Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Perkembangan Usaha

https://smkindonesia1.blogspot.com/
Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Perkembangan Usaha
Perkembangan Usaha
Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesukseskan. Banyak hambatan yang dihadapi dalam menjalankan usaha, seperti kekurangan modal, tenaga kerja ahli atau terampil, dan kinerja keuangan usaha yang buruk. Namun, hambatan – hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik. Pengemabangan usaha bukan saja melibatkan modal yang banyak atau tenaga erja terampil, melainan juga harus melibatkan niat dari diri Anda sendiri.

Pada bab ini, Anda diharapkan dapat mengetahui tata cara mengembangkan usaha dan produk perangkat lunak, perangkat keras, serta multimedia. Anda tahu bahwa perangkat lunak, perangat keras, serta multimedia merupakan perangkat yang mengalami perkembangan terus – menerus. Tanpa adanya perkembangan, produk software ataupun hardware akan mudah dibobol oleh virus. Lalu, apa saja cara – cara dalam mengembangkan usaha dan produk perangkat lunak, perangkat keras, serta multimedia? Mari Anda pelajari bab berikut dengan seksama!

A. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha merupakan tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan, dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.
Perusahaan dapat memanfaatkan keahlin, teknologi, atau kekayaan intelekteual. Tujuannya, untuk memperluas kapasitas mereka dalam mengidentifikasi, meneliti, menganalisis, dan membawa ke pasar bisnis baru dan produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana bisnis strategis melaui ekuitas pembiayaan, akuisi/disvestasi teknologi, produk, dan lain – lain.

1. Unsur dalam Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha dibangun dalam dua aspek.
a. Unsur dari Pihak Dalam (Pihak Internal)
Ada beberapa unsur pengembangan usaha dari pihak dalam usaha diri sendiri, di antaranya sebagai berikut.
1) Adanya niat dari wirausaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.
2) Mengetahui teknik memproduksi barang seperti banyak barang yang harus diproduksi, cara yang digunakan untuk mengembangkan barang/produk, dan lain – lain.
3) Membuat anggaran yang bertujuan mengetahui seberapa besar pemasukan dan pengeluaran produk.

b. Unsur dari Pihak Luar (Pihak Eksternal)
Unsur – unsur pengembangan usaha dari pihak luar antara lain sebagai berikut.
1) Mengikuti perkembangan informasi dari luar.
2) Mendapatkan dana yang tidak hanya mengandalkan dari dalam, seperti meminjam dari luar.
3) Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik dan kondusif untuk usaha.
4) Harga dan kualitas ialah unsur strategi paling umum ditemui. Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga murah pula.
5) Cakupan jajaran produk. Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memungkinkan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorog perekonomian yang akhirnya akan memberi keuntungan kepada konsumen.

2. Tahapan dalam Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha memiliki beberapa level atau tingkat yang berbeda. Level atau tigkatan tersebut menjadi produk, komersial, dan korporasi. Berikut ini akan dijelaskan tentang tingkatan – tingkatan yang ada pada pengembangan usaha.

a. Tingkat Produk
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru. Meskipun tngkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan. Tingkat perkembangan usaha dibagi menjadi satu kategori, yaitu perkembangan inkremental. Perkembangan inkremental. Perkembangan inkremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi platform atau teknologi.

b. Tingkat Komersial
Coba bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial adalah berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan demikian, pekerjaan ini memerlukan individu yang kuat dan mampu menangani banyak masalah.
Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial adalah organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra, agen seperti, distributor, pemegang lisensi, franchise, atau cabang Anda sendiri nasional atau internasional. Tingkat pengembangan tingkat usaha komersial adalah rantai nilai. Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha komersial adalah rantai nilai. Pada penembangan rantai nilai tingkat usaha yang dilakukan adalah mengembangkan penawaran produk secara keseluruhan.

c. Tingkat Koporasi
Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu pada bidang pengembangan bisnis perusahaan. Fokusnya adalah ukan pada produk maupun komersial tingkat, melainkan pada korporasi tingkatan usaha
Pada dasarnya, tingkat pengembangan usaha ini adalah tentang merger dan akuisisi (M & A), usaha patungan (JV), saham langsung investasi (DEI), dan aliansi strategis. Tingkat korporasi berkaitan dengan analisis bisnis portofolio, keuangan perusahaan, hukum kontrak, hukum pajak, hukum sosial, anti kepercayaan hukum, manajemen perubahan, dan manajemen budaya.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 5 Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa

