Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan BAB 7 Menganalisis Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa

https://smkindonesia1.blogspot.com
Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan BAB 7 Menganalisis Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa

BAB 7 MENGANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

KOMPETENSI INTI
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan factual, konseptual, operasioanl lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas sepsifik secara mandiri.

KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis biaya produksi prototype produk barang/jasa
4.7 menghitung biaya produksi prototype produk barang/jasa
 
A. Pengetahuan Umum Biaya Produksi
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang, maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh wirausahawan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang produk kreatif bangunan tersebut.

1. Unsur-Unsur Biaya Produksi
Menurut objek pengeluarannya, biaya produksi dapat dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut.
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk jadi dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung yang merupakan bagian integral dari produk tertentu. Selain itu, biaya bahan baku adalah harga yang terdiri atas semua bahan yang dikerjakan di dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.
Melihat pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa biaya bahan baku adalah semua biaya yang terjadi untuk bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah di mana biaya bahan baku ini tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja, tetapi di tambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam kedaan siap untuk diolah.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung oleh seorang wirausaha, biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh pengusaha kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan oleh produk tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung dapa diidentifikasikan dengan produktif unit tertentu dari barang jadi. Anggaran tenaga kerja langsung ini harus menunjukkan jam tenaga kerja langsung yang direncanakan.
c. Biaya Overhead
Biaya Overhead merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi seluruh kegiatan usaha dalam proses pencapaian tujuan. Biaya Overhead terdiri atas biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan semua jenis biaya tidak langsung, dan semua jenis biaya pabrik seperti pajak, asuransi, penyusutan, barang persediaan, perbaikan dan pemeliharaan. Biaya Overhead adalah biaya produksi total yang tidak dapat langsung diidentifikasikan pada produk atau pekerjaan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Biaya Overhead merupakan seluruh biaya yang terjadi, kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, baik berupa biaya variable maupun tetap.
Dalam penyusunan anggaran biaya produksi, perlu diperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam anggaran biaya produksi agar dalam realisasinya dapat berjalan dengan mudah kea rah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam jangka waktu yang dianggarkan.
d. Biaya Eksplisit
Biaya Eksplisit adalah sejumlah pengeluaran untuk mendapatkan factor-faktor produksi dan input lainnya yang dibayarkan menggunakan uang.
e. Biaya Inplisit
Biaya Inplisit merupakan biaya yang tidak secara langsung terlihat contohnya biaya penyusutan barang modal.

2. Jenis-Jenis Biaya Berdasarkan Jangka Waktunya
Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.

a. Jangka Waktu Pendek
Biaya jangka pendek adalah jangka waktu di mana sebagian factor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.

1) Biaya Total (Total Cost/ TC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu usaha yang terdiri atas biaya variable dan biaya tetap.
Rumus: TC= TVC + TFC

2) Biaya Variable Total (Total Variabel Cost/ TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan usaha dalam factor produksi dan bersifat variable atau dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan.
Makin banyak produk yang dihasilkan, makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.
Contoh : Biaya bahan baku, upah tenaga kerja, bahan bakar, dan lain sebagainya.
Rumus: TVC= TC-TFC

3) Biaya Tetap (Total Fixed Cost/ TFC)
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.
Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan, biaya penyusutan, dan lain-lain.
Rumus: TFC= TC-TVC

4) Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost/ ATC)
Biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).
Rumus: ATC=TC/Q
Q = jumlah Output yang dihasilkan
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ATC = AVC+AFC

5) Biaya Variabel rata-rata (Average Variable Cost/ AVC)
Biaya variable total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).
Rumus : AVC = TVC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: AVC=ATC-AFC

6) Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya tetap (TFC ) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu bagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).
Rumus : AFC= TFC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: AFC=ATC-AVC

7) Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.

b. Jangka Waktu Panjang
Biaya jangkau waktu panjang merupakan segala factor produksi yang masih dapat berubah-ubah.
Berikut ini dijabarkan jenis-jenis biaya waktu panjang.

