanan pelanggan sangat menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu harus mampu menyusun strategi dalam memberikan pelayanan prima kepada pelanggan
c) Lingkungan
Sasaran aspek lingkungan menyatakan bahwa seluruh komponen akan di manufaktur kembali atau didaur ulang atau keduanya sehingga tidak akan ada komponen yang sia sia
Perkiraan tersebut harus melalui tes yang disebut reality check. Dengan adanya reality check, perusahaan dapat membandingkan keocokan antara visi misi produk dengan kebutuhan pasar. Jika tidak sesuai, maka harus dilakukan perbaikan.
Download juga: RPP Administrasi Umum Kelas X SMK Revisi 2018
4. Keuntungan dan Kerugian Produksi Massal
Produksi massal memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu sebagi berikut.
a. Keuntungan
Ada beberapa keuntungan dari kegitatan produksi massa, diantaranya sebagai berikut.
1) Akuransi dan Otomatis Tinggi
Diantara keuntungan akurasi dan otomatis tinggi adalah sebagai berikut.
a) Banyak barang standar yang diproduksi
b) Barang barang yang diproduksi merupakan barang yang memiliki tingkat akurasi tinggi dan otomatis tertinggi.
2) Kurang Biaya Tenaga Kerja
Salah satu keuntungan bagi perusahaan dengan memproduksi produk massal adalah dapat membuat biaya tenaga kerja lebih sedikit.
3) Tingkat Produksi Cepat
Tingkat produksi yang cepat dapat dipasarkan lebih cepat.
4) Sedikitnya Pengeluaran Per Unit
Produksi massal yang menggunakan peralatan efiien akan menggunakan biaya lebih sedikit.
b. Kerugian 
Selain memiliki keuntungan, produksi massal juga memiliki kekurangan atau kerugian, diantaranya sebagai berikut.
1) Sumber Daya Yang Terbuang
Sumber daya yang terbatas dapat merupakan suatu kerugian atau masalah yang cukup serius bagi suatu perushaan. Tidak selamanya mein yang digunakan kan berjalan lancar tanpa kendala. Ketika mesin mengalami kerusakan, tentu dibutuhkan tenaga pengganti yang cukup banyak.
2) Tidak Ada Jaminan
Barang yang diproduksi secara massal tidak memiliki jaminan ketika dipasaran akan menjadi produk yang laris dikalangan konsumen. Apabila barang yang telah diproduksi ternyata bukan barang yang digemari oleh konsumen, hal ini tentu akan mejadi sia sia dan perusahaan akan mengalami kerugian yang besar.
3) Lebih Banyak Untuk Bahan
Dalam produksi massal, membutuhkan penggunaan alat mesin otomatis yang membutuhkan banyak investasi. Selain itu, dibutuhkan pula bahan baku khusus agar tingkat produksi menjadi leih cepat. Hal ini tentu dibutuhkan biaya lebih daripada produksi biasanya.
4) Kurang Beragam
Salah satu ciri dari produksi massal adalah kesamaan dari produk yang dihasilkannya. Hal ini, tentunya akan membuat konsumen merasa jenuh atau bosan terhadap produk yang sama.
Download Materi Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Perencanaan Produksi Massal dalam bentuk pdf di bawah ini.

Silabus Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial Kelas X SMK

https://smkindonesia1.blogspot.com/

smkindonesia1.blogspot.com - Silabus Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial Kelas X SMK Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial Program Keahlian Pekerjaan Sosial Kompetensi Keahlian Social Care (Keperawatan Sosial)
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Download juga: Silabus Administrasi Pajak Kelas XII SMK
Berikut ini kami lampirkan Kompetensi Dasar (KD) dari mata pelajaran Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial
3.1 Menerapkan keterampilan dasar pekerjaan sosial
4.1 Melaksanakan keterampilan dasar pekerjaan sosial
3.2 Menerapkan komunikasi dalam praktik pekerjaan sosial
4.2 Melaksanakan komunikasi dalam praktik pekerjaan sosial
3.3 Menerapkan relasi dalam praktik pekerjaan sosial
4.3 Melaksanakan relasi dalam praktik pekerjaan sosial
3.4 Menerapkan pengumpulan data
4.4 Melaksanakan pengumpulan data
3.5 Menerapkan asesmen pekerjaan sosial
4.5 Melaksanakan asesmen pekerjaan sosial
3.6 Menganalisis hasil asesmen dalam praktik pekerjaan sosial
4.6 Memecahkan masalah dari hasil asesmen dalam praktik pekerjaan sosial
3.7 Menerapkan metode pekerjaan sosial dalam memberikan layanan kepada klien
4.7 Menggunakan metode pekerjaan sosial dalam memberikan layanan kepada klien
3.8 Menerapkan teknik pekerjaan sosial dalam memberikan layanan kepada klien
4.8 Melaksanakan teknik pekerjaan sosial dalam memberikan layanan kepada klien
3.9 Menerapkan pencatatan dalam praktik pekerjaan sosial
4.9 Melaksanakan pencatatan dalam praktik pekerjaan sosial
3.10 Menerapkan pembuatan laporan dalam praktik pekerjaan sosial
4.10 Membuat laporan dalam praktik pekerjaan sosial
3.11 Memahami potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS)
4.11 Mengelompokkan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS)
3.12 Memahami Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
4.12 Mengelompokkan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
3.13 Menerapkan penggunaan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS)
4.13 Menggunakan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS)
Download Juga: RPP Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial Kelas X SMK Revisi Terbaru
Silabus Berkarakter mata pelajaran Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial Kelas X SMK Kurikulum 2013 Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial Program Keahlian Pekerjaan Sosial Kompetensi Keahlian Social Care (Keperawatan Sosial) RPP Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial ini disusun untuk melengkapi kebutuhan para rekan guru khusus nya Guru mata pelajaran Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial dalam melengkap dan menyusun administrasi sekolah atau dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 revisi tahun 2017.

Isi pada Silabus Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial Kelas X SMK Revisi terbaru ini terbagi kedalam tujuh kolom yang terdiri dari Kompetensi Dasar (KD), Indikator pencapaian Kompetensi (IPK), Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi waktu, Penilaian dan sumber belajar diramu berdasarkan dari berbagai literatur/sumber dan internet yang disesuaikan dengan pelaksanaan kurikulum 2013 revisi tahun 2017.

Pelajaran Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial SMK pada kurikulum 2013 termasuk kelompok C2 untuk Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial Program Keahlian Pekerjaan Sosial Kompetensi Keahlian Social Care (Keperawatan Sosial) RPP Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial. Oleh karena itu, dengan disusunnya Silabus Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial Kelas X SMK Revisi terbaru ini diharapkan dapat menjadi bekal para rekan guru khusus nya guru mata pelajaran Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial dalam menyongsong tahun ajaran baru tahun pelajaran 2020/2021.
Download juga Buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XI SMK Revisi 2017
Penyusun menyadari Silabus Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial Kelas X SMK Kurikulum 2013 Revisi 2018 ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat menyempurnakan sangat penyusun harapkan. Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya Silabus Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial Kelas X SMK Kurikulum 2013 ini Semoga bisa bermanfaat.