3. Hal – Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Usaha
Saat bisnis telah berkembang, pelaku bisnis layak untuk memikirkan ekspansi. Selain memperluas jaringan, ekspansi bisnis juga diperlukan untuk efisiensi serta menambah laba usaha. Terkadang, ekspansi bisnis dapat mengantarkan pelaku bisnis pada kegagalan (bangkrut). Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk ekspansi bisnis.

a. Buat Perencanaan
Membuat perencanaan apapun dalam dunia bisnis merupakan hal yang sebaiknya dilakukan oleh wirausahawan, termasuk ketika ingin melakukan ekspansi. Namun, kenyataannya banyak pelaku bisnis yang tidak melakukannya. Hanya dengan modal spekuasi, mereka berani mengambil keputusan untuk berekpansi dan itu adalah kesalahan besar.
Sebagai panduan membuat perencanaan, buatlah jawaban atas pertanyaan – pertanyaan berikut.

1) Apa permintaan riil bagi produk (barang atau jasa) Anda saat ini?
2) Apa permintaan proyeksi bagi produk (barang atau jasa) tersebut dalam jangka waktu 2 hingga 5 tahun ke depan?
3) Seerapa besar pertumbuhan yang Anda butuhkan untuk memenuhi permintaan terseut?
4) Bagaimana aktivitas kompetitor bisa merubah bisnis Anda dalam 2 sampai 5 tahun ke depan?
5) Apa rencana cadangan Anda dalam menanggapi permintaan yang tidak seperti biasanya?
6) Berapa banyak penambahan pegawai yang Anda butuhkan dan kapan waktu yang tepat untuk memperkejakan mereka?
7) Apa cara terbaik untuk ekspansi yang tidak menggangu cash flow?
8) Dimana batas kapasitas ekspansi yang dapat menekan biaya?

b. Jangan Berlebihan
Ekspansi memang akan mengantarkan suatu usaha memasuki level yang lebih tinggi. Namun, sebaiknya jangan berlebihan dalm membuat perencanaan. Gunakan logika dalam merancang perencanaan ekspansi dibanding ambisi. Dengan adanya perencanaan yang matang, tujuan pengembangan usaha akan mudah dilakukan. Perencanaan ekspansi diuat dengan proyeksi bisnis untuk lima tahun ke depan. Pikirkan pula segala macam risiko yang kemungkinan terjadi ketika proses ekspansi itu berlangsung.

c. Saran dari Profesional
Walau ekspansi atau perluasan usaha berjalan secara natural dan dianggap sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun secara sistematis, namun saran dari ahli tetap penting.

d. Rancang Jadwal Manajemen Proyek Ekpansi
Ketika merancang jadwal manajemen untuk kegiatan ekspansi, Anda harus memperhatikan hal – hal berikut.
1) Identifikasika proyek
2) Cantumkan tanggal atau membut timeline.
3) Jabarkan tanggung jawab
4) Rancang jadwal tinjauan reguler.
5) Rinci prosedur pengaturan proyek.
6) Rancang financial dan waktu tidak terduga.

e. Informasikan Konsumen
Ekspansi usaha tentu akan menyita waktu dan perhatian sehingga dapat memengaruhi operasional usaha. Karena itu, konsumen harus mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh wiraushawan ketika melakukan ekspansi. Paparkan rencana eksapansi dan waktu pencapaiannya. Bila memungkinkan sampaikan juga gangguan – gangguan yang bisa saja terjadi yang memengaruhi pelayanan konsumen ketika proses ekspansi itu sedang berlangsung.
Jangan lupa untuk memberi tahu konsumen manfaat yang dapat mereka peroleh dengan keputusan ekspansi. Selain itu, jelaskan juga bagaimana ekspansi itu bisa memengaruhi mereka. Yakinlah selalu bahwa apa yang sedang Anda lakukan semata – mata demi keputusan konsumen.

f. Umumkan Ekspansi yang Telah Dilakukan
Ketika ekspansi telah berhasil dicapai, umumkan kepada konsumen dan media massa. Beri tahu mereka prestasi bisnis serta peningktan yang telah diraih serta informasikan juga keunggulan ekspansi dan apa efeknya bagi konsumen.

4. Permasalahan dan Solusi dalam Pengembangan Usaha
Berikut permasalahan yang sering dijumpai dalam pengembangan usaha beserta solusinya.
a. Permasalahan dalam pengembangan usaha
Berikut permasalahan – permasalahan yang sering dijumpai dalam mengembangkan usaha.
1) Faktor Kurangnya Permodalan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kuranya permodalan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas. Adapun modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persayaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.

2) Kesulitan dalam Pemasaran Produk
Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpanan produk di gudang atau over produk. Jadi, tidak ada pemasukan bagi si pengusaha.

3) Persaingan Usaha yang Makin Ketat
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan pengusaha lainnya. Jika hal ini tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan megalami gagal produk.