1. Biaya Marginal jangka panjang
Biaya marginal jangka panjang ambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit. Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable.
Rumus : LMC = ∆LTC/∆Q dengan LMC = Biaya marginal jangka panjang (Long Run Marginal Cost)
∆LTC= Perubahan Biaya Total Jangka Panjang
∆Q= Perubahan Output

2. Biaya Rata-rata
Biaya total dibagi Jumlah Output. Jadi, rumusnya adalah : LRAC=LTC/Q dengan LRAC = Biaya Rata-rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost) dan Q = Jumlah output.

3. Jenis-Jenis Biaya Produksi jika Dilihat dari Volume Kegiatannya
Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh mengenai hubungan antara terjadinya biaya dan kegiatan bisnis. Telaah dan analisis yang cermat, yang memengaruhi kegiatan bisnis terhadap biaya umumnya akan menghasilkan penggolongan setiap jenis pengeluaran ke dalam biaya tetap, variable, atau semi variable.
Berikut ini dijabarkan jenis-jenis biaya produksi bila dilihat dari volume kegiatannya.

a. Biaya Tetap
Dalam kaitannya dengan ranah ekonomi, biaya tetap adalah beban biaya yang tidak tergantung atas volume produksi yang dihasilkan oleh suatu usaha. Biaya tetap biasanya dipengaruhi oleh waktu, seperti gaji karyawan atau sewa gedung. Biaya tetap juga bisa disebut dengan biaya tambahan. Biaya tetap berbeda dengan biaya variable, karena biaya variable lebih tergantung pada volume produksi suatu perusahaan.
Biaya tetap sendiri didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Biaya tetap bukanlah biaya yang bersifat permanen biaya tersebut bisa berubah-ubah seiring waktu. Namun, mereka tidak bisa di ubah oleh volume produksi yang dihasilkan oleh suatu produk kreatif bangunan.
Jika manajemen mengharapkan permintaan atas produk kreatif bangunan meningkat akan meningkat sampai melebihi kapasitas dari fasilitas produksi saat ini, maka manajemen harus mengupayakan tambahan bahan dan peralatan, dan mungkin tenaga kerja. Akibatnya, wirausaha produk kreatif bangunan akan mengalami peningkatan biaya tetap untuk jenis pengeluaran tertentu harus digolongkan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang kegiatan yang terbatas. Rentang kegiatan yang terbatas ini disebut rentang uang relevan. Total biaya tetap akan berubah di luar rentang kegiatan yang relevan.

b. Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan volume barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu usaha produk kreatif bangunan. Biaya variable adalah sejumlah seluruh biaya marginal. Biaya variable juga bisa disebut dengan biaya normal. Bersama dengan biaya tetap, biaya varibel adalah komponen dalam membentuk biaya keseluruhan. Tidak semua biaya variable termasuk ke dalam biaya langsung. Biaya variable juga bisa disebut dengan biaya unit karena setiap unit produksi memiliki biaya yang berbeda-beda.
Jumlah biaya variable dapat mempengaruhi banyak factor, di antaranya, biaya tetap, lamanya suatu proyek yang dilakukan usaha produk kreatif bangunan, ketidakpastian, dan rentang potongan harga atas suatu produk. Agar bisa menghitung pengaruh atas biaya variable.

1) Jenis-jenis Biaya Variable
Jenis biaya variable dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Biaya variable total atau Total Variable Cost (TVC)
Biaya variable total merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkan selama masa produksi output dalam jumlah tertentu untuk memperoleh factor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Dimisalkan bahwa factor produksi yang dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakan memperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000. bahan-bahan mentah merupakan variable yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi. Makin tinggi produksi, makin banyak bahan mentah yang diperlukan. Oleh sebab itu, biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.

b. Biaya Varible Rata-Rata/ Average Variable Cost (AVC)
Biaya variabel rata-rata merupakan nilai biaya yang diperoleh dari perhitungan biaya variable dibagi dengan jumlah produksi. Dalam praktiknya, hubungan antara kegiatan produksi dan biaya variable yang ditimbulkannya biasanya dianggap seakan-akan bersifat linear. Total biaya variable dianggap meningkat dalam jumlah yang konstan untuk peningkatan setiap unit kegiatan.
Namun, hubungan yang sebenarnya sangat jarang bersifat, linear secara sempurna pada seluruh tentang relevan yang memungkinkan. Misalnya, pada saat volume kegiatan meningkat sampai ke tingkat tertentu, barangkali manajemen akan menambah mesin produksi yang baru. Akibatnya, biaya kegiatan per unit akan berbeda-beda pada berbagai tingkat kegiatan. Per unit akan berbeda-beda pada berbagai tingkat kegiatan. Meskipun demikian, dalam rentang relevan tertentu, hubungan antara kegiatan dan biaya variabelnya kurang lebih bersifat linear.