Untuk bisa memiliki Silabus berkarakter Mata Pelajaran Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial Kelas X Kurikulum 2013 SMK Revisi 2018 Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial Program Keahlian Pekerjaan Sosial Kompetensi Keahlian Social Care (Keperawatan Sosial) RPP Keterampilan Teknis Pekerjaan Sosial silahkan download filenya di bawah ini.
Download juga: Produk Kreatif dan KewirausahaanMembuat Standar Laporan Keuangan

Materi Produk Kreatif dan Kewirausahan Membuat Standar Laporan Keuangan

https://smkindonesia1.blogspot.com/
Membuat Standar Laporan Keuangan
Membuat Standar Laporan Keuangan
 
Kompetensi dasar
3.20 menentukan standar laporan keuangan
4.20 membuat laporan keuangan
 
Laporan keuangan secara sederhana adalah informasi mengenai keuangan sebuah perusahaan yang apat digunakan untuk melihat bagaimana kinerja perusahaan tersebut dalam suatu periode tersebut dalam suatu periode tertentu. Adanya laporan keuangan, para pemimpin atau manajemen dapat melihat lebih jelas kondisi keuangan perusahaan berdasarkan data – data aktual mengenai kondisi perusahaan. Perusahaan yang baik tentunya harus memiliki sistem pelaporan keuangan yang baik dan merata. Tanapa adanya laporan keuangan, perusahaan akan kesulitan menganalisis apa yang terjadi dalam perusahaan dan bagaimana kondisi serta posisi perusahaan.

Setiap usaha pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana laju keuntungan dari suatu perusahaan. Suatu perusahaan laporan keuangan yang baik akan menentukan kesehatan keuangan perusahaan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Unsur yang berkaitan dengan penguuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagi unsur neraca. Oleh karena itu, marilah pelajari bab berikut dengan seksama!

A. Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Selain itu, juga termasuk jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut. Misalnya, informasi keuangan segmen industri dan georgrafis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
1. Manfaat Laporan Keuangan
Pada dasarnya, laporan keuangan hanya digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan. Tidak semua orang diperbolehkan untuk menggunakan laporan euangan sebuah perusahaan. Laporan keuangan tidak hanya berguna untuk pengusaha atupun bisnis, tetapi ada beberapa keuangan, seperti pihak – pihak berikut.
Baca juga Buku Buku Panduan Penyusunan Soal HOTS Bahasa Inggris
a. Pemberi Pinjaman atau Kreditor
Sebagai pihak yang meminjamkan tambahan modal untuk membantu bisnis Anda tetap berjalan dengan baik, kreditor akan meminta laporan keuangan perusahaan. Laporan ini akan memberikan informasi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang akan dimanfaatkan oleh kreditor sebagai bahan acuan untuk menolak ataupun menyetujui pinjaman yang diajukan. Kreditor akan memperoleh keyakinan bahwa uang yang akan atau telah mereka pinjamkan tidak jatuh ke tangan yang salah. Jika pinjaman itu disetujui, artinya kreditor yakin bahwa perusahaan tersebut mampu membayar dan mengembalikan pinjaman sesuai jangka waktu yang telah disepakati bersama.

b. Pemasok (Supplier)
Pemasok (supplier) juga berhak mengetahui laporan keuangan perusahaan, terutama jika Anda membeli barang dengan sistem kredit atau tidak langsung dibayar tunai. Berdasarkan informasi yang disajikan pada laporan tersebut, supplier bisa mengambil keputusan apakah perusahaan Anda memiliki kemampuan membayar tagihan sesuai nominal yang tertera atau tidak. Jika perusahaan dinilai tidak mampu, supplier akan menolak kerja sama dengan perusahaan atau dapat mengajukan negoisasi dalam kerja sama tersebut.

c. Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan adalah orang terpenting yang sangat membutuhkan laporan keuangan. Setelah mengetahui laporan keuangan perusahaan, pihak manajemen dapat mengetahui dan memastikan bawa semua proses telah berjalan dengan baik. Laporan keuangan ini juga dapat menjadi acuan dalam mendukung aspek perencanaan bisnis di masa yang akan datang.

d. Investor
Sebagai penanaman modal pada bisnis, investor pasti selalu ingin tahu apakah modal yang mereka berikan telah digunakan secara tepat. Penggunaan laporan keuangan yang baik, menyebabkan investor akan merasa yakin terhadap bisnis Anda. Mereka tidak akan merasa keberatan untuk menanamkan modalnya ke perusahaan sehingga Anda dapat lebi mudah mengembangkan bisnis dengan modal tambahan dari investor tersebut. Laporan keuangan yang baik adalah bentuk kepercayaan terhadap para investor yang sudah berinvestasi pada bisnis Anda.

e. Pemerintah
Setiap bisnis yang terlapor akan memiliki kewajiban terhadap pemerintah untuk membayar pajak. Besaran pajak yang dibayarkan akan sesuai dengan besaran angka yang tertulis dari laporan keuangan yang dimiliki oleh bisnis. Makin awal merapikan dan membuat laporan keuangan, Anda akan terhindar dari masalah penting terkait kewajiban pajak. Misalnya, penggelapan pajak terkait masalah hukum atau pengurangan pajak tertanggung yang justru akan memberi keuntungan bisnis. Makin awal merapikan dan membuat laporan keuangan, Anda akan terhindar dari masalah penting terkait kewajiban pajak. Misalnya, penggelapan pajak terkait masalah hukum atau pengurangan pajak tertanggung yang justru akan memberi keuntungan bagi bisnis.

f. Pelanggan atau Konsumen
Pelanggan atau konsumen yang terkait penjanjian kerja sama untuk mmasarkan produk Anda juga berhak untuk mengetahui laporan keuangan perusahaan. Pelanggan berhak tahu kelangsungan bisnis, terutama jika mereka terkait dengan perjanjian jangka panjang dengan bisnis Anda. Laporan keuangan yang baik akan menunjukkan riwayat bisnis yang baik sehingga akan meyakinkan pelanggan untuk mengambil sebuah kesepakatan kerja sama.

g. Karyawan
Karyawan biasanya ingin mengetahui laporan keuangan yang dimiliki perusahaan terkait dengan kemampuan gaji yang bisa dibayarkan perusahaan kepada mereka. Laporan keuangan yang baik akan membantu pihak perusahaan untuk bekerja sama dengan karyawan terkait pembayaran terakhir tentang rangkaian aktivitas perusahaan.

h. Masyarakat
Sebuah perusahaan bisa memberi pengaruh terhadap masyarakat dalam beberapa cara. Misalnya, jumlah orang yang menjadi pekerja di perusahaan dan perlindungan untuk penanam modal dalam negeri. Informasi keuangan perusahaan yang baik dapat membantu masyarakat menyediakan info atau model perkembangan terakhir tentang rangkaian aktivitas perusahaan.
Baca juga Buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XI SMK
2. Karateristik Laporan Keuangan
Berikut beberapa karakteristik dalam membuat laporan keuangan, diantaranya sebagai berikut.
a. Dapat Difahami (Understandability)
Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya. Berdasarkan penjelasan tersebut, laporan keuangan juga harus disajikan dengan baik dan sesuai standar kejelasan. Tujuannya agar pemakai informasi laporan keuangan bisa dengan mudah memahami laporan keuangan yang dibuat.
Kesulitan konsumen untuk memahami informasi tertentu tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memasukkan informasi itu ke dalam laporan keuangan. Hal itu karena laporan keuangan harus dibuat secara transparan.

b. Relevan (Relevance)
Informasi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi konsumen dan berguna untuk mengevaluasi peristiwa pada masa lalu. Relevansi informasi bermanfaat untuk memprediksi kejadian di masa mendatang dan menegaskan keputusan ekonomi.
Prediksi posisi keuangan dan kinerja dimasa depan serta hal lainnya seringkali didasarkan pada informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu. Oleh karena itu, penyusunan laporan keuangan yang relevan dapat menjadi pendukung pemakai laporan keuangan untuk mengambil suatu keputusan yang akan diambil nantinya.

c. Dapat Dipercaya (Reliability)
Laporan keuangan dikatakan dapat dipercaya apabila tidak memilik atau bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan materal.
Tingkat kejujuran informasi juga akan memengaruhi relevansi. Jika informasi yang disajikan dapat dipercaya maka informasi tersebut akan mekin relevan. Keandalan informasi dipengaruhi oleh hal – hal berikut.