4) Kesulitan Bahan Baku
Kesulitan bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pengembangan usaha. Jika tidak ada bahan baku, dapat dipastikan perusahaan tidak bisa melakukan kegiatan usahanya.

b. Solusi dalam Pengembangan Usaha
Ada beberapa solusi yang bisa ditawarkan di dalam mengembangkan usaha, di antaranya sebagai berikut.
1) Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam, tetapi bisa juga dari luar, seperti pinjaman bank, hibah, dan sebagainya.
2) Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga bisa diekspor ke luar negeri. Dengan demikian, produk Anda akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat.
3) Menerapkan strategi usaha seperti yang telah dibahas sebelumnya seperti menerapkan strategi penjualan. Contohnya membuat diversifikasi produk dan penemuan produk baru.
4) Membuat lokasi usaha dengan mempertibangkan mudahnya memperoleh suatu bahan baku untuk mengembangkan usaha. Dengan kata lain, memilih lokasi yang strategis dalam usaha.
5) Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon pelamar di perusahaan Anda. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan tenaga yang benar – benar ahli di bidangnya.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 6 Analisis Lembar Kerja Pembuatan Prototype Produk Kreatif

B. Menganalisis Perkembangan Usaha
Keberhasilan usaha dapat disamakan dengan perkembangan perusahaan. Istiah diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan. Perkembangan usaha adalah pross dalam pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan lain – lain. Berikut ciri – ciri perusahaan yang berkembang dan indikator dari pengembangan suatu usaha.

1. Ciri – Ciri Perusahaan yang Berkembang
Perusahaan yang berkembang dapat dilihat dari beberapa faktor. Namun, ada tiga ciri – ciri utama yang dapat diperlihatkan dari perusahaan yang berkembang, yaitu sebagai berikut.

a. Kinerja Keuangan
Pada dasarnya, kinerja keuangan perusahaan diperlukan sebagai alat ukur untuk mengukur financial health (Kesehatan Perusahaan). Kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai media pengukuran subjektif yang menggambarkan efektivitas penggunaan aset olah sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnis utamanya dan meningkatkan pendapatan.
Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu.
Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transasi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan, merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen merupakan persoalan yang komples karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efisien dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan.

Jadi, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Biasanya, ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan.

Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk, yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. bentuk yang lainnya, yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

b. Perluasan Pasar
Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumbuhan dimana perusahaan berfokus pada penjualan produk – produk yang ada di pasar – pasar yang telah ada sebelumnya.

1) Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini. Hal ini dapat dicapai oleh kombinasi dari strategi harga yang kompetitif, iklan, promosi penjualan, dan mungkin lebih banyak sumber daya pribadi yang dimanfaatkan untuk menjual.
2) Aman dari dominasi pertumbuhan pasar.
3) Restrukrusasi pasar yang matang oleh manuver dari kompetior, ini memerlukan kapanye promosi, didukung oleh sebuah strategi harga yang dirancang untuk membut pasar kurang enari bagi kompetitor.
4) Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada. Contohnya, memperkenalkan program loyalitas konsumen implementasi penetrasi pasar sebagai strategi pemasaran dikondisikan sebagai “bisnis seperti biasa”. Penetrasi pasar haruslah dieksekusi pada bisnis yang berfokus hanya pada pasar dan produk. Hal yang diperlukan adalah kepintaran pemasaran untuk mendapatkan informasi tentang kompetitor dan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, strategi ini akan memerlukan banyak investasi baru dalam penerapannya, sebab harus didahului oleh riset pasar.

Kegiatan perluasan pasar dapat dilakuka melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.
1) Pengembangan Pasar (Market Development)
Pengembangan pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumuhan unit bisnis yan berusaha untuk menjual produk – produk yang telah ada di pasar – pasar yang baru. Terdapat banyak cara untuk mengaplikasikan strategi ini, antara lain sebagai berikut.
a) Geografis pasar baru, misalnya produk ekspor ke negara yang baru
b) Dimensi atau kemasan produk yang baru
c) Saluran distribusi yang baru
d) Menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan baru atau membuat segmen pasar yang baru

Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Promosi dan Media Promosi

2) Pengembangan Produk (Product Depelopment)
Pengembangan produk adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumbuhan sebuah unit bisnis untuk memperkenalkan produk baru ke pasar – pasar yang telah ada. Hal ini mungkin memerlukan strategi pengembangan kompetensi baru dan memerlukan program pemasaran yang baru pula untuk mengembangkan produk yang dapat diubah / dikembangkan kepasar yang telah ada.

c. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan analisis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan, dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.
Pengembangan usaha dapat dilakukan melalui cara – cara sebagai berikut.