2) Karakteristik Biaya Variable.
Biaya variable memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut:
a) Jumlahnya bisa berbeda-beda, tergantung dari volume produksi di dalam suatu usaha produk kreatif bangunan.
b) Biaya variable biasanya bersifat konstan jika dibandingkan dengan volume produksi suatu usaha produk kreatif bangunan.
c) Biaya variable adalah biaya yang mudah dilacak
d) Setiap manajer bisa membuat siasat dalam mengontrol besar kecilnya Biaya variable.

c. Biaya Semi Variable
Biaya semi variable, atau biaya campuran adalah biaya yang merupakan campuran dari biaya tetap dan biaya variable. Biaya semi variable bersifat tetap dalam tingkatan produksi atau konsumen tertentu, namun berubah menjadi biaya variable ketika tingkat konsumsi atau produksi melebihi standard yang ditentukan.
Dalam analisis biaya semi variable, biaya semi variable yang memiliki biaya tetap rendah akan lebih diminati oleh pengusaha produk kreatif bangunan, karena biaya semi variable yang memiliki biaya tetap rendah akan memiliki titik impas yang rendah pula.
Contoh dari biaya semi variable adalah lembur produksi. Mengapa demikian, karena gaji karyawan adalah biaya tetap yang digabung dengan biaya variable, jika penggunaan internet melebihi standar yang ditentukan, karena akan terdapat biaya tambahan atas penggunaan yang melampaui batas yang ditentukan.
Kendaraan juga dapat termasuk ke dalam biaya semi variable . kendaraan memiliki biaya tetap seperti asuransi dan penyusutan. Namun, beban seperti bahan bakar dan perawatan kendaraan bisa termasuk ke dalam biaya variable.
Agar lebih mudah dalam menganalisis biaya semi variable, kita harus memisahkan antara biaya tetap dan biaya variable. Berikut adalah metode-metode dalam pemisahan antara biaya tetap dengan biaya campuran.

1) Metode Engineer (Engineering method)
Metode Engineer adalah suatu metode pemisahan biaya campuran, yang digunakan bila analisis biaya tidak mempunyai pengalaman di masa lalu. Metode ini diterapkan untuk pemisahan biaya pertama kali, misalnya untuk usaha produk kreatif baru atau untuk jenis biaya baru. Metode ini dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.

a) Metode Penghentian Kegiatan (Stand By Method)
Metode pemisahan biaya dengan menghentikan kegiatan operasi secara total dan penghentian ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dengan metode penghentian kegiatan, maka seluruh kegiatan operasi akan dihentikan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, dan pada saat operasi dihentikan akan bisa diketahui berapa biaya masih harus dikeluarkan walaupun kegiatan tidak ada. Secara umum, metode ini bisa dipisahkan dengan prosedur sebagai berikut.
1) Seorang wirausaha menghentikan kegiatannya dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan.
2) Pada waktu tidak ada kegiatan dihitung biaya-biaya yang masih tetap dibayar dan jumlah ini diketahui sebagai biaya tetap.
3) Saat berjalan kembali kegiatan usaha produk kreatif bangunan akan dihitung jumlah totalnya.’
4) Biaya total dalam butir tiga dikurangi biaya tetap merupakan biaya varibel.

b) Metode Gerak dan Waktu (time and motion study method)
Metode ini merupakan metode yang bisa digunakan ahli teknik, analisis biaya akan mengadakan beberapa percobaan setiap unsur kegiatan dan dilakukan dalam beberapa waktu tertentu.

2) Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)
Metode ini mempunyai cara dalam pemisahan biaya variable dan biaya tetap sebagai berikut.
a) Seorang wirausaha memilih kapasitas tertinggi dan kapasitas terendah dari kegiatan operasinya.
b) Menghubungkan biaya pada saat kapasitasnya tertinggi biaya kapasitas rendah.
c) Menghitung biaya variable per unit kapasitas dengan rumus:

Notasi:
BT = Biaya pada kapasitas tertinggi
BR = Biaya pada kapasitas terendah
KT = Kapasitas Tertinggi
KR = Kapasitas Terendah
BVU = Biaya Variabel per unit.
Menghitung biaya tetap total dengan rumus :

Notasi:
BTT = Biaya Tetap Total
BT = Biaya pada kapasitas tinggi
KT = Kapasitas Tertinggi
BVU = Biaya Variabel per unit
 
B. Menggambar Biaya Produksi
Baiklah sekarang kita akan membahas mengenai kurva biaya produksi simak dengan saksama supaya memahaminya.
1. Memahami Gambar Kurva Biaya Produksi

Pada gambar di atas menunjukan cara menggambar biaya produksi dilakukan dengan Metode Statistik.
Dalam Metode Statistik, Biaya semi variable dipecah menjadi biaya variable dan biaya tetap dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yaitu:
Trend garis variable diperoleh dengan menarik garis trend yang melalui Biaya semi variable pada berbagai tingkat aktivitas.

Rumus kurva biaya produksi:

Baca Juga:
Pergeseran pada kurva biaya produksi ditentukan oleh dua factor, yakni sebagai berikut.
1) Teknologi itu sendiri
Esensinya, perubahan teknologi akan berpengaruh terhadap produktivitas dan sekaligus biaya. Perubahan teknologi yang menyebabkan meningkatkan produktivitas; menyebabkan turunnya average dan marginal product atau pergeseran ke atas kurva MP dan AP dan sekaligus pergeseran ke bawah MC dan AC. Jika perubahan teknologi menyebabkan pergesaran input kepada modal, maka FC meningkat dan VC menurun. Pada kasus ini ATC meningkat pada awalnya dan makin menurun pada tingkat output yang lebih tinggi.
2) Harga input/ biaya produksi
Peningkatan biaya input akan menggeser ke atas kurva- kurva
Biaya. Meningkatnya Fixed Cost menggeser ke atas kurva total cost (TC). Dan average total cost (ATC) tetapi tidak untuk kurva marginal cost (MC). Bila peningkatan terjadi pada variable cost semua kurva termasuk marginal cost (MC) akan bergeser ke atas.

2. Skala Ekonomis dan Tidak Ekonomis
Dalam periode produksi jangka panjang ada kecendrungan bahwa pada tingkat permulaan dengan makin diperluasnya skala usaha akan meningkatkan efisiensi usaha, tetapi mulai titik tertentu perluasan usaha yang lebih lanjut akan berakibat makin menurunnya efisiensi usaha secara keseluruhan . skala usaha di mana tingkat efisiensi usaha produk kreatif bangunan mencapai nilai tertinggi disebut dengan skala usaha yang optimal (optimum scale of plant). Skala usaha yang optimal secara grafis terlihat pada saat kurva biaya total per satu unit output jangka panjang (LRAC) mencapai nilai minimum. Jumlah output dimana LRAC mencapai nilai minimum disebut tingkat output optimal (optimum rate of output).

a) Skala Ekonomis
Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomis apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi makin rendah. Produksi yang makin tinggi menyebabkan usaha produk kreatif bangunan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan produksi bertambah efisien. Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva yang makin menurun apabila produksi bertambah.
Beberapa factor penting yang menimbulkan skala ekonomi sebagai berikut.
1) Spesialisasi factor-faktor Produksi
2) Penghargaan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain
3) Memungkinkan produk sampingan (by-products) diproduksi
4) Mendorong perkembangan usaha lain
5) Penggunaan intensif personil dengan keahlian yang lebih banyak dan penggunaan modal yang lebih banyak.

b) Skala Tidak Ekonomis
Skala tidak ekonomis terjadi ketika ukuran usaha berlebihan. Wirausahawan memang bisa mengingatkan ukurannya untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomis, tetapi keuntungan menghilang ketika usahanya mencapai ukuran tertentu. Skala tidak ekonomi termasuk jangka panjang dan secara jelas harus dibedakan dari pendapatan yang makin berkurang yang timbul dalam jangka pendek.
Beberapa kemungkinan penyebab skala tidak ekonomis sebagai berikut.
1) Kesukaran pengendalian dan pengawasan
2) Pembuatan keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran administrasi
3) Kekurangan motivasi karyawan.
Perubahan dalam permintaan memiliki dampak yang berbeda jik memiliki dampak yang berbeda pula. Pada jangka pendek, peningkatan permintaan meningkatkan harga dan membawa keuntungan, sementara turunnya permintaan akan menurunkan harga dan membawa kerugian. Namun jika usaha produk kreatif bangunan dapat masuk atau keluar pasar dengan mudah, maka dalam jangka panjang jumlah usaha akan selalu berubah hingga tercapai keseimbangan utama ada keuntungan di pasar tersebut.

C. Analisis Biaya Produksi dalam Dunia Produk Kreatif Bangunan.
Dalam bagian ini, kita akan membahas analisi biaya produksi dalam pembuatan produk kreatif bangunan. Biaya pembuatan tersebut nantinya akan menjadi biaya produksi. Biaya yang harus dihitung dalam produksi produk fungsional adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Berikut ini beberapa biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan produk fungsional.

1) Alat Kerja
Pada bidang usaha produk kreatif bangunan, dibutuhkan alat kerja untuk membuat berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat dalam rancang bangun bersetetika tinggi.

2) Tenaga Kerja
Biaya produksi juga termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai keterampilan yang dimiliki pekerja. Biaya produksi ini akan menentukan harga jual produk. Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi.
Untuk lebih memahami kasus tersebut, maka kita bisa melihat salah satu contoh analisis biaya produksi kreatif, yaitu analisis produksi gypsum baik pembuatan produk sampai jasa pemasangannya, ditunjukkan berikut ini.

a. Memahami Konsumen
Peminat gypsum rata-rata adalah masyarakat menengah ke atas yang senang dengan desain interior rumah yang unik. Biasanya untuk mempermanis dinding rumah mereka,bagian sudut antara plafond an dinding ditutup dengan lis profil yang berbahan gypsum. Begitu juga di sisi yang lain, dimana profil dimanfaatkan sebagai garis pemisah di dinding.

b. Proses Produksi
Bisnis gypsum sendiri merupakan sector industri tangga yang masih berskala kecil, dilihat dari jumlah hasil dan bahan yang dipergunakan. Pengelolaan usaha ini tidaklah serumit di perusahaan besar, tetapi menggunakan cara-cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh pemiliknya.
Pada proses pembuatan gypsum, bahan utama yang digunakan adalah bubuk gypsum. Sebagai campurannya adalah serat fiber.

Dalam pembuatan produk desain interior rumah berbahan gypsum ini, sebelum memasuki proses cetak terlebih dahulu dibuat cetakan dengan berbagai model yang sesuai dengan permintaan pasar. Dilanjutkan dengan pembuatan adonan untuk pembuatan 1 buah profil, 1 gayung air dicampur dengan ½ kg bubuk gypsum dan diaduk. Sebelum adonan dimasukkan serat-serat fiber untuk memperkuat adonan. Selain itu, ditutup lagi dengan adonan yang tersisa, kemudian cetakan ditutup hingga kondisinya sedikit mengeras. Bahan tercetak dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan selama 2-3 hari. Begitu pula dengan cetakan plafon.

3) Pemasaran
Pemasaran gypsum dapat dilakukan kerjasama dengan beberapa kontraktor yang bisa membuatkan pesanan rumah maupun bangunan. Anda dapa juga menyediakan jasa pembuatan gypsum untuk para kontraktor. Selain itu untuk memperluas usaha Anda bisa juga memasarkan melalui iklan di media cetak, media elektronik maupun media online yang menyediakan kolom iklan usaha.

Untuk lebih jelasnya lagi silahkan unduh Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan BAB 7 Menganalisis Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa 👉 disini

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

4 comments

comments
13 Desember 2019 pukul 21.20 delete

Mohon direview artikel Menghitung tarif mesin per jam apakah cara memasukan biaya tenaga kerja tidak langsung sudah benar?

Reply
avatar
30 Mei 2020 pukul 23.39 delete

Assalamualaikum kak..
Ijin. Bertanya produk kreatif dab kewirausahaan untuk smk kelas xi semester 2 gak ya jurusan pertanian

Reply
avatar