1) Kejujuran dalam Menyajikan Informasi
Laporan yang dapat dipercaya adalah laporan yang menggambarkan secara jujur keadaan, transaksi, dan peristiwa yang terjadi.

2) Substansi Mengungguli Bentuk
Peristiwa harus dicatat sesuai dengan substansi dan realitanya.

3) Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung pada kebutuhan, dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada informasi yang menguntungkan beberapa pihak saja.

4) Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence). Pertimbangan sehat adalah kehati – hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau pengahasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.

d. Dapat Dibandingkan
Lapoaran keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang dapat dibandingkan secara antarperiode. Perbandingan tersebut bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan dan kesehatan perusahaan.
Baca juga RPP Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII SMK
3. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut.
a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi menganai aktivitas pembiayaan investasi.
e. Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

4. Komponen Laporan Keuangan
Berikut adalah komponen – komponen dalam laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
a. Neraca
Neraca merupakan pembagian lancar dengan tidak lancar serta jangka pendek dan jangka panjang. Perusahaan menyajikan ativa lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang, kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas, sedangkan kewajiban disajikan menurut aturan jatuh temponya.

b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

c. Laporan Perubahan Ekuitas
Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan. Hal itu berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang ditunjukkan untuk memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama satu periode akuntansi.

e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dlam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, serta informasi tambahan serta kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) serta pengungkapan – pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Perencanaan Produksi Massal
B. Analisis Laporan Keuangan
Meskipun tidak memiliki wujud fisik, produsen perangkat lunak dapat dikategorikan dalam perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, Anda akan mempelajari analisis laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur

1. Metode Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau model untuk mengetahui keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur – unsur laporan keuangan dan perubahan unsur – unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya.
Laporan keuangan masing – masing pihak mempunyai kepentingan sendiri – sendiri. Perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan dalam cara menganalisis laporan keuangan dan perbedaan dalam tekanan – tekanan yang diberikan pada analisis tersebut. Penafsiran atas analisis laporan keuangan suatu perusahaan akan tergantung pada kedudukan dan kepentingan masing – masing pihak terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Sebagaimana Anda ketahui bahwa manajemen mementingkan laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja cukup efisien, aktiva aman dan terjaga baik, struktur permodalan sehat, dan perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari di bidang keuangan maupun dibidang usaha atu operasi. Oleh karena itu, manajemen menyediakan informasi yang lengkap dan terperinci.

Pemegang saham, menilai keberhasilan manajemen dalam memimpin perusahaan, terutama ditujukan pada kemampuan perusahaan membayar deviden dan bunga yang dihasilkan dari investasi serta pada kemunginan – kemungkinan yang dapat dicapai perusahaan pada waktu yang akan datang.

Berdasarkan sudut pandang kreditur jangka pendek, seperti bank – bank dan pedang – pedagang besar yang penting adalah menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang – utang jangka pendeknya (likuiditas perusahaan). Menurut kreditur jangka panjang, yang penting adalah tingkat pendapatan perusahaan sekarang maupu waktu – waktu yang akan datang, yaitu pospek ekonomis dari perusahaan yang diberi kredit. Tingkat pendapatan perusahaan dapat dinilai berdasarkan kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan angsuran pinjaman secara teratur.

Pihak seperti pemerintah dan karyawan perusahaan, kepentingannya berhubungan dengan soal kesempatan kerja, peningkatan hasil produksi, penarikkan pajak sebagai salah satu sumber anggaran belanja negara, dan pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi dan pemerintah. Menurut karyawan, yang pentig adalah soal gaji atau upah dan insentif – insentif lainnya.

Tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk membantu agar pengambilan keputusan dalam bidang keuangan menjadi lebih cepat, cermat, tepat dan akurat.
Ada beberapa macam metode dan teknik analisis laporan keuangan yang dapat dibuat. Metode dan teknik analisis laporan keuangan tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Analisis perbandingan neraca, laporan laba rugi, dan laporan laba yang ditahan dengan menunjukkan hal – hal berikut.
1) Data absolut (jumlah dalam rupiah)
2) Kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah
3) Kenaikan dan penurunan dalam pesanan
4) Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio
5) Persentase dari total
b. Analisis perubahan modal kerja
c. Analisis model dari rasio unsur – unsur neraca dan data operasi yang ada kaitannya.
d. Analisis persentase per komponen dari neraca dan laporan laba rugi,
e. Analisis rasio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur neraca, laporan laba rugi, dan kedua laporan keuangan
f. Analisis perbandingan dengan rasio industri.
g. Analisis perubahan pendapatan neto atau analisis perubahan laba bruto.
h. Analisis titik impas (break even analysis).
Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Langkah – Langkah dalam Membuat Perencanaan Pemasaran
2. Jenis Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa jenis analisis yang dapat dilakukan, yakni analisis internal, eksternal, horizontal, dan vertikal.

a. Analisis Internal
Analisis dilakukan oleh pihak yang dapat memperoleh informasi secara lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisis dilakukan oleh manajemen dalam engukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan. Menurut seorang penganalisis internal, selain laporan – laporan keuangan yang diumumkan pada publik, juga tersedia laporan – laporan intern yang bisa tidak diumumkan dan hanya dipakai untuk maksud – maksud itern.

b. Analisis Eksternal
Analisis eksternal dilakukan oleh mereka yang tidak bisa mendapatkan data secara terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisis dilakukan oleh bank – bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham, dan lain – lain dalam rangka mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas.
Menurut seorang penganalisis eksternal, hanya tersedia laporan – laporan keuangan yang lazimnya diumumkan kepada publik, yaitu neraca dan laporan laba rugi. Oleh karena terbatasnya data yang bisa didapatkan mengakibatkan penganalisis eksternal tidak bisa menganalisis lebih mendalam seperti yang dilakukan oleh seseorang penganalisis internal.

c. Analisis Horizontal
Analisis perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan atau kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis ini terdiri dari comparative statements dan index number series.

d. Analisis Vertikal
Analisis laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja. Analisis ini terdiri dari common size financial statement dan ratio analysis.

3. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Sering kali laporan keuangan disederhanakan untuk mengetahui posisi relatif suatu rekening dalam laporan keuangan. Teknik penyederhanaannya adalah sebagai berikut.
Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Analisis Lembar kerja Pembuatan Prototype Produk Kreatif
a. Teknik Analisis Comon Size
Analisis common size mengubah angka – angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu. Angka – angka yang ada di neraca, common base – nya adalah total aktiva. Total aktiva yang dipergunakan adalah 100%.

b. Teknik Analisis Indeks
Analisis indeks mengubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar adalah tahun yang di pandang sebagai tahun normal, bukan selalu tahun yang paling awal. Analisis ini dilakukan untuk melihat perkembangan dari waktu ke waku.