1) Go Public
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya menggunakan laba perusahaan. Adapun alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari keditur berupa utang, maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity).
Umumnya, pendanaan melalui mekanisme penyertaan dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go public. Perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go public atau penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK).
Penawaran umum (go public) merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang – Undang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Penawaran umum mencakup kegiatan – kegiatan berikut.
a) Periode pasar perdana, yaitu etika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk.
b) Penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia.
c) Pencacatan efek di bursa, yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di bursa.

Adapun proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan, yaitu sebagai berikut.
a) Tahapan persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka memperiapkan segala sesuatu yang berkiatan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Usaha (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum Saham. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukkan menjamin pelaksana emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar, yaitu sebagai berikut.
1) Penjamin pelaksana emisi (lead underwriter), yaitu pihak yang paling banyak keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin pelaksana emisi, antara lain : menyiapkan berbagai dokumen , membantu menyiapkan prokpektus, dan memberikan jaminan atas penerbitan.
2) Akuntan publik (auditor independent) yang bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.
3) Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
4) Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (Legal opinion).
5) Notaris untuk membuat akta – akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian – perjanjian dalam rangka penawaran umum dan notulen – notulen rapat.

b) Tahap pengajuan pernyataan pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen – dokumen pendukung calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM – LK hingga BAPEPAM – LK meyatakan pernyataan pendaftaran menjadi efektif.

c) Tahap penawaran saham
Tahapan ini merupakan tahapan umum karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen – agen penjual yang ditunjuk. Masa penawaran paling cepat satu hari kerja, dan paling lama lima hari kerja. Perlu diingat bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta, saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, investor terebut dapat membeli di pasar sekunder, yaitu setelah saham dicatatkan di bursa efek.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan kewirausahaan Strategi Pemasaran dan Promosi

d) Tahap pencatatan di bursa efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut di catatkan di bursa efek Indonesia.

2) Kartel
Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, membatasi suplai, dan kompetisi. Berdasarkan hukum antimonopoli, kartel dilarang di hampir semua negara. Namun, kartel tetap ada baiknya dalam lingkup nasional maupun internasional serta formal maupun informal. Berdasarkan definisi ini, satu entitas bisnis tunggal yang memegang monopoli tidak dapat dianggap sebagai suatu kartel, walaupun dapat dianggap bersalah jika menyalahgunakan monopoli yang dimilikinya. Kartel biasanya timbul dalam kondisi oligopoli, yaitu terdapat sejumlah kecil penjual dengan jenis produk yang homogen.

3) Trust
Trust adalah peleburan beberapa badann usaha menjadi sebuah perusahaan baru sehinga diperoleh kekuasaan yang besar dan monopoli. Contohnya, bank Mandiri merupakan gabungan dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Ekspor Impor Indonesia.

4) Holding Company
Holding Company adalah suatu PT besar yang menguasai sebagian besar sero atau saham perusahaan lainnya. Meskipun secara yuridis badan usaha yang dikuasai tetap berdiri sendiri namun diatur dan dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang menguasai.

5) Joint Venture
Joint Venture adalah penggabungan beberapa badan usaha untuk mendirikan satu bentuk usaha bersama dengan modal bersama pula serta bertujuan untuk menggali kekayaan alam dan mendidik tenaga ahli untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

6) Merger
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu diantaranya berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukkan dalam perseroan yang tetap berdiri.

7) Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar.

2. Indikator Perkembangan Usaha
Usaha yang berkembang dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain sebagai berikut.
a. Jumlah Pelanggan dari Waktu ke Waktu Mengalami Peningkatan
Hal ini menandakan bahwa peminat atau konsumen/pelanggan yang menyukai produk/jasa yang diproduksi oleh perusahaan.
b. Jenis dan Jumlah Barang/Jasa yang Dijual Makin Bertambah
Hal ini menandakan keuntungan dari penjualan perusahaan selama ini mencapai target yang diinginkan atau ditentukan sebelumnya.
c. Jangkauan Penjualan Makin Luas
Pelanggan atau konsumen produk/jasa yang datang dari luar rayon wilayah perusahaan menandakan makin luasnya jangkaun penjualan produk/jasa. Makin banyaknya pelnggan produk perusahaan menandakan perusahaan makin dikenal dan tentunya perkembangan perusahaan makin baik.
d. Modal yang Dimiliki Makin Banyak
Seiring berkembangnya usaha maka modal usaha juga akan semakin bertambah banyak. Perusahaan bisa membua cabang – cabang baru tanpa perlu melakukan pinjaman modal.
e. Aset Usaha Barang Berharga pun Bertambah
Perkembangan usaha bisa juga dilihat dari bertambahnya barang – barang aktiva dan barang berharga lainnya, yang dapat digunakan untuk kelangsungan usaha dalam jangka panjang.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan kewirausahaan Prosedur Pengujian Produk Barang/Jasa

