Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 8 Proses Kerja Dan Pengujian Prototype |
BAB 8 PROSES KERJA DAN PENGUJIAN PROTOTYPE
KOMPETENSI INTI
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan factual, konseptual, operasioanl lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas sepsifik secara mandiri.
KOMPETENSI DASAR
3.8 Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
4.8 Membuat prototype produk barang/jasa
3.9 menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa
4.9 Menguji prototype produk barang/jasa
A. Pembuatan Prototype Produk Kreatif Gypsum dan Pilar Bangunan
Baiklah sekarang kita akan membahas mengenai langkah-langkah pembuatan prototype produk bangunan berupa gypsum dan pilar bangunan, simak dengan saksama supaya anda bisa membuatnya.
1. Pembuatan Prototype Gypsum
Cara-cara membuat Prototype Gypsum dijabarkan sebagai berikut ini.
a. Alat Pembuatan Gypsum
Supaya bisa membuat Prototype Gypsum maka tentu harus menggunakan beberapa alat, di antaranya sebagai berikut.
1) Ember atau alat sejenisnya.
Saat pembuatan Prototype Gypsum ember dipakai sebagai tempat untuk mengaduk casting dengan air. Jika ember tidak ada maka bisa menggunakan alat lain yang sejenis, yang penting bisa dipakai sebagai tempat mengaduk.
2) Kuas
Kuas juga dibutuhkan dalam membuat gypsum, kuas ini digunakan untul meratakan minyak pada sebuah cetakan. Perlu anda pahami bahwa jenis kuas yang baik, yaitu yang ujung bulunya bercabang dua atau bercabang tida. Pada dasarnya kuas yang memiliki bulu bercabang memiliki kemampuan daya serap yang tinggi pada minyak sehingga pemakaiannya bisa lebih lama dan tidak harus sering mencelupkan pada minyak.
3) Timbangan
Timbangan dipakai sebagai alat mengukur jumlah casting yang akan di gunakan untuk mencetak gypsum.
4) Gelas ukur
Kegunaannya yaitu sebagai alat untuk menakar air yang akan dipakai untuk mencetak gypsum.
5) Sarung tangan karet
Supaya saat membuat gypsum amat tidak terkena efek zat kimia dalam campuran gypsum maka hendaknya memakai sarung tangan karet. Sarung tangan karet ini fungsinya untuk melindungi tangan pada saat mengaduk bahan pembuatan gypsum.
6) Sekop
Saat membuat gypsum sekop di pakai sebagai alat pengaduk pada saat pencampuran antara casting dengan air, supaya hasilnya merata.
7) Rakel
Rakel berfungsi untuk meratakan larutan casting pada sebuah sisi cetakan.
8) Cetakan
Untuk membuat Prototype gypsum, dan perbuatan secara massal nantinya memerlukan sebuah cetakan. Cetakan gypsum bermacam-macam yang ada bentuknya oval dengan berbagai macam ornament, bulat/lingkungan, dan “profil”.
b. Bahan Pembuatan Gypsum
Dalam pembuatan Prototype gypsum ini ada beberapa bahan yang harus dipersiapkan, sebagai berikut.
1) Casting
Casting yaitu salah satu bahan pembuat gypsum yang memiliki bentuk seperti bubuk lembut dengan warna putih. Casting yang baik adalah casting dengan bentuk bubuk yang makin lembut dan dengan warna yang makin putih.
2) Roving
Roving yaitu salah satu bahan pembuatan gypsum yang dipakai sebagai bahan penguat pada waktu pencetakan. Roving
Bentuknya seperti serabut yang sudah tertata rapi sehingga nantinya jika ingin digunakan tinggal memotongnya sesuai ukuran dengan yang diinginkan.
3) Air
Air juga merupakan salah satu bahan dalam pembuatan gypsum, yaitu digunakan sebagai bahan untuk mencampur casting. Air yang digunakan harus air tawar tidak boleh air asin/air laut. Karena air yang mengandung kadar garam yang tinggi menyebabkan gypsum tidak tahan lama atau mudah pecah.