4. Laporan Keuangan yang Diperbandingkan
Perincian jumlah sen pada analisis laporan keuangan biasanya dapat dihilangkan. Pembualatan data keuangan dan hasil usaha atau operasi dalam ribuan atau jutaan rupiah tidak akan memengaruhi dalam perhitungan rasio, persentase, dan perbandingan karena sifat hubungan itu sebenarnya tidak berubah.
Membandingkan data neraca untuk dua periode atau lebih bertujuan untuk mengetahui adanya kenaikan atau penurunan jumlah absolut (dala rupiah) dalam persentase. Perubahan ini penting karena dapat memberi petunjuk arah perkembangan kondisi keuangan perusahaan.
Analisis perbandigan tersebut biasanya juga dilengkapi dengan rasio. Rasio ini dihitung dengan cara membagi jumlah rupiah tahun ini dengan jumlah rupiah tahun sebelumnya sebagai tahun dasar. Ratio kurang dari satu berarti jumlah rupiah tahun yang sedang berjalan lebih kecil dari jumlah rupiah tahun dasar. Sebaliknya, rasio lebih dari satu berarti jumlah rupiah tahun yang sedang berjalan lebih besar dari jumlah rupiah tahun dasar.

a. Jumlah Kumulatif dan Rata – Rata
Analisis perbandingan dapat diperluas dengan menunjukkan jumlah kumulatif dan angka rata – rata tahunan. Selanjutnya, akan dapat dianalisis apakah data yang ada menyimpang dari angka rata – rata tahunan tersebut. Apabila terjadi penyimpangan, dapat dicari faktor – faktor penyebabnya sehingga dapat disimpulkan apakah penyimpangan tersebut menguntungkan atau merugikan.

b. Interpretasi Laporan Keuangan yang Diperbandingkan
Laporan keuangan yang diperbandingkan, menunjukkan perubahannya secara absolut (dalam jumlah rupiah) dan perubahan secara relatif (dalam persen). Analisis dapat dilakukan dengan melihat perubahan masing – masing unsur secara individual dan melihat gabungan beberapa unsur yang ada kaitannya. Perbedaan – perbedaan yang terjadi dicari faktor – faktor penyebabnya dan dapat dinilai apakah perubahan – perubahan itu bersifat menguntungkan.
Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Perkembangan Usaha
Untuk mendapatkan file Materi Produk Kreatif dan Kewirausahan Membuat Standar Laporan Keuangan ini agar bisa di print out silahkan klik DISINI.

Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Perkembangan Usaha

https://smkindonesia1.blogspot.com/
Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Perkembangan Usaha
Perkembangan Usaha
Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesukseskan. Banyak hambatan yang dihadapi dalam menjalankan usaha, seperti kekurangan modal, tenaga kerja ahli atau terampil, dan kinerja keuangan usaha yang buruk. Namun, hambatan – hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik. Pengemabangan usaha bukan saja melibatkan modal yang banyak atau tenaga erja terampil, melainan juga harus melibatkan niat dari diri Anda sendiri.

Pada bab ini, Anda diharapkan dapat mengetahui tata cara mengembangkan usaha dan produk perangkat lunak, perangkat keras, serta multimedia. Anda tahu bahwa perangkat lunak, perangat keras, serta multimedia merupakan perangkat yang mengalami perkembangan terus – menerus. Tanpa adanya perkembangan, produk software ataupun hardware akan mudah dibobol oleh virus. Lalu, apa saja cara – cara dalam mengembangkan usaha dan produk perangkat lunak, perangkat keras, serta multimedia? Mari Anda pelajari bab berikut dengan seksama!

A. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha merupakan tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan, dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.
Perusahaan dapat memanfaatkan keahlin, teknologi, atau kekayaan intelekteual. Tujuannya, untuk memperluas kapasitas mereka dalam mengidentifikasi, meneliti, menganalisis, dan membawa ke pasar bisnis baru dan produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana bisnis strategis melaui ekuitas pembiayaan, akuisi/disvestasi teknologi, produk, dan lain – lain.

1. Unsur dalam Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha dibangun dalam dua aspek.
a. Unsur dari Pihak Dalam (Pihak Internal)
Ada beberapa unsur pengembangan usaha dari pihak dalam usaha diri sendiri, di antaranya sebagai berikut.
1) Adanya niat dari wirausaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.
2) Mengetahui teknik memproduksi barang seperti banyak barang yang harus diproduksi, cara yang digunakan untuk mengembangkan barang/produk, dan lain – lain.
3) Membuat anggaran yang bertujuan mengetahui seberapa besar pemasukan dan pengeluaran produk.

b. Unsur dari Pihak Luar (Pihak Eksternal)
Unsur – unsur pengembangan usaha dari pihak luar antara lain sebagai berikut.
1) Mengikuti perkembangan informasi dari luar.
2) Mendapatkan dana yang tidak hanya mengandalkan dari dalam, seperti meminjam dari luar.
3) Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik dan kondusif untuk usaha.
4) Harga dan kualitas ialah unsur strategi paling umum ditemui. Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga murah pula.
5) Cakupan jajaran produk. Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memungkinkan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorog perekonomian yang akhirnya akan memberi keuntungan kepada konsumen.

2. Tahapan dalam Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha memiliki beberapa level atau tingkat yang berbeda. Level atau tigkatan tersebut menjadi produk, komersial, dan korporasi. Berikut ini akan dijelaskan tentang tingkatan – tingkatan yang ada pada pengembangan usaha.

a. Tingkat Produk
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru. Meskipun tngkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan. Tingkat perkembangan usaha dibagi menjadi satu kategori, yaitu perkembangan inkremental. Perkembangan inkremental. Perkembangan inkremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi platform atau teknologi.

b. Tingkat Komersial
Coba bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial adalah berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan demikian, pekerjaan ini memerlukan individu yang kuat dan mampu menangani banyak masalah.
Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial adalah organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra, agen seperti, distributor, pemegang lisensi, franchise, atau cabang Anda sendiri nasional atau internasional. Tingkat pengembangan tingkat usaha komersial adalah rantai nilai. Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha komersial adalah rantai nilai. Pada penembangan rantai nilai tingkat usaha yang dilakukan adalah mengembangkan penawaran produk secara keseluruhan.

c. Tingkat Koporasi
Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu pada bidang pengembangan bisnis perusahaan. Fokusnya adalah ukan pada produk maupun komersial tingkat, melainkan pada korporasi tingkatan usaha
Pada dasarnya, tingkat pengembangan usaha ini adalah tentang merger dan akuisisi (M & A), usaha patungan (JV), saham langsung investasi (DEI), dan aliansi strategis. Tingkat korporasi berkaitan dengan analisis bisnis portofolio, keuangan perusahaan, hukum kontrak, hukum pajak, hukum sosial, anti kepercayaan hukum, manajemen perubahan, dan manajemen budaya.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 5 Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa

3. Hal – Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Usaha
Saat bisnis telah berkembang, pelaku bisnis layak untuk memikirkan ekspansi. Selain memperluas jaringan, ekspansi bisnis juga diperlukan untuk efisiensi serta menambah laba usaha. Terkadang, ekspansi bisnis dapat mengantarkan pelaku bisnis pada kegagalan (bangkrut). Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk ekspansi bisnis.

a. Buat Perencanaan
Membuat perencanaan apapun dalam dunia bisnis merupakan hal yang sebaiknya dilakukan oleh wirausahawan, termasuk ketika ingin melakukan ekspansi. Namun, kenyataannya banyak pelaku bisnis yang tidak melakukannya. Hanya dengan modal spekuasi, mereka berani mengambil keputusan untuk berekpansi dan itu adalah kesalahan besar.
Sebagai panduan membuat perencanaan, buatlah jawaban atas pertanyaan – pertanyaan berikut.