C. Pengembangan Produk Perangkat Keras
Untuk mengembangkan produk perangkat keras, Anda harus memahami tips dan membuat laporan perkembangan usahanya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.
1. Tips dalam Mengembangkan Usaha Perangkat Keras
Impian dari setiap wirausahawan adalah untuk mengembangkan usahanya, termasuk agi para pengusaha di bidang perangkat keras. Namun, makin besar suatu perusahaan, berarti makin besar suatu perusahaan, berarti makin banyak tantangan yang diterima. Tida jarang tantangan – tantangan tersebut menyebabkan banyak perusahan perangkat keras terjebak e dalam jurang kebangkrutan.
Kunci dari pengembangan usaha yang stabil adalah berpikir dengan strategis. Anda harus memiliki strategi yang dirumuskan secara matang, selain itu, Anda harus membuat keputusan jangka panjang.

Perubahan gaya pada perangkat keras lebih cepat daripada yang Anda duga. Jadi, Anda harus tau bagaimana langkah – langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga laju pertumbuhan bisnis perangkat keras yang Anda bangun.

a. Modifikasi Produk Lama untuk Menciptakan Produk Baru
Pangsa pasar mana yang mungkin tertarik dengan perangkat keras yang Anda produksi? Tentu saja, jawaban dari pertanyaan tersebut tergantung pada seberapa luas jangkauan konsumen produk perangkat keras yang Anda buat. Misalnya, Anda adalah produsen gaming mouse dengan harga di atas Rp.1.000.000,00. Berdasarkan fakta tersebut, Anda bisa menentukan bahwa produk mouse yang dibuat akan menarik minat para gaer kelas menengah ke bawah, Anda bisa memodifikasi mouse buatan Anda dengan komponen – komponen yang lebih murah.

b. Pertahankan Konsumen
Kebanyakan perusahaan kecil mengembangkan usaha dengan mencari sebanyak mungkin konsumen. Kenyataannya, cara tersebut sudah tidak efektif lagi. Banyak data membuktikan bahwa biaya untuk merekrut konsumen baru 5 kali leih tinggi daripada biaya untuk mempertahankan konsumen lama.
Pelanggan lama adalah pelanggan yang sudah lama mengerti suatu produ dan memercayai produk tersebut. Pertahankan untuk memperhatikan kebutuhan dan anjuran dari para pelanggan lama, Anda dapat memotong biaya yang lebih besar untuk menarik konsumen itu.
Produsen perangkat keras harus senantiasa memperhatikan aspek – aspek dalam produknya yang dapat memenuhi keutuhan konsumen.

c. Lakukan Segalanya untuk Konsumen
Jika Anda ingin memperbarui komponen produk perangkat keras yang Anda buat, atau membuat perangkat keras dapat memiliki fitur yang berbeda. Pastia konsumen akan menyukainya.
Membangun perangkat keras bukan hal yang mudah. Perangkat keras adalah rangkaian dari berbagai macam ilmu. Selain itu, dengan memperkerjakan orang yang ahli dalam bidangnya, Anda dapat meningkatkan perfora produk yang Anda buat.

2. Membuat Laporan Perkembangan Usaha
Membuat laporan perkembangan usaha sangat penting dalam mengetahui sejauh mana kesehatan suatu usaha. Laporan tersebut juga bisa dijadikan sebgai tanggung jawab, jika Anda meminjam dana kepada pihak peminjam. Adanya laporan perkembangan usaha, pihak peminjam akan percaya bahwa usaha yang Anda buat telah berjalan dan berkembang dengan stabil. Berikut contoh laporan pengembangan usaha.

Baca juga Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Perencanaan Produksi Massal

D. Pengembangan Produk Perangkat Lunak
Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat suatu perangkat lunak baru untuk menggantukan perangkat lunak lama secara keseluruhan atau memperaiki perangkat lunak yang telah ada. Supaya lebih cepat dan tepat dalam mendeskripsikan solusi dan mengembangkan perangkat lunak, juga hasilnya mudah dikembangkan dan dipelihara, pengembangan perangkat lunak memerlukan suatu metodologi khusus. Metodologi pengembangan perangkat lunak adalah suatu proses pengorganisasian kumpulan metode dan konvensi notasi yang telah didefinisikan untuk mengembangkan perangkat lunak. Pada prinsipnya, pengembangan produk perangkat lunak bertujuan untuk membantu menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas.