4) Minyak
Minyak yang digunakan dalam pembuatan gypsum bisa dibuat dengan menggunakan bahan lemak dari binatang lembu atau kerbau yang dipanaskan atau dimasak sekitar 5 menit sampai lemak itu mencair kemudian campurkan dengan solar dengan perbandingan 2 : 1, kemudian dimasak lagi sekitar 5 menit sambil di aduk agar kedua cairan itu menyatu sehingga menjadi sebuah minyak yang sudah siap digunakan. Dengan penggunaan minyak yang dibuat dari bahan lemak sapi akan menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan, yaitu tetap akan berwana putih dan bersih tidak bercampur dengan warna minyak.
5) Tali
Saat pembuatan gypsum tali dipakai sebagai pengait gypsum untuk digantungkan setelah dilepas dari cetakan untuk itu tali yang dipilih harus kuat, bisa tali raffia atau sejenisnya.
c. Proses Pembuatan
Pembuatan Prototype gypsum harus dibuat secara bertahap secara runtut dan benar supaya dapat menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan serta kualitas baik dan bagus. Tahap-tahap proses pembuatan gypsum sebagai berikut.
1) Pengadukan bahan gypsum
Dalam pembuatan Prototype gypsum, untuk langkah pertama diawali dengan pengadukan bahan gypsum. Adapun bahan yang digunakan untuk proses pengadukan, yaitu casting dan air tawar.
Sementara itu, alat yang dipersiapkan sebagai berikut.
a. Timbangan
b. Gelas ukur
c. Ember
d. Sekop
Proses tahap pengadukan bahan gypsum ini dilaksanakan sebagai berikut.
a. Persipakan sebuah cetakan gypsum yang akan dipakai membuat gypsum dalam kedaan bersih dan kering.
b. Lalu cetakan diolesi minyal yang telah dibuat agar gypsum tidak melekat dan mudah dilepaskan dari cetakan.
c. Persiapan bahan dengan cara menimbang casting dan menakar air yang akan dipergunakan sesuai dengan bentuk ukuran gypsum, dengan perbandingan 1 : 2, artinya jika kita menggunakan casting 2 kg maka untuk airnya 1 liter.
d. Selanjutnya masukkan casting yang sudah ditakar ke dalam ember, setelah itu baru diberikan air. Tunggu 5 menit, supaya kekentalan air merata.
e. Lalu setelah 5 menit baru kita aduk dengan menggunakan sekop sampai benar-benar rata.
2) Penuangan bahan Gypsum ke dalam cetakan
Proses penuangan bahan gypsum ke dalam cetakan ini dilaksanakan dengan cara berikut ini:
a. Langkah awal persiapkan dulu cetakan pada tempat yang datar supaya nantinya adonan yang dituangkan betul-betul merata.
b. Kemudian lakukan penuangan adonan ke dalam cetakan gypsum secara pelan-pelan hingga merata dengan ketinggian kurang lebih 1 cm dari tepi cetakan, jadi tidak semua adonan tadi kita tuangkan ke dalam cetakan.
3) Pemasangan Roving
Proses pemasangan Roving ini dilaksanakan dengan cara berikut ini.
a. Lakukan pemotongan Roving kira-kira 25 cm yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran cetakan dua tali.
b. Selanjutnya ambil roving yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran kemudian kita letakkan roving tersebut ke dalam cetakan.
c. Tebarkan roving ke dalam cetakan yang sudah diisi adonan secara merata.
d. Rapikan tepi cetakan dari roving yang mungkin menjuntai keluar dengan memakai rakel
e. Khusus untuk salah satu ujung sisi, kita sisakan roving yang tadi untuk mengaitkan tali penggantungnya. Jadi, tidak semua tepi cetakan kita rapikan dari roving
f. Selanjutnya sisa roving kita gulung sekali kea rah dalam cetakan sehingga membuat tali tadi menjadi melingkar
g. Kemudian tuangkan sisa adonan tadi ke dalam cetakan gypsum sampai penuh.
h. Keringkan sampai kurang lebih 30 menit.
4) Pelepasana Gypsum dari Cetakan
Langkah melepas gypsum dari cetakan dengan langkah sebagai berikut.
a. Setelah kurang lebih 30 menit, maka gypsum pastinya kering dan siap untuk dilepas dari cetakan. Sedangkan cara pelepasan gypsum sendiri di bagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Cetakan model lurus (lis profil)
Untuk cetakan model lurus pelepasan dimulai dari salah satu ujung dengan membukanya secara perlahan-lahan, kemudian kita gerakan telapak tangan kita hingga ujung yang satunya lagi, sampai semua gypsum terlepas.