1) Apa permintaan riil bagi produk (barang atau jasa) Anda saat ini?
2) Apa permintaan proyeksi bagi produk (barang atau jasa) tersebut dalam jangka waktu 2 hingga 5 tahun ke depan?
3) Seerapa besar pertumbuhan yang Anda butuhkan untuk memenuhi permintaan terseut?
4) Bagaimana aktivitas kompetitor bisa merubah bisnis Anda dalam 2 sampai 5 tahun ke depan?
5) Apa rencana cadangan Anda dalam menanggapi permintaan yang tidak seperti biasanya?
6) Berapa banyak penambahan pegawai yang Anda butuhkan dan kapan waktu yang tepat untuk memperkejakan mereka?
7) Apa cara terbaik untuk ekspansi yang tidak menggangu cash flow?
8) Dimana batas kapasitas ekspansi yang dapat menekan biaya?

b. Jangan Berlebihan
Ekspansi memang akan mengantarkan suatu usaha memasuki level yang lebih tinggi. Namun, sebaiknya jangan berlebihan dalm membuat perencanaan. Gunakan logika dalam merancang perencanaan ekspansi dibanding ambisi. Dengan adanya perencanaan yang matang, tujuan pengembangan usaha akan mudah dilakukan. Perencanaan ekspansi diuat dengan proyeksi bisnis untuk lima tahun ke depan. Pikirkan pula segala macam risiko yang kemungkinan terjadi ketika proses ekspansi itu berlangsung.

c. Saran dari Profesional
Walau ekspansi atau perluasan usaha berjalan secara natural dan dianggap sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun secara sistematis, namun saran dari ahli tetap penting.

d. Rancang Jadwal Manajemen Proyek Ekpansi
Ketika merancang jadwal manajemen untuk kegiatan ekspansi, Anda harus memperhatikan hal – hal berikut.
1) Identifikasika proyek
2) Cantumkan tanggal atau membut timeline.
3) Jabarkan tanggung jawab
4) Rancang jadwal tinjauan reguler.
5) Rinci prosedur pengaturan proyek.
6) Rancang financial dan waktu tidak terduga.

e. Informasikan Konsumen
Ekspansi usaha tentu akan menyita waktu dan perhatian sehingga dapat memengaruhi operasional usaha. Karena itu, konsumen harus mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh wiraushawan ketika melakukan ekspansi. Paparkan rencana eksapansi dan waktu pencapaiannya. Bila memungkinkan sampaikan juga gangguan – gangguan yang bisa saja terjadi yang memengaruhi pelayanan konsumen ketika proses ekspansi itu sedang berlangsung.
Jangan lupa untuk memberi tahu konsumen manfaat yang dapat mereka peroleh dengan keputusan ekspansi. Selain itu, jelaskan juga bagaimana ekspansi itu bisa memengaruhi mereka. Yakinlah selalu bahwa apa yang sedang Anda lakukan semata – mata demi keputusan konsumen.

f. Umumkan Ekspansi yang Telah Dilakukan
Ketika ekspansi telah berhasil dicapai, umumkan kepada konsumen dan media massa. Beri tahu mereka prestasi bisnis serta peningktan yang telah diraih serta informasikan juga keunggulan ekspansi dan apa efeknya bagi konsumen.

4. Permasalahan dan Solusi dalam Pengembangan Usaha
Berikut permasalahan yang sering dijumpai dalam pengembangan usaha beserta solusinya.
a. Permasalahan dalam pengembangan usaha
Berikut permasalahan – permasalahan yang sering dijumpai dalam mengembangkan usaha.
1) Faktor Kurangnya Permodalan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kuranya permodalan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas. Adapun modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persayaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.

2) Kesulitan dalam Pemasaran Produk
Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpanan produk di gudang atau over produk. Jadi, tidak ada pemasukan bagi si pengusaha.

3) Persaingan Usaha yang Makin Ketat
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan pengusaha lainnya. Jika hal ini tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan megalami gagal produk.

4) Kesulitan Bahan Baku
Kesulitan bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pengembangan usaha. Jika tidak ada bahan baku, dapat dipastikan perusahaan tidak bisa melakukan kegiatan usahanya.

b. Solusi dalam Pengembangan Usaha
Ada beberapa solusi yang bisa ditawarkan di dalam mengembangkan usaha, di antaranya sebagai berikut.
1) Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam, tetapi bisa juga dari luar, seperti pinjaman bank, hibah, dan sebagainya.
2) Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga bisa diekspor ke luar negeri. Dengan demikian, produk Anda akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat.
3) Menerapkan strategi usaha seperti yang telah dibahas sebelumnya seperti menerapkan strategi penjualan. Contohnya membuat diversifikasi produk dan penemuan produk baru.
4) Membuat lokasi usaha dengan mempertibangkan mudahnya memperoleh suatu bahan baku untuk mengembangkan usaha. Dengan kata lain, memilih lokasi yang strategis dalam usaha.
5) Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon pelamar di perusahaan Anda. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan tenaga yang benar – benar ahli di bidangnya.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 6 Analisis Lembar Kerja Pembuatan Prototype Produk Kreatif

B. Menganalisis Perkembangan Usaha
Keberhasilan usaha dapat disamakan dengan perkembangan perusahaan. Istiah diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan. Perkembangan usaha adalah pross dalam pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan lain – lain. Berikut ciri – ciri perusahaan yang berkembang dan indikator dari pengembangan suatu usaha.

1. Ciri – Ciri Perusahaan yang Berkembang
Perusahaan yang berkembang dapat dilihat dari beberapa faktor. Namun, ada tiga ciri – ciri utama yang dapat diperlihatkan dari perusahaan yang berkembang, yaitu sebagai berikut.

a. Kinerja Keuangan
Pada dasarnya, kinerja keuangan perusahaan diperlukan sebagai alat ukur untuk mengukur financial health (Kesehatan Perusahaan). Kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai media pengukuran subjektif yang menggambarkan efektivitas penggunaan aset olah sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnis utamanya dan meningkatkan pendapatan.
Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu.
Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transasi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan, merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen merupakan persoalan yang komples karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efisien dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan.

Jadi, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Biasanya, ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan.

Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk, yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. bentuk yang lainnya, yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

b. Perluasan Pasar
Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumbuhan dimana perusahaan berfokus pada penjualan produk – produk yang ada di pasar – pasar yang telah ada sebelumnya.

1) Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini. Hal ini dapat dicapai oleh kombinasi dari strategi harga yang kompetitif, iklan, promosi penjualan, dan mungkin lebih banyak sumber daya pribadi yang dimanfaatkan untuk menjual.
2) Aman dari dominasi pertumbuhan pasar.
3) Restrukrusasi pasar yang matang oleh manuver dari kompetior, ini memerlukan kapanye promosi, didukung oleh sebuah strategi harga yang dirancang untuk membut pasar kurang enari bagi kompetitor.
4) Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada. Contohnya, memperkenalkan program loyalitas konsumen implementasi penetrasi pasar sebagai strategi pemasaran dikondisikan sebagai “bisnis seperti biasa”. Penetrasi pasar haruslah dieksekusi pada bisnis yang berfokus hanya pada pasar dan produk. Hal yang diperlukan adalah kepintaran pemasaran untuk mendapatkan informasi tentang kompetitor dan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, strategi ini akan memerlukan banyak investasi baru dalam penerapannya, sebab harus didahului oleh riset pasar.

Kegiatan perluasan pasar dapat dilakuka melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.
1) Pengembangan Pasar (Market Development)
Pengembangan pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumuhan unit bisnis yan berusaha untuk menjual produk – produk yang telah ada di pasar – pasar yang baru. Terdapat banyak cara untuk mengaplikasikan strategi ini, antara lain sebagai berikut.
a) Geografis pasar baru, misalnya produk ekspor ke negara yang baru
b) Dimensi atau kemasan produk yang baru
c) Saluran distribusi yang baru
d) Menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan baru atau membuat segmen pasar yang baru

Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Promosi dan Media Promosi

2) Pengembangan Produk (Product Depelopment)
Pengembangan produk adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumbuhan sebuah unit bisnis untuk memperkenalkan produk baru ke pasar – pasar yang telah ada. Hal ini mungkin memerlukan strategi pengembangan kompetensi baru dan memerlukan program pemasaran yang baru pula untuk mengembangkan produk yang dapat diubah / dikembangkan kepasar yang telah ada.

c. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan analisis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan, dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.
Pengembangan usaha dapat dilakukan melalui cara – cara sebagai berikut.