1. Metodologi Produk Perangat Lunak
Metodologi pengembangan perangkat lunak (atau disebut juga model proses atau pradigma rekayasa perangkat lunak) adalah suatu strategi pengembangan yang memadukan proses, metode, dan perangkat (tools). Metode – metode rekayasa perangkat lunak, memberikan teknik untuk membangun perangkat lunak. Berkaitan dengan serangkaian tugas yang menyangut analisis kebutuhan, kontruksi program, desain, pengujian, dan pemeliharaan.
Untuk menyelesaikan masalah di dalam pengembangan perangkat lunak, tim perekayasa harus menggabungkan strategi pengembangan yang melingkupi lapisan proses, metode, dan alat bantu. Model proses rekayasa perangkat lunak dipilih berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat – alat bantu yang akan dipakai, serta kontrol dan penyampaian yang dibutuhkan.

a. Model Sekuensial Linear
Metode pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan pada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan seuensial mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas – aktivitas berikut.

1) Rekayasa dan Permodelan Sistem/Informasi
Perangkat lunak adalah bagian dari sistem yang lebih besar, pekerjaan dimulai dari pembentukan kebutuhan – kebutuhan untuk seluruh elemen sistem dan memilah pengembangan perangat lunak. Hal ini penting, ketika perangkat lunak harus berkomunikasi dengan perangkat keras, orang, dan basis data.

2) Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Pengumpulan kebutuhan dengan fokus pada perangkat lunak, meliputi: domain informasi, fungsi yang dibutuhkan, unjuk kerja/performansi, dan antarmuka. Hasilnya harus di dokumentasi di – review ke pelanggan.

3) Desain
Ada empat atribut untuk program, yaitu struktur data, asrsitektur perangkat luna, prosedur detail, dan karakteristik antarmuka. Proses desain mengubah kebutuhan – kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang di mengerti perangkat lunak sebelum dimulai penulisan program. Desain ini harus terdokumentasikan dengan baik dan menjadi bagian konfigurasi perangkat lunak.

4) Generasi Kode
Penerjemah perancangan ke bentu yang dapat dimengerti oleh mesin dengan menggunakan bahasa pemprograman.

5) Pengujian
Setelah kode program selesai, pengujian dapat dilakukan. Pengujian memfokuskan pada logika internal dari perangkat lunak, fungsi eksternal dan mencari segala kemungkinan kesalahan, serta memeriksa apakah sesuai dengan hasil yang diinginkan.

6) Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan bagian paling akhir dari siklus pengembangan dan dilakukan seteag perangkat lunak digunakan. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru. Kegiatan pemeliharaan diantaranya sebagai berikut.
a) Corrector maintenance, yaitu mengoreksi kesalahan pada perangkat lunak, yang baru terdeteksi pada saat perangkat lunak digunakan.
b) Adaptive maintenance, yaitu penyesuaian dengan lingkaran baru. Misalnya, sistem operasi atau sebagai tuntunan atas perkembangan sistem komputer.
c) Perfektive maintenance, yaitu bila perangkat lunak sukses digunakan oleh pemakai. Pemeliharaan ditujukkan untuk menambah kemampuannya, seperti memberikan fungsi – fungsi tambahan, peningkatan kinerja, dan sebagainya.

Model sekuensial adalah pradigma rekayasa perangkat lunak yang paling luas dipakai dan paling tua. Kelemahan model ini antara lain sebagai berikut.
1) Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan sehingga perubahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah di dapat tim harus diubah kembali karena sering menyebabkan masalah baru.
2) Linear sequential model mengharuskan semua kebutuhan pemakai sudah dinyatakan sebagai eksplisit di awal proses, tetapi kadang – kadang tidak dapat terlaksana karena kesulitan yang dialami pemakai saat akan mengungkapkan semua kebutuhannya.
3) Pemakai harus bersabar karena versi dari program tidak akan di dapat sampai akhir rentang waktu proyek.
4) Adanya waktu menganggur bagi pengembang karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.

a. Model Prototipe
Model ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pendekatan prptptyping model digunakan jika pemakai hanya mendefinisikan objektif umum dari perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan input, pemrosesan, dan output – nya. Sementara pengembangan tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi, atau bentuk antarmuka manusia, dan mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari prototyping model adalah sebagai berikut.
1) Mendefinisikan objektif secara keseluruhan dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui.
2) Melakukan perencangan secara cepat sebagai dasar untuk membuat prototipe.
3) Menguji coba dan mengevaluasi prototipe kemudian melakukan penambahan dan perbaikan – perbaikan terhadap prototipe yang sudah dibuat.
Secara ideal, prototipe berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifiasi kebutuhan perangkat lunak. Bila prototipe yang sedang bekerja dibangun, pengembang harus menggunakan fragmen – fragmen program yang ada atau mengaplikasikan alat – alat bantu yang memungkinkan program bekerja secara cepat.