2) Cetakan oval/melingkar (Panel gypsum)
Yaitu dengan cara diketukkan pelan-pelan dan hati-hati secara menyeluruh ke semua bagian cetakan sampai gypsum terlepas. Setelah gypsum terlepas, gantungkan untuk menambah kekeringannya.
2. Pembuatan Prototype Pilar
Banyak cara membuat prototype pilar bangunan semua tergantung ide dan inspirasi masing-masing wirausaha dan desainernya. Berikut ini disajikan salah satu cara membuat cetakan pilar bangunan, khususnya untuk rumah.
a. Alat dan Bahan
Pertama-tama bahan yang disiapkan sebagai berikut.
1) Semen
2) Pasir yang sudah diayak halus
3) Besi ukuran 5 mili untuk rangka samping
4) Air
Sementara itu, alat tukang bangunan yang dibutuhkan utnuk membuat pilar bangunan, sebagai berikut.
1) Cetok
2) Benang
3) Meteran
4) Sampel/ contoh tiang yang ingin dibuat cetakannya
b. Prosedur Pembuatan cetakan
Adapun proses pembuatan cetakan pilar bangunan sebagai berikut.
1) Sampel atau contoh tiang dibagi menjadi dua sama persis
2) Kemudian kubur dalam tanah yang rata setengah bagiannya
3) Lalu lumuri dengan oli bagian yang di atas tanah
4) Kemudian lumurilah memakai semen acian hingga rata ke seluruh bagian yang di atas tanah.
5) Selanjutnya, lakukan memplaster dengan campuran semen dan pasir dan ditambahkan kawat di bagian samping (disarankan adonannya lebih banyak semen agar lebih keras)
6) Tunggu hingga kering lalu angkat dari tanah atau minimal dua minggu
7) Cetakan sudah siap dipakai
c. Prosedur membuat pilar
Setelah cetakan selesai maka langkah selanjutnya mebuat pilar bangunan tersebut.
1) Buatlah adukan semen dan pasir halus
2) Siapkan cetakan pilar bangunan tersebut, lalu lumurilah cetakan dengan minyak bisa memakai oli agar adukan tidak melekat dengan cetakan.
3) Tuang adukan pada cetakan pilar bangunan tersebut
4) Selanjutnya, hasil cetakan di jadikan satu sehingga pilar bangunan menjadi satu bagian utuh, yang direkatkan memakai semen.
5) Lalu ampaslah pilar yang sudah jadi agar halus.
6) Selanjutnya, pilar sudah jadi protype sebagai sampel produk
Baca Juga :
- Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan BAB 7 Menganalisis Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa
- Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan BAB 6 Analisis Lembar Kerja Pembuatan Prototype Produk Kreatif Bangunan
- Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 5 Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa
- Materi Produk Kreatif Kewirausahaan Bab 4 Desain Produk Barang/Jasa
- Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan BAB 3 Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
- Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bab 2 Peluang Usaha Produk Barang/Jasa
- Materi Produk Kreatif Kewirausahaan Bab 1 Sikap dan Perilaku Wirausahawan
B. Pembuatan Prototype Produk Kreatif Loster dan Bata Ringan
Baiklah sekarang kita lanjutkan membahas mengenai langkah-langkah pembuatan prototype produk bangunan berupa loster dan bata ringan, simak dengan saksama supaya anda bisa membuatnya.
1. Pembuatan Prototype Loster (Angin-angin)
Loster bisa dibuat dari beton (campuran semen dan pasir halus) namun juga bisa di buat dari kayu. Namun saat ini masyarakat lebih suka memakai loster cetakan terbuat dari beton. Loster sendiri mempunyai berbagai bentuk dan desain, yang dikenal masyarakat saat ini adalah Loster padat dengan Loster berlubang. Namun letak perbedaannya hanya di cetakan saja.
a. Bahan Pembuatan Loster Cetakan
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memberi loster cetakan, sebagai berikut.
1) Pasir (ukuran halus sampai 5 mm)
2) Semen
3) Air
4) Kerikil kasar
b. Alat Pembantu Loster Cetakan
Berikut ini alat yang diperlukan untuk kegiatan membuat loster cetakan.