1) Go Public
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya menggunakan laba perusahaan. Adapun alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari keditur berupa utang, maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity).
Umumnya, pendanaan melalui mekanisme penyertaan dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go public. Perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go public atau penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK).
Penawaran umum (go public) merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang – Undang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Penawaran umum mencakup kegiatan – kegiatan berikut.
a) Periode pasar perdana, yaitu etika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk.
b) Penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia.
c) Pencacatan efek di bursa, yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di bursa.

Adapun proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan, yaitu sebagai berikut.
a) Tahapan persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka memperiapkan segala sesuatu yang berkiatan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Usaha (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum Saham. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukkan menjamin pelaksana emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar, yaitu sebagai berikut.
1) Penjamin pelaksana emisi (lead underwriter), yaitu pihak yang paling banyak keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin pelaksana emisi, antara lain : menyiapkan berbagai dokumen , membantu menyiapkan prokpektus, dan memberikan jaminan atas penerbitan.
2) Akuntan publik (auditor independent) yang bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.
3) Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
4) Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (Legal opinion).
5) Notaris untuk membuat akta – akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian – perjanjian dalam rangka penawaran umum dan notulen – notulen rapat.

b) Tahap pengajuan pernyataan pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen – dokumen pendukung calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM – LK hingga BAPEPAM – LK meyatakan pernyataan pendaftaran menjadi efektif.

c) Tahap penawaran saham
Tahapan ini merupakan tahapan umum karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen – agen penjual yang ditunjuk. Masa penawaran paling cepat satu hari kerja, dan paling lama lima hari kerja. Perlu diingat bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta, saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, investor terebut dapat membeli di pasar sekunder, yaitu setelah saham dicatatkan di bursa efek.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan kewirausahaan Strategi Pemasaran dan Promosi

d) Tahap pencatatan di bursa efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut di catatkan di bursa efek Indonesia.

2) Kartel
Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, membatasi suplai, dan kompetisi. Berdasarkan hukum antimonopoli, kartel dilarang di hampir semua negara. Namun, kartel tetap ada baiknya dalam lingkup nasional maupun internasional serta formal maupun informal. Berdasarkan definisi ini, satu entitas bisnis tunggal yang memegang monopoli tidak dapat dianggap sebagai suatu kartel, walaupun dapat dianggap bersalah jika menyalahgunakan monopoli yang dimilikinya. Kartel biasanya timbul dalam kondisi oligopoli, yaitu terdapat sejumlah kecil penjual dengan jenis produk yang homogen.

3) Trust
Trust adalah peleburan beberapa badann usaha menjadi sebuah perusahaan baru sehinga diperoleh kekuasaan yang besar dan monopoli. Contohnya, bank Mandiri merupakan gabungan dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Ekspor Impor Indonesia.

4) Holding Company
Holding Company adalah suatu PT besar yang menguasai sebagian besar sero atau saham perusahaan lainnya. Meskipun secara yuridis badan usaha yang dikuasai tetap berdiri sendiri namun diatur dan dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang menguasai.

5) Joint Venture
Joint Venture adalah penggabungan beberapa badan usaha untuk mendirikan satu bentuk usaha bersama dengan modal bersama pula serta bertujuan untuk menggali kekayaan alam dan mendidik tenaga ahli untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

6) Merger
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu diantaranya berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukkan dalam perseroan yang tetap berdiri.

7) Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar.

2. Indikator Perkembangan Usaha
Usaha yang berkembang dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain sebagai berikut.
a. Jumlah Pelanggan dari Waktu ke Waktu Mengalami Peningkatan
Hal ini menandakan bahwa peminat atau konsumen/pelanggan yang menyukai produk/jasa yang diproduksi oleh perusahaan.
b. Jenis dan Jumlah Barang/Jasa yang Dijual Makin Bertambah
Hal ini menandakan keuntungan dari penjualan perusahaan selama ini mencapai target yang diinginkan atau ditentukan sebelumnya.
c. Jangkauan Penjualan Makin Luas
Pelanggan atau konsumen produk/jasa yang datang dari luar rayon wilayah perusahaan menandakan makin luasnya jangkaun penjualan produk/jasa. Makin banyaknya pelnggan produk perusahaan menandakan perusahaan makin dikenal dan tentunya perkembangan perusahaan makin baik.
d. Modal yang Dimiliki Makin Banyak
Seiring berkembangnya usaha maka modal usaha juga akan semakin bertambah banyak. Perusahaan bisa membua cabang – cabang baru tanpa perlu melakukan pinjaman modal.
e. Aset Usaha Barang Berharga pun Bertambah
Perkembangan usaha bisa juga dilihat dari bertambahnya barang – barang aktiva dan barang berharga lainnya, yang dapat digunakan untuk kelangsungan usaha dalam jangka panjang.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan kewirausahaan Prosedur Pengujian Produk Barang/Jasa

C. Pengembangan Produk Perangkat Keras
Untuk mengembangkan produk perangkat keras, Anda harus memahami tips dan membuat laporan perkembangan usahanya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.
1. Tips dalam Mengembangkan Usaha Perangkat Keras
Impian dari setiap wirausahawan adalah untuk mengembangkan usahanya, termasuk agi para pengusaha di bidang perangkat keras. Namun, makin besar suatu perusahaan, berarti makin besar suatu perusahaan, berarti makin banyak tantangan yang diterima. Tida jarang tantangan – tantangan tersebut menyebabkan banyak perusahan perangkat keras terjebak e dalam jurang kebangkrutan.
Kunci dari pengembangan usaha yang stabil adalah berpikir dengan strategis. Anda harus memiliki strategi yang dirumuskan secara matang, selain itu, Anda harus membuat keputusan jangka panjang.

Perubahan gaya pada perangkat keras lebih cepat daripada yang Anda duga. Jadi, Anda harus tau bagaimana langkah – langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga laju pertumbuhan bisnis perangkat keras yang Anda bangun.

a. Modifikasi Produk Lama untuk Menciptakan Produk Baru
Pangsa pasar mana yang mungkin tertarik dengan perangkat keras yang Anda produksi? Tentu saja, jawaban dari pertanyaan tersebut tergantung pada seberapa luas jangkauan konsumen produk perangkat keras yang Anda buat. Misalnya, Anda adalah produsen gaming mouse dengan harga di atas Rp.1.000.000,00. Berdasarkan fakta tersebut, Anda bisa menentukan bahwa produk mouse yang dibuat akan menarik minat para gaer kelas menengah ke bawah, Anda bisa memodifikasi mouse buatan Anda dengan komponen – komponen yang lebih murah.

b. Pertahankan Konsumen
Kebanyakan perusahaan kecil mengembangkan usaha dengan mencari sebanyak mungkin konsumen. Kenyataannya, cara tersebut sudah tidak efektif lagi. Banyak data membuktikan bahwa biaya untuk merekrut konsumen baru 5 kali leih tinggi daripada biaya untuk mempertahankan konsumen lama.
Pelanggan lama adalah pelanggan yang sudah lama mengerti suatu produ dan memercayai produk tersebut. Pertahankan untuk memperhatikan kebutuhan dan anjuran dari para pelanggan lama, Anda dapat memotong biaya yang lebih besar untuk menarik konsumen itu.
Produsen perangkat keras harus senantiasa memperhatikan aspek – aspek dalam produknya yang dapat memenuhi keutuhan konsumen.

c. Lakukan Segalanya untuk Konsumen
Jika Anda ingin memperbarui komponen produk perangkat keras yang Anda buat, atau membuat perangkat keras dapat memiliki fitur yang berbeda. Pastia konsumen akan menyukainya.
Membangun perangkat keras bukan hal yang mudah. Perangkat keras adalah rangkaian dari berbagai macam ilmu. Selain itu, dengan memperkerjakan orang yang ahli dalam bidangnya, Anda dapat meningkatkan perfora produk yang Anda buat.