Baca juga Contoh RPP Berbasis STEM Mata Pelajaran Kimia Kelas XII SMA

2. Model Rapid Application Development (RAD)
Model Rapid Application Development (RAD) merupakan model proses pengembangan perangat lunak secara linear sequential yang menekankan siklus pengembangan yang sangat singkat atau pendek. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan sistem fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek (kira – kira 60-90 hari)

Pendekatan RAD menekankan cakupan berikut.
a. Pemodelan Bisnis (Bussines Modelling)
Aliran informasi diantara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan, seperti informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Ke mana informasi itu pergi? Siapa yang memprosesnya.
b. Pemodelan Data (Data Modelling)
Aliran informasi yang di definisikan sebagai bagian dari fase pemodelan bisnis di saring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik atau atribut dari masing – masing objek diidentifikasi dan hubungan antara objek – objek tersebut didefinisikan.
c. Pemodelan Proses (Process Modelling)
Aliran informasi yang didefinisikan dalam fase permodelan data ditranformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.
Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data.
d. Pembuatan Aplikasi
Selain menceritkan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional, RAD lebih banyak memroses kerja untuk memakai lagi komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi kontruksi perangkat lunak.
e. Pengujian dan Pergantian (Testing and Turnover)
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen yang telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Namun, komponen baru harus diuji.

3. Kiat Mengelola Pengembangan Produk Perangkat Lunak
Membuat sebuah perangkat lunak tidak semudah yang dibayangkan. Tidak cukup dengan memanggil satu programer atau lebih kemudian mereka diberi tugas membuat program. Banyak kejadian bahwa setaun bekerja, pogrammer pindah ke perusahaan lain. Jadi, hasil pekerjaannya ini dibawa atau dihapus dengan alasan perangkat lunak tersebut adalah hasil ciptaannya.
Akibatnya, saat programmer pengganti meneruskan warisan pekerjaannya itu ia akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya. Hasilnya sudah jelas, bukan penghematan biaya, melainkan pembekakan biaya, dan ditambah dengan kerugian waktu.
Bercemin dari kejadian diatas, lalu muncul pertanyaan, bagaimanakah cara mengelola pengembangan perangkat lunak yang baik? Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum Anda dapat melakukan pengembangan perangkat lunak yang baik, yaitu sebagai berikut.

a. Source Code Management
Pengelolaan source code dimasudkan agar versioning dapat dilakukan. Setiap kali ada perubahan versi, versi yang lama akan tetap disimpan sebagai back – up. Perlu juga ada keamanan yang menjamin bahwa hanya source code yang sudah baik saja yang dapat di – compile dan diuji. Setiap perubahan versi memerlukan catatan – catatan mengenai perubahan yang dilakukan dan alasan perubahannya. Jadi, di masa mendatang tidak terjadi kesalahan yang sudah pernah dilakukan.

b. Bug Report
Saat pengujian program, setiap bug yang ditemukan ditulis di dalam bug report. Pada bug report langah – langkah terjadinya bug harus dituliskan untuk memudahkan programmer dalam menemukan bug. Bug report ini diberi keterangan, tentang tingkat keseriusan dari bug tersebut yang biasa disebut dengan severity. Pada bug report, perlu juga diberikan priority number. Priority number digunakan programmer untuk menentukan hal yang harus diperbaiki terlebih dahulu.

c. User Requirement
User requirement tetap perlu dibuat guna mebatasi lingkup pekerjaan dan menghindari pengerjaan ulang (rework). Selain membatasi scope of work, user requirement juga akan memperbaiki desain sistem. Pada saat pengoperasian mendetail, sering terjadi ketidaksamaan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Oleh karen itu, setiap kali ada permintaan perubahan sistem yang akan dibuat harus dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh pengguna.