1) Ayakan pasir
2) Kotak adukan
3) Sendok semen
4) Sekop
5) Cangkul
6) Ember dan ember penyiraman
7) Plastik (untuk menjaga kelembapan)
8) Cetakan loster
c. Prosedur Pembuatan Loster
Langkah-langkah membuat loster cetakan sebagai berikut.
1) Ayak pasir pertama dengan ayakan pasir 1 cm2 untuk mendapatkan pasir halus.
2) Lakukan mengaduk beton, dengan memakai perbandingan adukannya yaitu 1 bagian semen bermutu baik + 2 bagian pasir sungai yang bersih + 3 bagian kerikil + air secukupnya.
3) Selanjutnya siapkan alat cetakan.
4) Masukan adonan beton ke dalam ember
5) Kemudian tempatkan bagian bawah cetakan ke tempat yang benar yaitu di tempat berlantai halus dan teduh.
6) Beri oli di bawah dan pada cetakan
7) Selanjutnya tuang adukan beton kedalam cetakan
8) Keringkan adukan cetakan loster, setelah selesai lepaskan loster dari cetakannya.
9) Maka jadilah loster tersebut.
2. Pembuatan Prototype Bata Ringan (Hebel)
Hebel atau bata memilki kekuatan yang berlipat ganda disbanding bata biasa. Secara umum, bata ringan bernama hebel ini memiliki berat jenis kering, yaitu 520 kg/m dan berat jenis normal sekitar 650 kg/m. sementara itu, daya kekuatan tekanan yang dimilikinya melebihi 4,0N/mm dengan kounduktifitas termis 0,14/mK- membuktikan bahan bangunan bernama hebel ini sangatlah kuat dinding sebuah bangunan. Berikut ini disajikan mengenai cara membuat prototype bata ringan.
a. Persiapan alat
Alat yang diperlukan untuk membuat bata ringan sebagai berikut.
1) Cetakan khusus bata ringan
2) Ember
3) Cetok
4) Cangkul
5) Sekop
6) Gerobak sorong angkong
b. Persiapan bahan
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bata ringan sebagai berikut.
1) Semen sebagai bahan pengikat
2) Pasir sebagai bahan pengisi
3) Fly Ash sebagai bahan pengisi
4) Kapur sebagai bahan pengisi
5) Air sebagai bahan pengecer
6) Pasta alumunium sebagai bahan pengembang
7) Prosedur pembuatan
Prosedur membuat prototype bata ringan diuraikan sebagai berikut.
1) Langkah pertama buatlah adukan hebel terlebih dahulu yang terdiri atas binder dan filter berupa campuran pasir, fly ash atau kapur. Jika anda menggunakan fly ash atau kapur atau campuran keduanya tanpa pasir, maka komposisi filter yang diijinkan yaitu 17% dari total adukan hebel.
2) Kemudian tuangkan air secukupnya ke dalam adukan hebel tadi untuk mengencerkannya. Mengenai jumlah air yang ditambahkan ke adukan hebel sebanyak 0,4-0,6 dari total semen yang digunakan.
3) Lakukan pengadukan bahan penyusunan sampai tercampur rata.
4) Lalu setelah adukan bata ringan selesai dibuat, selanjutnya adalah membentuknya dengan menggunakan cetakan khusus.
5) Lalu tuangkanlah pasta adukan hebel tersebut ke dalam cetakan, lalu ratakan seluruh permukaannya.
6) Supaya bisa mongering dan tercetak sempurna, biarkan cetakan ini selama kurang lebih sekitar 12 jam.
7) Lalu di keesokan harinya, bukalah cetakan bata ringan tersebut dengan hati-hati
8) Selanjutnya, pindahkan bata ringan yang masih mentah ini ke tempat pengeringan (curing area) yang terbuka.
9) Lalu pada hari ke-15, bata ringan ini bisa diletakkan di gudang penyimpanan.
C. Menguji Prototype Produk Kreatif Bangunan
Pengujian terhadap produk kreatif bangunan yang telah selesai dibuat merupakan sebuah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk kreatif bangunan yang dibuat sebelum meluncurkan ke pasar yang akan sedang membuat bangunan. Proses menguji prototype produk kreatif bangunan serta logo usaha ini biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.
Proses pengujian produk kreatif bangunan yang baru dan selesai dibuat adalah dengan cara berikut ini.