2. Membuat Laporan Perkembangan Usaha
Membuat laporan perkembangan usaha sangat penting dalam mengetahui sejauh mana kesehatan suatu usaha. Laporan tersebut juga bisa dijadikan sebgai tanggung jawab, jika Anda meminjam dana kepada pihak peminjam. Adanya laporan perkembangan usaha, pihak peminjam akan percaya bahwa usaha yang Anda buat telah berjalan dan berkembang dengan stabil. Berikut contoh laporan pengembangan usaha.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Perencanaan Produksi Massal

D. Pengembangan Produk Perangkat Lunak
Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat suatu perangkat lunak baru untuk menggantukan perangkat lunak lama secara keseluruhan atau memperaiki perangkat lunak yang telah ada. Supaya lebih cepat dan tepat dalam mendeskripsikan solusi dan mengembangkan perangkat lunak, juga hasilnya mudah dikembangkan dan dipelihara, pengembangan perangkat lunak memerlukan suatu metodologi khusus. Metodologi pengembangan perangkat lunak adalah suatu proses pengorganisasian kumpulan metode dan konvensi notasi yang telah didefinisikan untuk mengembangkan perangkat lunak. Pada prinsipnya, pengembangan produk perangkat lunak bertujuan untuk membantu menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas.

1. Metodologi Produk Perangat Lunak
Metodologi pengembangan perangkat lunak (atau disebut juga model proses atau pradigma rekayasa perangkat lunak) adalah suatu strategi pengembangan yang memadukan proses, metode, dan perangkat (tools). Metode – metode rekayasa perangkat lunak, memberikan teknik untuk membangun perangkat lunak. Berkaitan dengan serangkaian tugas yang menyangut analisis kebutuhan, kontruksi program, desain, pengujian, dan pemeliharaan.
Untuk menyelesaikan masalah di dalam pengembangan perangkat lunak, tim perekayasa harus menggabungkan strategi pengembangan yang melingkupi lapisan proses, metode, dan alat bantu. Model proses rekayasa perangkat lunak dipilih berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat – alat bantu yang akan dipakai, serta kontrol dan penyampaian yang dibutuhkan.

a. Model Sekuensial Linear
Metode pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan pada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan seuensial mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas – aktivitas berikut.

1) Rekayasa dan Permodelan Sistem/Informasi
Perangkat lunak adalah bagian dari sistem yang lebih besar, pekerjaan dimulai dari pembentukan kebutuhan – kebutuhan untuk seluruh elemen sistem dan memilah pengembangan perangat lunak. Hal ini penting, ketika perangkat lunak harus berkomunikasi dengan perangkat keras, orang, dan basis data.

2) Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Pengumpulan kebutuhan dengan fokus pada perangkat lunak, meliputi: domain informasi, fungsi yang dibutuhkan, unjuk kerja/performansi, dan antarmuka. Hasilnya harus di dokumentasi di – review ke pelanggan.

3) Desain
Ada empat atribut untuk program, yaitu struktur data, asrsitektur perangkat luna, prosedur detail, dan karakteristik antarmuka. Proses desain mengubah kebutuhan – kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang di mengerti perangkat lunak sebelum dimulai penulisan program. Desain ini harus terdokumentasikan dengan baik dan menjadi bagian konfigurasi perangkat lunak.

4) Generasi Kode
Penerjemah perancangan ke bentu yang dapat dimengerti oleh mesin dengan menggunakan bahasa pemprograman.

5) Pengujian
Setelah kode program selesai, pengujian dapat dilakukan. Pengujian memfokuskan pada logika internal dari perangkat lunak, fungsi eksternal dan mencari segala kemungkinan kesalahan, serta memeriksa apakah sesuai dengan hasil yang diinginkan.

6) Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan bagian paling akhir dari siklus pengembangan dan dilakukan seteag perangkat lunak digunakan. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru. Kegiatan pemeliharaan diantaranya sebagai berikut.
a) Corrector maintenance, yaitu mengoreksi kesalahan pada perangkat lunak, yang baru terdeteksi pada saat perangkat lunak digunakan.
b) Adaptive maintenance, yaitu penyesuaian dengan lingkaran baru. Misalnya, sistem operasi atau sebagai tuntunan atas perkembangan sistem komputer.
c) Perfektive maintenance, yaitu bila perangkat lunak sukses digunakan oleh pemakai. Pemeliharaan ditujukkan untuk menambah kemampuannya, seperti memberikan fungsi – fungsi tambahan, peningkatan kinerja, dan sebagainya.

Model sekuensial adalah pradigma rekayasa perangkat lunak yang paling luas dipakai dan paling tua. Kelemahan model ini antara lain sebagai berikut.
1) Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan sehingga perubahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah di dapat tim harus diubah kembali karena sering menyebabkan masalah baru.
2) Linear sequential model mengharuskan semua kebutuhan pemakai sudah dinyatakan sebagai eksplisit di awal proses, tetapi kadang – kadang tidak dapat terlaksana karena kesulitan yang dialami pemakai saat akan mengungkapkan semua kebutuhannya.
3) Pemakai harus bersabar karena versi dari program tidak akan di dapat sampai akhir rentang waktu proyek.
4) Adanya waktu menganggur bagi pengembang karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.

a. Model Prototipe
Model ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pendekatan prptptyping model digunakan jika pemakai hanya mendefinisikan objektif umum dari perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan input, pemrosesan, dan output – nya. Sementara pengembangan tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi, atau bentuk antarmuka manusia, dan mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari prototyping model adalah sebagai berikut.
1) Mendefinisikan objektif secara keseluruhan dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui.
2) Melakukan perencangan secara cepat sebagai dasar untuk membuat prototipe.
3) Menguji coba dan mengevaluasi prototipe kemudian melakukan penambahan dan perbaikan – perbaikan terhadap prototipe yang sudah dibuat.
Secara ideal, prototipe berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifiasi kebutuhan perangkat lunak. Bila prototipe yang sedang bekerja dibangun, pengembang harus menggunakan fragmen – fragmen program yang ada atau mengaplikasikan alat – alat bantu yang memungkinkan program bekerja secara cepat.

Baca juga Contoh RPP Berbasis STEM Mata Pelajaran Kimia Kelas XII SMA

2. Model Rapid Application Development (RAD)
Model Rapid Application Development (RAD) merupakan model proses pengembangan perangat lunak secara linear sequential yang menekankan siklus pengembangan yang sangat singkat atau pendek. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan sistem fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek (kira – kira 60-90 hari)

Pendekatan RAD menekankan cakupan berikut.
a. Pemodelan Bisnis (Bussines Modelling)
Aliran informasi diantara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan, seperti informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Ke mana informasi itu pergi? Siapa yang memprosesnya.
b. Pemodelan Data (Data Modelling)
Aliran informasi yang di definisikan sebagai bagian dari fase pemodelan bisnis di saring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik atau atribut dari masing – masing objek diidentifikasi dan hubungan antara objek – objek tersebut didefinisikan.
c. Pemodelan Proses (Process Modelling)
Aliran informasi yang didefinisikan dalam fase permodelan data ditranformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.
Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data.
d. Pembuatan Aplikasi
Selain menceritkan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional, RAD lebih banyak memroses kerja untuk memakai lagi komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi kontruksi perangkat lunak.
e. Pengujian dan Pergantian (Testing and Turnover)
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen yang telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Namun, komponen baru harus diuji.