Baca juga Materi Informatika (TIK) Kelas VII SMP Tahun 2019

E. Pengembangan Produk Multimedia
Berikut beberapa tahapan pengembangan produk multimedia agar memiliki hasil yang baik.
1. Tahap 1 (Tujuan)
Tahap 1 menentukan tujuan yang meliputi hal – hal seperti berikut.
a. Tujuan aplikasi (informasi, hiburan, pelatihan, dan lain – lain)
b. Identifikasi pengguna (users)
c. Bentuk aplikasi (persentasi, imperatif, dan lain – lain)
d. Spesifikasi umum (ukuran aplikasi, dasar perencangan, terget yang ingin dicapai, dan lain – lain)

2. Tahap 2 (Desain)
Desain perancangan adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai struktur aplikasi multimedia yang akan dibuat, gaya, dan kebutuhan bahan (material) untuk aplikasi. Spesiifikasi dibuat rinci sehingga pada tahap berikutnya, yaitu tahap pengumpulan bahan dan pembuatan tidak dibutuhkan keputusan baru, melainkan menggunakan apa yang telah ditetapkan pada tahap desain. Namun, sering terjadi penambahan atau pengurangan bahan, bahkan ada perubahan pada bagian aplikasi pada awal pengerjaan multiedia.
Tahap desain multimedia sering melibatkan kegiatan berikut.
a. Pembuatan bagan alir (flow chart), yaitu menggambarkan struktur aplikasi multimedia yang disarankan.
b. Pembuatan storyboard, yaitu pemetaan elemen – elemen atau bahan (material) multimedia setiap layar aplikasi multimedia.

Cara menentukan urutan atau hubungan dalam merancang bagan alir (flow chart) atau peta konsep, antara lain sebagai berikut.
a. Ikuti hierarki alami materi.
b. Berdasarkan minat pengguna.
c. Sudah dikenal sampai yang belum dikenal.
d. Konkret sampai yang abstrak.
e. Dari yang umum sampai yang spesifik.
f. Berdasarkan pertimbangan topik pembahasan.
g. Secara kronologis didasarkan pada pemakaian atau kinerja.

Hal – hal yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan bagan alir adalah sebagai berikut.
a. Apakah semua bidang isi yang dibutuhkan telah dimasukkan?
b. Apakah semua hubungn diantara modul telah dimasukkan?
c. Apakah maksud struktur akan menjadi jelas bagi tim pengembang dan pengguna?

3. Tahap 3 (Pengumpulan Materi)
Tahap 3 meliputi hal – hal sebagai berikut.
a. Melakukan pengumpulan bahan (material), seperti clipart, image, animasi, audio, grafik, foto, audio, dan lain – lain yang diperlukan untuk tahap berikutnya.
b. Bahan yang diperlukan dalam multimedia dapat diperoleh dari sumber – sumber eperti library, bahan yang sudah ada pada pihak lain atau pembuatan khusus yang dilakukan oleh pihak luar.
c. Pengumpulan material dapat dilakukan paralel dengan tahap pembuatan (assembly).

4. Tahap 4 (Pembuatan)
Tahap 4 mliputi hal – hal berikut.
a. Tahap pembuatan (assembly) merupakan tahap seluruh objek multimedia dibuat atau diintegrasikan.
b. Pembuatan aplikasi berdasarkan flow chart, storyboard, struktur navigasi, atau diagram objek yang berasal dari tahap desain.
c. Menggunakan perangkat lunak authoring yang mempunyai fitur pebuatan flow chart dan desain. Misalnya, Microsoft frontpage, Macromedia, dan lain – lain.

5. Tahap 5 (Pengujian)
Tahap 5 meliputi hal – hal berikut.
a. Tahap pengujian dilakukan setelah tahap pembuatan dan seluruh bahan (Material) telah dimasukkan.
b. Biasanya pada tahap awal dilakukan pengujian secara modular untuk memastikan apaah hasilnya seperti yang diinginkan.
c. Aplikasi yang telah dihasilkan harus dapat berjalan dengan baik di lingkungan pengguna (klien) sehingga pengguna dapat merasakan adanya kemudahan dan manfaat dari aplikasi tersebut serta dapat menjalankan sendiri terutama untuk aplikasi yang interaktif.

6. Tahap 6 (Distribusi)
Tahap 6 meliputi hal – hal berikut.
a. Bila aplikasi multimedia akan digunakan dengan mesin yang berbeda, penggandaan menggunakan CD-ROM, tape, flash disk, atau distribusi dengan jaringan sangat diperlukan.
b. Tahap distribusi juga merupakan tahap evaluasi terhadap suatu produk multimedia, diharapkan akan dapat dikembangkan sistem multimedia yang lebih baik di kemudian hari.

Baca juga Buku Panduan Implementasi Pembelajaran Berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematic)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

8 comments

comments
Anonim
7 Februari 2021 pukul 04.10 delete

Banyak banget yaa��

Reply
avatar
Anonim
22 Februari 2022 pukul 19.32 delete

Kampreettttt tugas panjang bangetttttt

Reply
avatar
Anonim
22 Februari 2022 pukul 19.33 delete Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
avatar
18 September 2022 pukul 01.18 delete

maaf adakah materi pkwu smk kelas xii dalam bentuk format pdf/word?

Reply
avatar