1. Pengujian Teknis
Pengujian teknis atau tehnical testing berupa sebuah cara menguji dari pembuatan prototype yang berupa logo dan produk berwujud pilar bangunan, loster, gypsum potongan, batu alam cetak cetak dan lain-lainnya sangat penting dilakukan. Cara pengujiannya khusus produk kreatif bangunan berupa barang bisa dilakukan dengan cara melihat produknya tersebut setelah dibuat apakah ada yang retak, dilihat seberapa kuat produk buatan tersebut. Dari pengujian ini dapat menghasilkan sejumlah informasi penting perkiraan usia produk, tingkat keusangan produk. Apabila diperiksa dan diuji terdapat potensi kerusakan yang memerlukan penggantian, dibuat jadwal penggantian yang tepat.
Berikut ini disajikan pengujian teknis produk kreatif bangunan yang dibuat tujuannya untuk mengetahui baik buruk dan mutu produk kreatif bangunan berupa barang seperti bata ringan, pilar, loster, gypsum, batu alam cetak. Di mana cara mengujinya sebagai berikut.
a. Uji Kekerasan
Uji Kekerasan produk kreatif bangunan dilakukan dengan menggoreskan kuku pada permukaan produk kreatif bangunan, yaitu bisa pada pilar, gypsum, bata ringan dan loster. Apabila goresan dengan kuku itu menimbulkan bekas goresan maka kekerasan produk kreatif bangunan yang anda buat berarti kurang baik.
b. Uji Serap Air
Pengujian ini dilakukan dengan cara produk kreatif bangunan diambil dalam keadaan kering mutlak. Selanjutnya, direndam dalam air sampai semua porinya terisi dengan air. produk kreatif bangunan dianggap baik jika penerapan airnya kurang 20%.
c. Uji Bentuk dan Ukuran
Cara menguji bentuk dan ukuran ini yang dilihat adalah hal berikut ini.
1. Kerataan
2. Keretakan
3. Kesikuan
4. Ketajaman
d. Uji Bunyi
Uji bunyi dilakukan dengan memegang produk kreatif bangunan, selanjutnya memukulnya dengan pukulan tidak terlalu keras. Produk kreatif yang baik akan mengeluarkan bunyi yang nyaring. Uji bunyi ini merupakan salah satu parameter kekeringan dari produk kreatif bangunan yang dibuat.
e. Uji Kandungan Garam
Uji Kandungan Garam dilakukan dengan cara merendam sebagian dari produk kreatif bangunan kedalam air, air akan terserap produk sampai ke bagian yang tidak direndam. Selama proses penyerapan air inilah garam-garam pada produk kreatif bangunan ini berupa bercak-bercak putih. produk kreatif bangunan dikatakan baik jika bercak-bercak putih yang menutup permukaan dari 50%.
2. Pengujian Preferensi dan Kepuasan
Pengujian jenis ini digunakan untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran produk kreatif bangunan. Pengujian ini juga dipakai untuk membuat tafsiran penjualan awal produk baru kreatif bangunan tersebut.
Cara dari pengujian ini adalah dengan cara surveid an wawancara terhada[ para pelanggan produk kreatif bangunan. Dari hasil survey ini akan diketahui kepuasaan pelanggan dari produk kreatif bangunan yang dibuat. Selain itu, juga mengetahui kelemahan produk yang dibuat. Nantinya dijadikan suatu cara untuk melakukan perbaikan ke depannya.
3. Pengujian Pasar
Pengujian pasar ini juga diperlu dilakukan untuk wirausaha produk kreatif dengan produksi agak besar. Caranya pihak wirausaha produk kreatif bangunan menawarkan sebuah produk kreatif bangunan untuk di jual di wilayah pasar tebatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar di mana produk itu nantinya akan di jual.
Dalam pengujian produk kreatif bangunan ini, wirausahawan akan berusaha mengestimasi empat variable, yakni product trial (percobaan produk), first repeat (pengulangan pembelian pertama), adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Tentunya seorang wirausaha produk kreatif bangunan menginginkan bahwa semua variabel-variabel tersebut menunjukkan tingkat yang tinggi.
3 comments
commentsTerimakasih atas materinya...
ReplyKhusus jurusan TKJ ada nggak pak?
Replyuntuk jurusan tata boga gak ada ya pak share dong
Reply