3. Kiat Mengelola Pengembangan Produk Perangkat Lunak
Membuat sebuah perangkat lunak tidak semudah yang dibayangkan. Tidak cukup dengan memanggil satu programer atau lebih kemudian mereka diberi tugas membuat program. Banyak kejadian bahwa setaun bekerja, pogrammer pindah ke perusahaan lain. Jadi, hasil pekerjaannya ini dibawa atau dihapus dengan alasan perangkat lunak tersebut adalah hasil ciptaannya.
Akibatnya, saat programmer pengganti meneruskan warisan pekerjaannya itu ia akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya. Hasilnya sudah jelas, bukan penghematan biaya, melainkan pembekakan biaya, dan ditambah dengan kerugian waktu.
Bercemin dari kejadian diatas, lalu muncul pertanyaan, bagaimanakah cara mengelola pengembangan perangkat lunak yang baik? Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum Anda dapat melakukan pengembangan perangkat lunak yang baik, yaitu sebagai berikut.

a. Source Code Management
Pengelolaan source code dimasudkan agar versioning dapat dilakukan. Setiap kali ada perubahan versi, versi yang lama akan tetap disimpan sebagai back – up. Perlu juga ada keamanan yang menjamin bahwa hanya source code yang sudah baik saja yang dapat di – compile dan diuji. Setiap perubahan versi memerlukan catatan – catatan mengenai perubahan yang dilakukan dan alasan perubahannya. Jadi, di masa mendatang tidak terjadi kesalahan yang sudah pernah dilakukan.

b. Bug Report
Saat pengujian program, setiap bug yang ditemukan ditulis di dalam bug report. Pada bug report langah – langkah terjadinya bug harus dituliskan untuk memudahkan programmer dalam menemukan bug. Bug report ini diberi keterangan, tentang tingkat keseriusan dari bug tersebut yang biasa disebut dengan severity. Pada bug report, perlu juga diberikan priority number. Priority number digunakan programmer untuk menentukan hal yang harus diperbaiki terlebih dahulu.

c. User Requirement
User requirement tetap perlu dibuat guna mebatasi lingkup pekerjaan dan menghindari pengerjaan ulang (rework). Selain membatasi scope of work, user requirement juga akan memperbaiki desain sistem. Pada saat pengoperasian mendetail, sering terjadi ketidaksamaan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Oleh karen itu, setiap kali ada permintaan perubahan sistem yang akan dibuat harus dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh pengguna.

Baca juga Materi Informatika (TIK) Kelas VII SMP Tahun 2019

E. Pengembangan Produk Multimedia
Berikut beberapa tahapan pengembangan produk multimedia agar memiliki hasil yang baik.
1. Tahap 1 (Tujuan)
Tahap 1 menentukan tujuan yang meliputi hal – hal seperti berikut.
a. Tujuan aplikasi (informasi, hiburan, pelatihan, dan lain – lain)
b. Identifikasi pengguna (users)
c. Bentuk aplikasi (persentasi, imperatif, dan lain – lain)
d. Spesifikasi umum (ukuran aplikasi, dasar perencangan, terget yang ingin dicapai, dan lain – lain)

2. Tahap 2 (Desain)
Desain perancangan adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai struktur aplikasi multimedia yang akan dibuat, gaya, dan kebutuhan bahan (material) untuk aplikasi. Spesiifikasi dibuat rinci sehingga pada tahap berikutnya, yaitu tahap pengumpulan bahan dan pembuatan tidak dibutuhkan keputusan baru, melainkan menggunakan apa yang telah ditetapkan pada tahap desain. Namun, sering terjadi penambahan atau pengurangan bahan, bahkan ada perubahan pada bagian aplikasi pada awal pengerjaan multiedia.
Tahap desain multimedia sering melibatkan kegiatan berikut.
a. Pembuatan bagan alir (flow chart), yaitu menggambarkan struktur aplikasi multimedia yang disarankan.
b. Pembuatan storyboard, yaitu pemetaan elemen – elemen atau bahan (material) multimedia setiap layar aplikasi multimedia.

Cara menentukan urutan atau hubungan dalam merancang bagan alir (flow chart) atau peta konsep, antara lain sebagai berikut.
a. Ikuti hierarki alami materi.
b. Berdasarkan minat pengguna.
c. Sudah dikenal sampai yang belum dikenal.
d. Konkret sampai yang abstrak.
e. Dari yang umum sampai yang spesifik.
f. Berdasarkan pertimbangan topik pembahasan.
g. Secara kronologis didasarkan pada pemakaian atau kinerja.

Hal – hal yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan bagan alir adalah sebagai berikut.
a. Apakah semua bidang isi yang dibutuhkan telah dimasukkan?
b. Apakah semua hubungn diantara modul telah dimasukkan?
c. Apakah maksud struktur akan menjadi jelas bagi tim pengembang dan pengguna?

3. Tahap 3 (Pengumpulan Materi)
Tahap 3 meliputi hal – hal sebagai berikut.
a. Melakukan pengumpulan bahan (material), seperti clipart, image, animasi, audio, grafik, foto, audio, dan lain – lain yang diperlukan untuk tahap berikutnya.
b. Bahan yang diperlukan dalam multimedia dapat diperoleh dari sumber – sumber eperti library, bahan yang sudah ada pada pihak lain atau pembuatan khusus yang dilakukan oleh pihak luar.
c. Pengumpulan material dapat dilakukan paralel dengan tahap pembuatan (assembly).

4. Tahap 4 (Pembuatan)
Tahap 4 mliputi hal – hal berikut.
a. Tahap pembuatan (assembly) merupakan tahap seluruh objek multimedia dibuat atau diintegrasikan.
b. Pembuatan aplikasi berdasarkan flow chart, storyboard, struktur navigasi, atau diagram objek yang berasal dari tahap desain.
c. Menggunakan perangkat lunak authoring yang mempunyai fitur pebuatan flow chart dan desain. Misalnya, Microsoft frontpage, Macromedia, dan lain – lain.

5. Tahap 5 (Pengujian)
Tahap 5 meliputi hal – hal berikut.
a. Tahap pengujian dilakukan setelah tahap pembuatan dan seluruh bahan (Material) telah dimasukkan.
b. Biasanya pada tahap awal dilakukan pengujian secara modular untuk memastikan apaah hasilnya seperti yang diinginkan.
c. Aplikasi yang telah dihasilkan harus dapat berjalan dengan baik di lingkungan pengguna (klien) sehingga pengguna dapat merasakan adanya kemudahan dan manfaat dari aplikasi tersebut serta dapat menjalankan sendiri terutama untuk aplikasi yang interaktif.

6. Tahap 6 (Distribusi)
Tahap 6 meliputi hal – hal berikut.
a. Bila aplikasi multimedia akan digunakan dengan mesin yang berbeda, penggandaan menggunakan CD-ROM, tape, flash disk, atau distribusi dengan jaringan sangat diperlukan.
b. Tahap distribusi juga merupakan tahap evaluasi terhadap suatu produk multimedia, diharapkan akan dapat dikembangkan sistem multimedia yang lebih baik di kemudian hari.

Baca juga Buku Panduan Implementasi Pembelajaran Berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematic)